Notes
Notes - notes.io |
[wednesday 3rd June, 2015]
Write a " hasil ujian level sudah keluar " kira-kira begitu terdengar saat Joy berjalan melewati koridor. Murid-murid Durmstrang berlarian hilir mudik, mereka tidak sabaran melihat hasil kerja keras mereka. [pict koridor/lorong]
Joy menghela nafasnya berkali-kali dan sesekali mengetuk pelan dadanya. " sepertinya yang ku khawatirkan benar terjadi.." seketika telapak tangannya dibasahi keringat. Jantungnya berdebar.
Ia memberanikan diri melihat hasil ujiannya. Sesampainya di depan papan pengumuman, ia menelusuri daftar dan menemukan namanya. " benar.. " sekilas senyum terbentuk disudut bibirnya. Ia mundur perlahan dari kerumunan, lalu berlari menjauh. [pict hasil owl]
***
Seorang lelaki tampak tersenyum puas saat melihat hasil ujiannya di papan itu, terkesan acuh pada yang lain, lelaki itu mengepalkan tangannya di udara.
" yes ! " serunya. Ia menjauh dari kerumunan dan menghampiri teman-temannya.
" hebat, nilai ujianmu selalu bagus kev! " respon temannya saat Kevin, pria itu mendekat
" haha pasti, saya cerdas bro " sombongnya.
" tapi itu benar kau yang mengerjakan sendiri? " sambung salah seorang teman wanita.
Kevin menyipitkan matanya. " tentu " membenarkan sisi kerahnya yang tidak kusut.
***
Kevin berjalan santai menuju taman belakang dracheseith dorm, ia memasang kembali headsetnya dan memasukkan tangannya ke dalam kantong celana. Ia terlihat sangat senang.
Ia menghentikan langkahnya saat melihat punggung seorang gadis disana. Sedikit bergetar, tapi entah, Kevin tidak ambil pusing.
Ia duduk di salah bangku, sekitar 1 meter dari gadis itu, saat musiknya berhenti, samar ia mendengar sebuah isak tangis. Ia menoleh ke arah gadis tadi, ia hendak mematahkan wandnya.
" apa yang kau lakukan? " dengan cepat kevin menahan tangan gadis itu.
" bukan urusanmu " ketus si gadis
Dengan kecepatannya, kevin segera merampas wand itu. " bodoh "
" kau..." gadis itu hendak menyela, namun ia terlalu menyedihkan.
" iya.. aku memang bodoh.. " ia terduduk lesu dan kembali terisak.
" kau ingin di keluarkan hah? Seorang penyihir tidak memiliki wand, penyihir seperti apa itu? " kevin menaikkan nada suaranya, bermaksud menyadarkan gadis itu.
" aku penyihir gagal, aku gagal naik level karna kecerobohanku sendiri, kau puas? " gadis itu tidak kalah lantang. Namun setengah terisak.
Kevin tercengang mendengar penuturan jujur gadis itu. Ia menghela nafasnya berat.
" kegagalan sekali membuat kamu menyerah? " ia memelankan suaranya.
".. " gadis itu tidak menjawab
" kata orang, kegagalan adalah langkah awal kesuksesan.. "
Gadis itu mulai menoleh kepada pria asing di sampingnya.
Pria itu berdeham dan melanjutkan perkataannya. "Sudah, jangan dipikirkan lagi, jangan patah semangat, dan jangan pesimis," lalu ia tersenyum seolah-olah masih banyak harapan yang bisa terwujud.
Gadis itu kembali menundukkan kepalanya. Ia berpikir sudah melakukan kesalahan yang fatal.
Pria itu mengangkat dagu dan memegang pipi gadis itu. "Tersenyumlah. Dengan senyuman, kamu bisa hilang dari satu masalah(?)" Ia menghapus air mata gadis itu dengan ibu jarinya dan kembali menatap mata gadis itu.
Dalam seketika, Joy berhenti menangis dan memberanikan diri untuk menatap pria yg ada dihadapannya sekarang.
Sebenarnya, bibirnya keluh untuk mengucapkan 'terima kasih'. Ia memejamkan matanya pelan dan membukanya. Lalu ia berkata, "terima kasih."
Kevin mengantar gadis itu kembali ke asrama dimana gadis itu tinggal, tepat di depan pintu roomnya ia membukakan pintu untuk gadis itu dan kembali pulang. Kevin telah banyak berfikir kali ini, seseorang yang telah berusaha keras tidak mendapatkan hal yang setimpal.
Sesampainya di room 1, ia kembali memperhatikan secarik kertas kicil yang berada diatas mejanya. Kertas yang ia tulis pada malam sebelum mengerjakan owlnya. Ia segera mengambil kertas itu dan memasukkannya kedalam tas miliknya.
Hari demi hari berlalu, Kevin selalu aktif mengikuti kelas dengan pikiran yang baik dan optimis. sejak saat itu, ia sering kali bertemu dengan Joy dikelas. walaupun sebenarnya sejak awal mereka selalu dalam kelas yang sama.
***
Seorang gadis memasuki kelas dengan tergesa-gesa dan melihat tidak ada bangku kosong di kelas hingga ia melihat seorang pria dengan sebuah bangku kosong sudut ruangan. Tanpa pikir panjang ia segera duduk di samping pria itu.
"Kau? Yang waktu itu?" tanya pria itu saat melihat seorang gadis yang ia kenali duduk di sampingnya.
"Hm?" seketika gadis itu menoleh ke arah Kevin dan sedikit kaget, ia tidak melihat pria itu dengan jelas sebelumnya.
Kevin tersenyum ke arah gadis itu, kembali teringat rasa bersalahnya saat mengerjakan owl beberapa hari yang lalu, ia berusaha menutupinya.
Joy membalas senyuman pria itu dan mulai belajar dengan tenang bersamanya.
Saat saat itu Kevin dan Joy terlihat sering bersama dalam melakukan berbagai hal.
***
[Koridor Durmstrang]
"Hey.. Apa mau ku bantu?" ucap Joy cepat saat melihat Kevin membawa setumpuk perkamen menuju kelas.
"Tidak, terimakasih..." dengan nada datar dan terus berjalan menuju kelas yang masih jauh.
"Kelas masih jauh, akan ku bawakan tas mu.." Joy segera menahan tas Kevin dan membawanya pada punggungnya.
Kevin tersenyum karena Joy telah meringankan pekerjaannya "ah, terimakasih Joy"
Mungkin perasaan menyesal pada diri kevin telah hilang sekarang. setelah selesai mengikuti kelas, mereka segera kembali pulang menuju room masing-masing. mereka burdua tidak menyadari tas kevin terbawa oleh Joy. Hingga keesokan harinyapun tiba.
***
Joy terbangun dari tidurnya, ia duduk pada pinggir tempat tidurnya dengan samar-samar. matanya terbuka seketika melihat tas seorang pria berada di hadapannya. ia segera mengambil tas itu dan melihatnya, tanpa pikir panjang ia membuka tas itu dan melihat nama 'Kevin' pada sebuah buku.
"Benar.. kenapa aku bisa lupa mengembalikan tasnya" ucap Joy sambil memasukkan buku itu kembali kedalam tas. Secarik kertas terjatuh di atas lantai roomnya, kertas yang terselip pada buku kevin tadi. Joy membaca kertas itu dan terlihat sebuah rangkuman dari semua pelajaran bulan lalu.
"kenapa kertas ini kecil sekali?" tanyanya sambil berfikir
"Apa dia?" Joy mulai berfikir sesuatu pada Kevin. ia segera pergi menuju room dimana kevin tinggal dengan membawa tas dan secarik kertas itu.
"tok tok tok"
Tidak berapa lagi Kevin muncul di balik pintu.
" joy? " kevin menutup pintu di belakangnya.
" emh.. Kev, bisa bicara sebentar? " Joy agak ragu, namun ia menunjukkan kertas yang ia bawa. Ia butuh penjelasan.
Kevin melirik pada kertas yang dibawa oleh Joy, wajahnya konstan berubah tidak enak.
" ayo.. " ia menarik tangan Joy, mereka berlari kecil, hingga akhirnya kembali ke tempat itu. Taman itu, kursi itu.
Joy tetap berusaha tenang, berbeda dengan kevin, ia duduk di sebelah Joy, menangkupkan kedua telapaknya dan menunduk. Ia bingung apa yang akan ia katakan.
Joy menyadari kegelisahan pria itu, ia lalu menatap lurus ke depan.
" seperti apa aku dulu, begitu pesimis, begitu cepat putus asa, merasa rendah diri,merasa apa yang akan aku lakukan nantinya, meskipun sudah berusaha, pasti hasilnya buruk.." ada getaran dalam suaranya, tanpa sadar ia menautkan kedua tangannya, menahan tangis, mungkin.
Kevin menoleh, tapi tidak berani mengusik gadis itu.
" tapi.. semua berubah.. ya.. sejak saat itu.. sekarang aku tidak takut gagal setelah berusaha, belajar dari kesalahan-kesalahanku.." ia menggantungkan kalimatnya. " sejak saat aku bertemu denganmu disini.." saat Joy menoleh ke arah kevin, tepat mata mereka bertemu. Ada rasa kecewa di mata kevin. Joy tersenyum tulus pada pria di depannya.
" ah.. " kevin memutuskan bangun dari kursi itu. " aku payah.. aku tidak sehebat apa yang kau pikirkan.. " seluruh kata-katanya mengandung emosi yang membludak.
" ssst.. " Joy yang masih duduk menahan tangan kevin, dan memintanya berhenti berkata.
" kau itu yang terhebat.. kau sangat aktif, kita bahkan belajar bersama..." Joy mengambil kertas kecil tadi. " dan ini? Sekarang kau bahkan tidak membutuhkannya, meliriknya juga tidak butuh.. " Joy nyengir dan merobok kertas itu. Masih ada 1 sisi yang lebih besar. Joy menyodorkan itu kepada Kevin yang sedari tadi tanpa expresi dengan celotehan Joy.
" bantu aku melenyapkan ini.." Kevin mengambil kertas itu, ia merobek dengan penuh semangat sampai di serpihan terakhir kertas itu.
Gelak tawa melihat expresi masing-masing membuat mereka seperti melepaskan beban yang selama ini mereka simpan. Bersiap melalui hari-hari berikutnya dengan semangat dan senyuman.
|
Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...
With notes.io;
- * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
- * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
- * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
- * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
- * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.
Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.
Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!
Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )
Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.
You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;
Email: [email protected]
Twitter: http://twitter.com/notesio
Instagram: http://instagram.com/notes.io
Facebook: http://facebook.com/notesio
Regards;
Notes.io Team