Notes

Dahulu, dia terkenal akan sebuah nama semasa sekolah: si pandai jenius. Selalu menerima predikat pemenang dalam setiap ajang. Dipuja oleh seluruh gadis, dielu-elukan oleh setiap kepala yang masuk ke dalam ruangan berbentuk kubus—biasa di sebut ruang kelas—kemudian dijadikan panutan bagi para berandalan, serta nama yang tidak pernah bergeser dari posisi pertama pada peringkat umum. Sayangnya itu hanya pada semasa sekolah.

Masuk pada masa kuliah, semuanya bagai telapak tangan yang dibalikkan. Kehidupannya berada di ambang-ambang situasi yang menyudutkan; dimana dia harus bertahan, atau malah membuang seluruh hidupnya di tempat sampah, bernama liang kubur. Dunianya seperti ditelan hidup-hidup oleh sejumlah binatang predator raksasa sejenis dinosaurus. Semuanya seperti berubah, menjadi seribu kali lebih buruk; setidaknya itu yang dikatakan para masyarakat. Hampir saja dia sungguh-sungguh untuk terjun dari lantai apartemennya. Sedikit lagi jika saja dia tidak menemukan satu buah titik terang yang benar-benar datang pada saat yang tepat.

Satu buah kejutan kecil, dimana dia bisa mengubah segalanya. Hanya dengan trik-trik kecil dan murah, akan tetapi jika dipoles sebaik mungkin, kemudian dijualkan ke masyarakat, tentu akan membuahkan sesuatu yang sangat digemari. Membuat siapa saja ternganga akibat kekagetan luar biasa. Bertanya-tanya, apakah kiranya Allard memiliki sesuatu hal yang di anggap tabu oleh masyarakat. Pada dasarnya, hanya mereka yang bodoh, yang akan mempercayai dan diperdaya oleh triknya. Sungguh di dunia ini tidak ada yang namanya trik.

Dan bersyukurlah dia, berkat seluruh hal yang telah dia geluti sejak kehidupannya menghancur pada masa kuliah, Allard lalu dipertemukan dengan sosok yang mencurinya sejak pertama kali: Naiara. Pada malam itu, suara keributan memancing instingnya untuk bekerja. Maka terbawalah tubuh Allard pada sebuah tempat, dan menemukan seorang gadis. Maka dia membawanya untuk bersembunyi, mengamankan diri dari kejaran massa. Sengaja, karena Allard tahu rasa dikejar-kejar itu.

Anggap saja dia tidak pernah menginjak dewasa. Seluruh kejadian kelam pada masa lalu, membuat Allard akhirnya menerima satu kelainan; bisa disebut sebagai pemecahan kepribadian. Dimana di dalam tubuh itu, bukan hanya ada Allard saja. Melainkan sosok lain, yang timbul akibat dampak traumatis dan rasa hendak memberontak. Tolak belakang dari sosok Allard yang senang menebar senyum kepada siapa saja, dan memendam semuanya sendirian. Sosok itu, Devon, lebih memilih tertutup, senang memberontak, dan bertindak dengan hal-hal di luar nalar. Uniknya, mereka cukup akur dalam berbicara. Anggap saja Allard adalah satu dari sedikit orang yang dapat melakukannya: berbicara dengan kepribadian yang lain, melalui perantara batiniah. Sehingga bukan hal sulit untuk berkompromi, meski pada dasarnya Devon memiliki sifat keras kepala akut yang tak terbantahkan.

Atas sebuah alasan pekerjaan, dia diharuskan untuk pergi ke salah satu kota. Beruntung karena tunangannya, gadis yang dia tolong malam itu, akan ikut. Jadi, bukan suatu keputusan yang buruk.