NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

Title : Kala itu..
Cast : (Ms.) Mika, (Mr.) Eric, (Ms.) Queena as Eric's Aunt.


All Mika's POV.
.
.
Tak pernah aku membayangkannya. Teman masa kecilku, Eric, yang dulunya ceria, pintar, rajin dan disukai semua orang, kini telah berubah drastis. Sejak kematian ayahnya, Eric sering terlihat murung dan selalu mengindar dari keramaian. Bahkan nilai-nilainya yang dulu bagus kini telah menurun drastis dan tingkat kehadiranya di kelas sangatlah jarang.
Aku menghampirinya yang tengah duduk sambil menatap langit biru melalui jendela,
"Eric..." sapa ku dengan penuh ragu-ragu.
"Emm, Ada apa?" jawabnya sinis.
"Apa kau.. Baik-baik saja..?", tanyaku.
"Apa bagimu.. aku terlihat sedang sakit..?" jawabnya masih dengan wajah yang sinis.
"Tapi dengan perubahanmu yang seperti ini.." kataku sambil melihat matanya.
"Jangan pedulikan aku, lebih baik kau urusi
saja urusanmu sendiri..", ucap Eric seadanya.
"Aku ini temanmu, Mika, tidak bisakah bicarakan padaku apa masalahmu? Aku tahu kau dulu itu …",
Belum sempat aku melanjutkan pembicaraan Eric memotongnya.
"Kau tahu? Kau tahu apa tentang aku..? Jangan pernah berlagak sok tau tentang diriku!",bentaknya sambil bangkit dari kursi dan memukul meja. Sejenak aku terdiam dan ada perasaan sakit yang mendalam terasa menusuk hati ini. Tanpa ku sadari, ternyata anak-anak di kelas memperhatikan kami. Eric yang menyadari itupun berlari keluar dari kelas dengan wajahnya yang terlihat marah dan bercampur sedih.



Sampai pulang sekolah, Eric tidak pernah lagi kembali ke kelas. Tanpa lama-lama aku pun berfikir mungkin ini adalah kesempatan yang bagus untuk mengetahui keadaannya sambil mengantarkan tasnya yang tertinggal di kelas ke rumahnya. Di depan rumahnya, aku melihat bibinya, bibi Queena sedang keluar dari rumah.
"Lama tidak bertemu, bi".
"Oh, Mika, lama tak bertemu..".
"Ini.. bi.. , ini tasnya Eric yang tertinggal di kelas." Kata ku sambil menyodorkan tas kepada bibi.
"Maaf membuatmu repot Mika..".
"hmm, tak apa, aku tidak merasa direpotkan kok" , kataku sambil menggelengkan kepala. Lanjut ku berkata "hmm.. bibi.. tentang perubahan Eric".
"Mika, bibi minta tolong padamu terus berikan dukungan kepada Eric ya. Eric…. Sebenarnya dia itu…".
Langit sore yang mendung itu seakan ingin menangis untuk Eric, Aku yang berada dibawah langit itu sambil mendengarkan semua cerita bibi tentang Eric tidak kuat menahan kesedihan yang akhirnya membuat air mata ku keluar.



Seminggu berlalu dan Eric tidak pernah kembali ke kelas sejak saat itu. Perasaan bersalah dan sedih terasa bercampur ke dalam hati ini. Karena kegiatan klub, hari ini aku pulang jam setengah 6 sore dan bergegas berlari ke rumah sebelum gelap. Di danau tempat dulu aku sering bermain dengan Eric, aku melihat Eric sedang duduk sambil menatap langit di atas danau dengan tatapan mata yang kosong
seperti memikirkan sesuatu. Bergegas aku menghampirinya dan ketika sampai ia menatapku lalu kemudian bangkit dari tempat duduk dan pergi tanpa menyapaku sama sekali.
"T-Tunggu Eric!" panggil ku sambil menarik pelan bajunya.
Dengan wajah sebal Eric berkata, "Lepaskan…".
Aku termenung sambil melihat mata sedihnya dari balik belakang tubuhnya,
"Aku bilang lepaskann..!'' Bentak Eric yang
terlihat seperti semakin kesal.
"Tidak! sampai kapan kau akan terus begini? Kau hanya menerima semuanya di dalam hati tanpa pernah berbagi dengan orang lain, kau bodoh! Bodoh! Bodoh!" Bentakku sambil menangis kepadanya.




FLASHBACK

Saat itu bibi menceritakan semuanya kepadaku, "…Eric, sebenarnya dia itu mengalami depresi yang telah lama dia simpan di dalam hati, sebelum ayahnya meninggal, ayahnya sering mabuk–mabukan dan sering pulang malam dan
terkadang memukul ibu, Eric dan juga adik
perempuanya. Hal itu membuat Ibu Eric depresi berat dan terkadang seperti orang gila yang menghancurkan barang-barang di rumahnya, ayahnya Eric juga meninggal gara-gara mabuk-mabukan. Bibi menawarkan untuk Eric dan adiknya tinggal di rumah bibi yang di desa, tapi.. ia tidak ingin membiarkan ibunya sendirian dalam kondisi yang seperti itu. Karena tekanan itulah kini Eric pasti sangat depresi berat dan bibi khawatir akan kondisi mentalnya saat ini" Ucap bibi pada saat itu.

End of flashback.





"Aku tahu semuanya.. tentang kau dan keluargamu.." lanjutku berbicara kepada Eric. Ia sempat terkejut dan lalu menjawab,
"Baguslah kalau kau sudah tau, dan sekarang
aku minta padamu, jangan mencampuri
urusanku lagi..".
Lalu aku berkata,
"Beginikah..? Beginikah Eric yang aku kenal? Eric yang pada saat kecil mengatakan padaku untuk melepaskan semua kesedihanku dengan membaginya? Inikah?" Bentak ku sambil menangis kepadanya.
"Kau ini.. itu semua sudah tidak…."
Belum sempat Eric berbicara aku memotongnya dengan nada tinggi dan menangis,
"Aku menyukaimu… Aku mencintaimu… Aku mencintaimu yang dulu, tak bisakah kau mengerti perasaan ini, Aku tidak ingin kau seperti ini, Aku ingin kau kembali seperti dulu dimana saat kita tersenyum bersama!".
"Aku mohon kembalikan Eric yang dulu…" Ucap ku sambil menangis memohon di kakinya. Saat itu Kata-kata ku yang keras memecah heningnya petang yang kala itu merubah langit menjadi Merah kekuningan. Dan di bawah langit itu, di tepi danau ini hanya ada aku dan Eric yang menangis bersama.


Malamnya di saat hujan yang cukup deras, ponsel ku berdering dan dari nada deringnya aku tahu kalau ini adalah Eric.
"Eric?" tanyaku padanya.
"Mika.. Aku.. terimakasih untuk kata-katamu tadi sore".
"Emm.. tidak apa-apa, aku senang kalau sudah mau mendengarkan aku" jawabku.
"Hmm.. Mika.. Aku sudah mengatakan pada ibu, sepertinya besok kami akan pindah ke rumah bibi di desa. Ibu bilang tinggal di kota akan membuat kami teringat kenangan buruk itu..".
"Emm, begitukah.. lalu.. bagaimana denganmu..?" tanyaku.
"Demi kebaikan ku ibu menyuruh ku untuk pergi juga.".
Sejenak aku terdiam dan menjawab,
"Emm.. Kau harus melakukan itu..".
"Mika, tidak apakah..?" tanya Eric padaku.
Dengan nada ceria aku menjawab "Tenang saja, aku ini lebih tegar dripada yang kau lihat. Asalkan kau harus kembali suatu hari nanti yahh.." ucap ku. "Pasti, pasti aku akan kembali.." katanya.
"Emm, Akan kutunggu.. ya sudah tidurlah, besok kau harus berangkat pagi, kan?"
"Iya, jaga dirimu baik-baik, Mika.." Pesannya padaku.
"Iya, kau juga, Eric".
Ponsel sudah berhenti menyampaikan kata-katanya. Aku bangkit dari ranjang dan kemudian membuka jendela, lalu berkata sambil menatap langit hujan dengan nada menangis pelan "Kenapa..? Padahal aku bilang aku pasti akan tegar, tapi nyatanya rasa sedih ini membuat mataku menangis. Eric.. bagaimana denganmu..?".



Esoknya di kelas, aku sadar kalau bangku Eric mulai hari ini tidak akan pernah terisi lagi. Absen kelas mulai berjalan, ketika nama Eric disebutkan, serentak dengan Eric yang membuka pintu kelas sambil terengah-engah seperti habis berlari dan lalu berkata dengan senyum di wajahnya, "Maaf..Hah..Hah..Aku…Hah Terlambat". Pak Guru dan teman-
teman lainya hanya tertawa melihat tingkah konyol Eric kala itu, "Ya.. itu adalah senyum yang telah lama tidak ia perlihatkan kepada semua orang." Pikir ku sambil tersenyum.
Di perjalanan pulang Eric berkata kalau ibunya berubah pikiran dan memperbolehkan Eric untuk tetap di kota bersama bibinya.
"Heh? Begitukah..? Aku menyesal menangis semalam.." Responku dengan nada kesal setelah mendengar ceritanya. Eric berlari kedepan dan kemudian menghadapku sambil tersenyum lalu berkata,
"Bagaimana kalau mulai saat ini kau menjadi pacarku, Mika?".
"Heh.. Hehhhh? Siapa yang ingin menjadi
pacarmu, huh!" kataku sambil sedikit sombong.
"Heh.. begitukah? Kalau begitu.. aku akan mencari orang lain" ledeknya sambil berlari.
"Heeehh Tu-Tunggu Eric, Jangan berlari.." kataku sambil mengejarnya.
Senyum, canda dan tawaan kami keluarkan seakan menebus semua penat kami selama ini. Di bawah langit sore yang cerah kala itu, seakan menjadi saksi… kisah kami.

••••••••
Created by: Joy (RAPPJOY) - Erudite -G7E01
     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.