NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

LANJUTAN 2

[ Scotland, 2nd of May 1998 ]

Tempat apa ini? Kacau, penuh debu, api, batu, semuanya Ia lihat dengan sangat jelas. Tembok-tembok yang runtuh, kaca yang pecah menjadi butiran, dan masih banyak hal yang hancur. Sementara Ia tidak menyadari dimana sekarang kakinya menapak.

[ 24th of June 2015]

[ Hogwarts Castle, Scotland - 2nd of May 1998 at 5.55 PM ]

Seseorang berjubah hitam panjang sedang mendekati Theo dan lelaki tua yang memegang sebuah tongkat. Orang dibalik jubah itu sepertinya sangat Theo kenal, tetapi Ia seperti tak bisa berkata apapun ketika berhadapan langsung dengan orang tersebut. Orang itu menarik tangan Theo sekaligus berbicara seperti sedang meminta pertolongan.

“Tolong rapalkan mantra apapun untuknya, tolong sembuhkan Dia, Tuan.”

Pinta orang itu dengan sangat sopan kepada seorang yang bernama belakang Lee itu.

“Aku? Bukan .. Aku bukan tabib atau dok..”

Belum selesai Ia menjelaskan tiba-tiba saja gedung tempat Theo berdiri terguncang hebat, membuat orang didalamnya semakin panik, padahal mereka semua sedang terluka.

Lelaki tua yang tadi sempat ikut tertelan angin itu menghampiri Theo, Ia membisikkan sesuatu kepada pemuda 18 tahun itu. “Cepatlah rapalkan beberapa mantra padanya, Tuan. Atau sebentar lagi gedung ini akan semakin hancur.”

Ucap lelaki tua dengan sebuah wand yang masih saja Ia pegang.

Theo masih lama berpikir, pada akhirnya mau tidak mau Ia harus melakukan hal itu. Ia merapalkan beberapa mantra healing untuk menyembuhkan seseorang yang sedang sekarat. Tak hanya itu, beberapa orang lainnya juga Ia sembuhkan.Sementara guncangan yang tadi terasa kuat, sekarang sudah menghilang. Kemana perginya? Entahlah.

Semua orang sibuk membersihkan darah-darah yang mengguyur beberapa diantara mereka, Theo terduduk disalah satu batuan dinding yang sudah hancur, memikirkan sesuatu. “Sebenarnya Aku masih tidak mengerti, kenapa Aku bisa ada disini dan melihat semua ini?”

Lelaki tua itu menggeleng pelan, sepertinya Ia juga tak tahu mengapa. Namun, bagaimana bisa Ia tak bingung atau gundah padahal kan ini bukan daerah yang Ia kenali? Dari arah pintu masuk gedung terlihat rombongan orang dengan jubah hitam panjang hingga menyapu tanah, wand yang mereka pegang bersiap seakan-akan menghadapi sosok musuh. Salah satu orang yang terlihat seperti 'pemimpin' mereka berdiri ditengah, mengayunkan wand panjang miliknya ke arah Theo dan lelaki tua itu. Kaget, harus mengindar, harus melawan tetapi bingung sebenarnya mengapa Ia mendapat serangan secara mendadak seperti itu? Bahkan Ia tak mengenali orang yang menyerangnya.

Tanpa basa-basi lagi lelaki tua yang tadinya hanya bisa diam memegang tongkat, Ia mengayunkan tongkatnya ke arah gerombolan orang yang sepertinya juga akan menyerang mengikuti pemimpinnya. Perang ini, seperti apa ya .. Entahlah, Ia masih belum bisa sadar sepenuhnya sekarang Ia berada dimana. Sampai ada salah satu anak yang membantu menyerang gerombolan orang berjubah hitam itu dari ujung gedung, membuat mereka semua terkapar diatas tanah, begitu pula pemimpinnya. Tidak diketahui siapa anak tersebut, Theo menyipitkan matanya lagi-lagi untuk memperjelas pandangannya. Tetapi nihil, Ia tak berhasil mengetahui siapa anak itu.

“Cepatlah Tuan, kita harus segera meninggalkan tempat ini.”

Lelaki tua itu menarik tangan Theo- dan berlari ke arah ujung gedung yang .. Jurang? Mereka berlari ke arah jurang mematikan itu. Tongkat Elder yang tadinya dipegang oleh seorang lelaki tua itu, kini Ia buang ke dalam jurang, tak hanya itu bahkan mereka berdua melompat kedalam jurang. Melompat? “T-tunggu kita akan melompat? Tapi ini kan..”

Tak sempat menyelesaikan perkataannya, lelaki tua itu sudah menarik tangan Theo hingga mereka tertelan oleh gelapnya jurang. Aneh, sama sekali tidak ada rasa sakit bahkan ketika batu jatuh diatas kepalanya.

Thursday, 25th of June 2015

[ Unknown Places - 2.33 PM ]

Desiran angin yang menerpa belakang leher pemuda berumur 18 tahun itu sangat terasa, seperti tersentuh oleh tangan seseorang, namun kenyataannya hanya angin.

Dimana sekarang? Tempat apa ini? Begitu banyak para muggle berkeliaran sembari membawa buku dan tas punggung yang menempel dipunggung mereka. Theo menatapnya dengan aneh, bingung dan bahkan seperti tak punya pandangan terhadap tempat yang sedang Ia singgahi untuk yang kesekian kalinya. Ada yang aneh? Tentu saja banyak tidak hanya tempatnya, bahkan sekarang Ia merasa aneh sendiri. Memperhatikan ke arah sekitar, menengok ke arah kanan kiri seperti sedang kehilangan sesuatu. Dan pada akhirnya, sebuah jarum jam besar yang melekat diatas sebuah menara berbunyi, menandakan bahwa kedua jarum pendek dan panjang telah bertemu.

Ia mendangahkan kepalanya sedikit, memandangi jam besar itu dengan kedua matanya. “Dimana orang itu, bukankah tadi ikut masuk kedalam..”

Pemuda itu masih sibuk mencari seorang lelaki tua yang tadinya pernah menemani perjalanannya selama ini, perjalanan aneh yang sama sekali tidak ingin Ia alami. Aneh sekali, lelaki tua itu hilang tertelan jurang?Omong kosong, tidak mungkin.

Dari kejauhan terlihat sebuah pohon dengan beberapa ruas batangnya yang rindang, sehingga membuat kursi yang berdiri kokoh dibawah pohon itu seperti terlindungi oleh batang rindangnya, sangat nyaman, dingin dan tentunya tidak ada keramaian sejauh ini. Ia mencoba berjalan dari tempat dimana Ia beridiri, menyandarkan punggungnya hingga menyentuh papan penyandaran kursi kayu berwarna cokelat itu. Sungguh tidak bisa dinalar, bahkan dipikirkan saja terlalu rumit.

Pandangan yang dibuat oleh pemuda itu kosong, tidak ada yang Ia pandangi dan pikirkan selain satu kata, pulang. Hampir saja menyerah sampai disana, tetapi tidak mungkin. Ia harus kembali ketempat awal dimana Ia tinggal, Hogwarts. Sempat Ia berpikir cara kembali dengan ber-apparate tetapi rupanya hal itu harus ter-urungkan, mengingat sekarang posisinya masih belum grade akhir, tidak sembarang orang bisa memakai cara seperti itu, apalagi sekarang? Ia berada dekat dengan populasi manusia.

Bagaimana lagi, Ia harus menerima kenyataan jika Ia belum bisa kembali ketempat asalnya.

Terlihat beberapa orang berjalan dari kejauhan, tampak salah satu dari mereka sibuk menghisap sebuah vape dengan uap yang memiliki aroma khas. Wanita bertubuh pendek dengan rambut sebahu yang berjalan didekat salah seorang itu terlihat memegang sebuah kantung kertas penuh dengan berbagai makanan.

Kali ini Theo masih tetap berdiam diri, memikirkan apa yang selanjutnya akan Ia lakukan. Kedua orang yang tadi berjalan, kini sedang mendekati kursi dimana Theo berteduh, ah mungkin mereka hanya ingin duduk menikmati keindahan sekitar dan naungan batang pohon yang memang hanya itu pohon satu-satunya. Entah ada angin apa, salah satu dari mereka menawarkan sebungkus roti gandum kepada Theo yang duduk bersebelahan dengannya. Theo memandangi kedua orang asing itu, asing? Tentu saja asing, bahkan Ia tak tahu bagaimana mereka sampai duduk bersebelahan dengan dirinya sendiri.

“Ayo Theo, makanlah. Kau pasti lapar.” Salah seorang dari mereka menawarkan roti itu kepada Theo dengan .. Sebentar, bagaimana dia bisa .. ?

Theo terdiam, lagi-lagi Ia hanya menatap kosong bungkus roti yang menempel disalah satu tangan seseorang.

“Kau siapa?”

Singkat sekali, Ia melayangkan sebuah pertanyaan yang membuat mereka tertawa. Sedikit memunculkan gigi putihnya yang sekarang menjadi silau akibat pantulan sinar matahari. “Sepenting itukah pertanyaanmu, simpan itu. Bagaimana bisa Kau melupakan kami, ah. Sudahlah, makan saja dulu.”

Wanita pendek dengan rambut sebahu itu berbicara panjang lebar kepada Theo, pemuda yang kali ini sedang memegang sebuah bungkus roti gandum. Tetapi tetap saja, Ia sama sekali tidak mengerti dengan apa yang baru saja dikatakan oleh wanita itu. Sepertinya memang benar, memakan roti adalah salah satu cara yang paling gampang dilakukan sekarang. Bungkus roti kecil itu terbuka, perlahan Theo menggigitnya, sampai tertelan masuk kedalam lambungnya. Tidak aneh, bahkan roti ini sama seperti roti pada umumnya. Sempat terpikirkan bahwa roti itu mengandung sebuah racun berbahaya, namun sekarang hal itu belum terbukti.

“Apakah mengasyikkan sekolah ditempat itu?”

Seorang lainnya berbicara kepada Theo, menanyakan tentang sekolahnya. Kini Ia semakin kebingungan, haruskah Theo menjawab pertanyaan itu? Bahkan pertanyaan dari orang yang tidak Ia kenal sedikitpun? Terpaksa, Ia menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh salah seorang pemuda yang mungkin seumurandengan Theo. Theo menganggukkan kepalanya, bermaksud mengiyakan pertanyaan pemuda tadi.

Tak berhenti sampai disana, pemuda itumakin bertanya-tanya pertanyaan yang membuat kepala Theo hampir meledak, aneh, bingung, pusing karena tidak bisa pulang sepertinya sudah menjadi satu sekarang. Theo memberanikan diri bertanya pada mereka berdua,

“Aku ingin pulang, apa kalian tahu caranya?”

Senyap, tidak ada jawaban sepatah katapun dari mereka. Setelah kurang dari 5 menit Theo ikut terdiam, mereka berbicara bahwa cara Ia pulang adalah dengan cara memejamkan matanya.

Hanya itu saja? Sungguh? Kenapa tidak dari tadi, Ia termenung sejenak memikirkan kata-kata sederhana yang baru saja terucap dari bibir dua orang yang duduk didekatnya.

Namun anehnya, Ia percaya. Dan kepercayaan itu membuat Theo kali ini refleks memejamkan kedua bola matanya perlahan, pikirannya sibuk Ia fokuskan kepada satu tujuan, Asrama Hogwarts. Apakah cara ini akan berhasil? Apa salahnya dicoba jika hal itu tak merugikan.

Perasaan aneh itu kembali datang, angin yang terasa menerpa hingga tadi sekarang malah menghilang. Badan pemuda itu terasa lebih ringan dibanding biasanya, seperti sebuah bulu angsa yang sedang mengikuti arah angin.

Sampai dimana saatnya Ia mencoba membuka matanya perlahan setelah semuanya Ia anggap selesai. Friday, 26th of June 2015

[ Hogwarts Castle, Scotland - 2nd of May 2055 at 5.55 PM ]

Perlahan kedua kelopak mata itu terbuka. Lagi-lagi rasanya aneh, bukan seperti tempat yang seperti Ia bayangkan semenjak memejamkan kedua matanya.

“Dimana lagi ..” Tentu saja bukan dirumah, tetapi tunggu dulu. Hal ini nampak mirip dengan rumah yang dimaksud oleh Theo. Apanya yang mirip? Tempat yang Ia datangi kali ini sangat aneh walaupun sebenarnya tempat ini indah. Tidak ada lagi bongkahan batu yang pecah, api, ataupun debu yang Ia datangi kali ini sangat aneh walaupun sebenarnya tempat ini indah. Tidak ada lagi bongkahan batu yang pecah, api, ataupun debu yang menghiasi udara. Terlihat sangat bersih, modern, dan juga robot kecil? Kenapa disini banyak robot kecil yang aneh? Simpan pertanyaan itu untuk lain kali. Sekarang Theo masih berusaha menyadarkan seluruh pikirannya, walaupun hal aneh ini masih sempat Ia pikirkan dengan lumayan serius.

Salah seorang robot kemudian datang dengan keempat roda yang sempat membuat Theo mundur beberapa langkah kebelakang. Robot itu seperti tidak asing bagi pemuda kelahiran Ontario itu, seperti pernah Ia melihat sosok robot tersebut sebelumnya. Dimana? Ah, Ia masih ingat dengan robot yang pernah mengagetkan dirinya pada saat berdiri sendirian disebuah jalanan gelap dan aneh. “Kau berasal dari sini?”

Theo melayangkan sebuah pertanyaan singkat kepada robot yang mendekati salah satu kaki pemuda itu. Robot berwarna keperakan dengan beberapa ban kecil dibagian bawahnya itu hanya mengangguk kaku, hal itu bisa dibilang menandakan jika apa yang ditanyakan oleh Theo benar, robot kecil itu berasal dari sini. Lupakan sekilas tentang asal usul robot tadi, yang paling penting sekarang adalah tempat ini apa, kenapa Ia bisa sampai ditempat seperti ini. Begitulah kira-kira hal yang akan Theo tanyakan selanjutnya. Tetapi Ia tak yakin sepenuhnya robot itu dapat menjawab pertanyaan yang akan Ia berikan dengan benar, bagaimana jika sang robot berbohong? Atau bahkan sebenarnya robot itu ciptaan modern dari dia-yang-namanya-tidak-boleh-disebut, terlalu jauh Ia berpikir hingga sampai ketitik paling negatif seumur hidupnya. Hal itu membuat Theo tak tenang, Ia mencoba berdiri dan mengajak robot itu kesuatu tempat yang sepi dan tidak terbuka seperti saat ini. Sepertinya robot tersebut tidak keberatan, robot itu mengikuti kemanalangkah Theo berjalan. Sampai langkah itu berhenti disebuah tempat tertutup logam, dan apa ini, dilapisi permata? Bahkan sekarang batu permata itu tidak penting untuk dibicarakan atau dilihat, pandangannya masih fokus terhadap keadaan sekitar yang mulai sepi karena sepertinya mereka semua dipanggil untuk berkumpul, entah dimana.

Theo mulai seperti mengintrogasi sang robot, dimulai dari Ia bertanya tempat apa ini, nama robot itu, bagaimana Ia bisa ada disini, dan masih banyak lagi. Sekitar 30 menit lamanya waktu yang mereka berdua habiskan untuk saling mengetahui satu sama lain. Robot itu menolehkan kepalanya yang bisa berputar seperti mata Mad Eye ke arah belakang tepat kepada satu titik yaitu titik dimana seorang wanita berambut panjang berdiri dengan tongkat sihirnya yang Ia pegang pada tangan sebelah kanan. Sepertinya wanita itu memanggil robot kecil yang sedang berbicara dengan Theo. Sebelum robot itu pergi meninggalkan Theo sendirian ditempat yang tidak Ia kenali, robot itu sempat mengajak Theo ikut bersamanya. Kemana? Mungkin mereka akan menuju ke sebuah gedung tinggi besar dengan banyak orang didalamnya. Bermaksut mengiyakan, Theo membiarkan
     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.