Notes
Notes - notes.io |
Tugas Pengganti
Sejarah Astronomi
Astronomi, ilmu yang satu ini hampir setua peradaban manusia itu sendiri. Bagaimana tidak, ia lahir bersama dengan kekaguman dan keingintahuan manusia akan langit dan apa yang ada di sana.
Kekaguman yang melahirkan pencarian. Tidak masalah apakah pencarian itu kemudian berbuah pada sebuah hasil yang saintifik ataukah ia hanya berhenti pada kaitan budaya dan kehidupan manusia. Kekaguman itulah yang membawa manusia pada kemajuan astronomi melintasi batas budaya dan kepercayaan, berkembang menjadi ilmu pengetahuan yang membawa manusia menjelajah alam semesta yang mungkin di masa lampau tidaklah pernah terbayangkan.
Pada awalnya, astronomi hanya melibatkan pengamatan beserta prediksi atas gerak-gerik benda-benda langit yang terlihat dengan mata telanjang. Pada beberapa situs seperti Stonehenge, peradaban-peradaban awal juga menyusun artifak-artifak yang diduga memiliki kegunaan astronomis. Observatorium-observatorium purba ini jamaknya bertujuan seremonial, namun dapat juga dimanfaatkan untuk menentukan musim, cuaca, dan iklim — sesuatu yang wajib diketahui apabila ingin bercocok tanam — atau memahami panjang tahun.Mereka umumnya mempercayai bahwa astronom-astronom "profesional" pertama adalah para pendeta
Sebelum ditemukannya peralatan seperti teleskop, penelitian harus dilakukan dari atas bangunan-bangunan atau dataran yang tinggi, semua dengan mata telanjang. Seiring dengan berkembangnya peradaban, terutama di Mesopotamia, Cina, Mesir, Yunani, India, dan Amerika Tengah, orang-orang mulai membangun observatorium dan gagasan-gagasan mengenai sifat-sifat semesta mulai ramai diperiksa. Umumnya, astronomi awal disibukkan dengan pemetaan letak-letak bintang dan planet (sekarang disebut astrometri), kegiatan yang akhirnya melahirkan teori-teori tentang pergerakan benda-benda langit dan pemikiran-pemikiran filosofis untuk menjelaskan asal usul Matahari, Bulan, dan Bumi. Bumi kemudian dianggap sebagai pusat jagat raya, sedang Matahari, Bulan, dan bintang-bintang berputar mengelilinginya; model semacam ini dikenal sebagai model geosentris, atau sistem Ptolemaik (dari nama astronom Romawi-Mesir Ptolemeus).
Pengamatan fenomena langit sebenarnya telah dilakukan sejak zaman kuno oleh orang-orang Cina, Mesopotamia, dan Mesir. Tetapi astronomi sebagai ilmu, baru berkembang di Yunani pada abad ke-6 SM.
Babak Astronomi Yunani dimulai oleh Thales pada abad ke-6 SM yang berpendapat bahwa Bumi berbentuk datar. Walaupun pada abad yang sama Phytagoras telah mengetahui bahwa Bumi berbentuk bulat, terobosan penting yang pertama dalam astronomi dilakukan oleh Aristoteles dua abad kemudian. Aristoteles menyatakan bahwa Bumi bulat bundar dengan didukung sejumlah bukti ilmiah.
Terobosan yang kedua hampir dilakukan oleh Aristarchus pada abad ke-3 SM jika saja dia mempunyai cukup banyak pendukung. Aristarchus bukan saja berpendapat bahwa Bumi bukanlah pusat alam semesta, tetapi juga menyatakan bahwa Bumi berputar dan beredar mengelilingi Matahari (Heliosentris) yang merupakan pusat gerak langit. Namun sayang teori ini tidak mendapat tempat pada zaman itu.
Zaman Astronomi Klasik Yunani ditutup oleh Hipparchus pada abad ke-1 SM yang menyatakan bahwa Bumi yang bundar itu diam; Matahari, Bulan, dan Planet-planet mengelilingi Bumi. Sistem Geosentris ini disempurnakan oleh Ptolomeus abad ke-2 M dan lebih dikenal sebagai sistem Ptolomeus.
Lebih dari tiga belas abad konsep geosentris diterima masyarakat dunia. Pada tahun 1512 Kopernikus membuka sejarah baru dengan mengemukakan bahwa planet dan bintang bergerak mengelilingi Matahari dengan orbit lingkaran. Pada tahun 1609, Kepler mendukung gagasan tersebut dengan mengeluarkan tiga hukumnya yang selain menyebutkan bahwa Matahari adalah pusat Tata Surya, juga memperbaiki orbit planet menjadi elips.
Pada tahun yang sama, Galileo menjadi penemu teleskop yang pertama. Melalui pengamatan dengan teleskopnya, ia mendapatkan kesimpulan bahwa Bumi bukanlah pusat gerak. Penemuan teleskop oleh Galileo bukan saja membantu menguatkan konsep Heliosentris Kopernikus, tetapi juga membuka lembaran baru dalam perkembangan ilmu astronomi.
Bangsa Yunani kuno memberikan sumbangan penting pada astronomi, diantaranya adalah definisi dari sistem magnitude. Namun, setelah itu penelitian astronomi secara keseluruhan hamper berhenti selama abad pertengahan, kecuali astronom Arab.
Astronom Al-Farghani (Abu’l-Abbas Ahmad Ibn Muhammad ibn Kathir al-Farghani) menulis secara rinci gerakan benda langit pada abad IX. Kerja beliau ini diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada abad 12. Pada akhir abad ke 10, observatorium yang sangat besar dibangun di dekat Teheran, Iran, oleh astronom al-Khujandi yang mengamati rentetan garis bujur matahari, untuk menghitung kemiringan gerhana. Di parsi, Omar Khayyam (Ghiyath al-Din Abu’l-Fath Umar ibn Ibrahim al-Nisaburi al-Khayyami) menyusun banyak meja astronomis dan melakukan reformasi kelender untuk memperbaiki kelender Julian dan mirip dengan kelender Gregorian.
Selanjutnya selama Renaisans, Copernicus mengusulkan model heliosentris. Ide tersebut terus bertahan lalu dikembangkan dan diperbaiki oleh Galileo Galilei dan Johannes Kepler. Kepler adalah orang pertama yang memikirkan sistem planet dengan menggambarkan secara rinci gerakan planet dengan matahari di pusat, tetapi Kepler belum mengerti penyebab di belakang hukum yang ia tulis. Hal itu kemudian diwariskan kepada Newton yang akhirnya dengan penemuan dinamika benda langit, hukum gravitasinya dapat menjelaskan gerakan planet.
Pengamatan lanjutan yang berfokus pada bintang menunjukkan bahwa bintang adalah benda yang sangat jauh. Para astronom kala itu memerlukan peralatan untuk memahami lebih dekat. Dengan dimunculkannya spektroskop, terbukti bahwa bintang mirip dengan matahari, tetapi mereka memiliki temperatur, massa, dan ukuran yang berbeda-beda. Keberadaan galaksi Bimasakti, dan beberapa kelompok bintang terpisah serta keberadaan galaksi “eksternal”, selanjutnya dapat dibuktikan pada abad ke-2 dan segera sesudahnya, dibuktikan adanya perluasan jagat raya yang dilihat dari menjauhnya kebanyakan galaksi dari kita.
Kosmologi membuat kemajuan sangat besar selama abad ke-20. Dengan model ledakan akbar (Big Bang) yang didukung oleh pengamatan astronomi dan eksperimen fisika, seperti latar belakang radiasi kosmik gelombang mikro, hukum Hubble, dan elemen kosmologikal, astronomi telah mengalami perkembangan yang sangat luas.
|
Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...
With notes.io;
- * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
- * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
- * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
- * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
- * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.
Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.
Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!
Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )
Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.
You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;
Email: [email protected]
Twitter: http://twitter.com/notesio
Instagram: http://instagram.com/notes.io
Facebook: http://facebook.com/notesio
Regards;
Notes.io Team