NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

Cerita Cinta di Hari Senja

Cast:
Angela Evelyn Demetra Valdez & Jason Seven Wang

"Menyebalkan! Ugh..."
Gadis muda berambut cokelat gelap itu mengerucutkan bibirnya sebal dan menendang kerikil yang malang tidak berdaya itu dengan kencang. Sementara itu, pemuda yang berjalan di sampingnya hanya menatapnya datar seolah-olah ia sudah terbiasa dengan kelakuan gadis berambut cokelat gelap itu.
"Kau tahu, Jason ? Aku lupa rumusnya! Jadi aku tidak bisa menjawabnya dan itu menyebalkan! Dasar rumus menyebalkan!" ucapnya bersungut-sungut.
"Hn. Kau itu bodoh atau apa? Masa rumus semudah itu kau lupakan, Eve?" Kali ini Jason menyahut setelah tadi sepanjang perjalanan dari kelasnya hingga sekarang mereka masih berjalan melewati halaman Sekolah hanya berdiam diri dan mencoba menulikan telinganya mendengar ocehan kekesalan sang gadis bernama Evelyn tersebut.
Minggu ini dan minggu-minggu ke depannya adalah minggu yang sibuk bagi siswa-siswa kelas dua belas, termasuk Jason dan Evelyn. Beberapa jam sebelumnya, mereka masih terjebak di dalam ruang kelas yang atmosfernya tegang dan berkutat dengan soal-soal yang memusingkan kepala, juga pengawas-pengawas yang mengawasi mereka dengan pandangan garang dan ketat, membuat atmosfer ketegangan menjadi meningkat. Ya, selama tiga hari, Sekolah mereka melaksanakan Pra Ujian, bisa dibilang simulasi untuk nanti Ujian Nasional sebenarnya. Dan hari ini adalah hari terakhir mereka melaksanakan Pra Ujian selama tiga hari yang membuat mereka harus memutar otak lebih keras lagi—mungkin ini tidak berlaku pada Jason yang selalu adem ayem saja, buktinya saat ada ulangan mendadak, siswa-siswa lain—termasuk Evelyn—sibuk membuka lembaran demi lembaran buku dengan tergesa-gesa saat gurunya menyediakan waktu lima menit untuk membaca ulang materi yang akan dijadikan ulangan harian, Jason hanya duduk tenang dengan tangannya yang bersidekap di depan dada dan memejamkan matanya.
Evelyn menghentikan langkahnya membuat Jason terpaksa ikut menghentikan langkahnya dan menatap wajah Evelyn dengan pandangan datar seperti biasa, hanya saja alis kirinya terangkat seakan mengatakan; mengapa kau menghentikan langkahmu?
Evelyn menggertakkan giginya kesal. Sungguh, perkataan Jason tadi membuat kekesalannya bertambah menjadi dua kali lipat karena ujian Geografi tadi ia lupa menggunakan rumus yang mana saat menjawab soal hingga membuatnya terpaksa harus mengisi soal itu dengan logika dan rumus buatannnya sendiri. Tanpa ancang-ancang ia langsung menghantamkan buku soal-soal Persiapan Ujian dengan tebal 504 halaman pada kepala Jason yang sontak membuat pemuda berambut hitam-kebiruan dengan hairstyle-nya yang unik itu meringis kesakitan dan menatap sangar Evelyn.
"Bodoh katamu? Enak saja! Aku hanya lupa, Jason ! L-U-P-A! Dasar Alien menyebalkan! Rasakan ini!"
"HEI! HEI! HENTIKAN, EVELYN!" Teriakan Jason membuat Evelyn menghentikan aksinya.
"Apa-apaan kau ini? Kau ingin membuatku gegar otak, ya?" ucap Jason kesal seraya mengusap-usap kepalanya.
Evelyn tersenyum prihatin dan puas yang tersamarkan seraya ikut mengusapkan tangannya ke kepala Jason. "Aa, salahkan bukuku, Jason. Jangan salahkan aku! Yang menghantam kepalamu, kan bukuku bukan aku. Ya, kan? Lagi pula kau yang memulainya duluan, dasar alien!" ucapnya seraya tersenyum lebar hingga matanya menyipit. Jason menatap Evelyn dengan deathglare- nya seraya mengeluarkan aura tidak enak yang menguar dari seluruh tubuhnya, membuat Evelyn bergidik ngeri merasakan aura yang menurutnya menyeramkan itu dan berancang-ancang untuk melarikan diri.
Satu...
Dua...
TIGA...
Pada hitungan ketiga, Evelyn melarikan diri dari Jason yang masih berdiri terpaku dengan aura menyeramkan yang masih menyelimuti.
"AKU DULUAN, JASON!" teriak Evelyn yang sudah mencapai gerbang Sekolah dan hanya beberapa langkah lagi sampai menuju halte bus.
Jason yang mendengar teriakan Evelyn itu sontak tersadar dari keterpakuannya dan mendengus sebal seraya mengejar Evelyn dan berharap gadis gulali itu belum menaiki bus.
"Apa?" ucap Jason datar menanggapi tatapan sebal yang di arahkan padanya sedari mereka berdua naik bus dan duduk bersebelahan di kursi.
Beberapa menit sebelumnya Jason berhasil mengejar Evelyn yang saat itu akan masuk ke dalam bus.
"Kenapa kau pulang naik bus? Bukannya kau membawa motor besar jelekmu itu? Kau ini mau balas dendam padaku, ya? Aku, kan sudah bilang kalau itu salah bukuku. Bukan salahku. Jelas, kan?" ucapnya curiga seraya mendengus kesal. Lalu, ia mengalihkan pandangannya menatap ke arah luar jendela bus membuat pepohonan yang berjejer di pinggir jalan serta pemandangan lainnya bergerak karena laju bus.
"Percaya diri sekali kau, dasar gulali bodoh! Lagi pula hari ini aku tak membawa motor." sahut Jason.
Evelyn mengalihkan kembali pandangannya dan mendelik kesal tetangga Alien menyebalkannya itu yang kini sedang menyeringai padanya.
"Grr... Jason, dengar ya! Sudah kubilang aku ini tidak bodoh! Aku hanya lupa satu rumus saja dan itu tidak mengindikasikan bahwa aku ini bodoh. Dasar Alien menyebalkan!" ucapnya.
"Memangnya rumus apa yang kau lupakan?"
Evelyn kembali menyipitkan matanya. "Teori titik henti," ucapnya cepat.
Jason menahan tawanya. Ia menggelengkan kepalanya dan menatap Evelyn geli. Ya ampun, rumus teori titik henti saja ia lupa? Bagaimana jika dalam pelajaran Matematika ia lupa rumus barisan aritmetika, deret aritmetika, barisan geometri, dan deret geometri yang notabene agak sulit untuk diingat, ya?
"Hei, kau jangan tertawa ya, Alien sinting!" ancam Evelyn saat melihat gelagat Jason yang ingin menertawakannya. Jason masih menahan tawanya. Tetapi ia tidak kuat menahan lagi desakan rasa gelinya hingga akhirnya membuat ia tertawa terbahak-bahak dan membuat penumpang lain menatap mereka dengan tatapan terganggu, bingung, dan entah tatapan macam apa lagi.
Lalu, Jason menghentikan tawanya seraya mengucap maaf. Sementara itu, Evelyn menahan malu, kesal, dan marah hingga wajahnya memerah membuat Jason gemas dan ingin sekali mencubit pipi yang sedang bersemu itu. Evelyn mengepalkan tangannya dan—
—BLETAK!
Kepalan tangan Evelyn itu sukses mendarat di kepala Jason hingga membuat pemuda pemilik manik hitam sekelam itu meringis kesakitan lagi karena kepalanya mendapatkan hadiah untuk kedua kalinya.
"Dasar gulali! Kau ini tak ada manis-manisnya sama sekali. Mengapa tanganmu senang sekali menjitak kepalaku?" dengus Jason.
"Huh! Biarin!"
"Ck... ck... ck... sepertinya kepalamu ini memang harus direparasi. Gangguan otakmu makin parah," ucap Jason seraya menyentil kening Evelyn hingga meninggalkan bekas merah dan membuat Evelyn yang kali ini meringis kesakitan.
Jason hanya terkekeh dan mengalihkan pandangannya ke arah depan. Evelyn pun mengalihkan pandangannya kembali menatap pemandangan di luar jendela bus. Langit mulai sedikit menggelap dengan semburat jingga yang bersembunyi di balik arakan awan cumulus. Ia menghela napas dan memutar bola matanya atraktif karena gemuruh jantungnya yang masih tidak ada tanda-tanda akan kembali normal. Ia kesal. Sangat kesal pada pemuda yang duduk di sampingnya itu. Selalu saja mengoloknya dan yang paling menyebalkan, membuat jantungnya tak sehat karena frekuensi debarannya terus-menerus meningkat bila pemuda itu berada di dekatnya. Sial!
Belum sempat ia menstabilkan kembali frekuensi debaran jantungnya, kini ia harus terkejut karena merasakan beban pada bahunya dan ia harus menahan napasnya saat ternyata kepala Jason yang ternyata membuatnya merasakan berat di bahunya.
"He-Hei, Alien! Apa yang kau lakukan? Bangun!" ucap Evelyn gugup seraya mencoba menjauhkan kepala Jason dari bahunya. Tapi usahanya sia-sia saat kepala itu kembali lagi mendarat pada bahunya.
"Ish- Alien! Bangun! Berat tahu!" Evelyn masih terus mencoba untuk menjauhkan kepala Jason, tetapi hasilnya masih tetap saja sama seperti sebelumnya.
"Ya ampun... Alien! Kau tak mendengarku, ya? Cepat jauhkan kepalamu dari bahuku!" ucap Evelyn kesal dan masih berusaha melakukan tindakan untuk menjauhkan kepala Jason yang membuat frekuensi debarannya meningkat lebih cepat dari sebelumnya.
"Bisa diam tidak? Kupinjam bahumu sebentar," ucap Jason membuat Evelyn bergidik geli saat merasakan hembusan napas Jason mengenai kulitnya.
Akhirnya ia mengalah dan membiarkan kepala pemuda itu bersandar pada bahunya.
"Hei, Eve!"
"Apa?" tanya Evelyn seraya memutar kedua bola matanya bosan.
"Rumus teori titik henti itu gampang. Kau tak perlu menghapal simbolnya. Hanya jarak kota A dan B tinggal kau bagi dengan pembagian akar jumlah penduduk kota yang lebih besar per akar jumlah penduduk kota yang lebih kecil, lalu tinggal kau tambahkan dengan konstanta yang selalu satu. Jika kau kesulitan untuk mengingatnya, ya... itu memang karena kau bodoh!"
Ucapan Jason tersebut membuat empat kedutan di kening Evelyn. Giginya bergemelutuk menahan kesal.
"Menjauh dari bahuku, Alien menyebalkan!" ucap Evelyn seraya menjauhkan kembali kepala Jason dari bahunya yang mulai pegal.
Usaha Evelyn kini berhasil. Kini, bahunya sudah terbebas dari beban dan rasa pegalnya.
Jason menatap Evelyn dan menyeringai. "Hei, Eve!"
"Ck. Apa lagi?"
"Bagaimana kalau aku mengajarimu hingga kau berhasil mengingat semua rumus yang ada pada tiap mata pelajaran. Bagaimana? Oh ya, aku juga nanti akan memberitahumu rumus-rumus cepat supaya kau tak lama-lama mengerjakan soal dan aku jamin kau akan cepat mengingatnya. Hn? Mau?" tawar Jason yang masih menampilkan seringainya.
Evelyn yang mendengar tawaran Jason, matanya langsung berbinar-binar senang. Aish... kapan lagi ia akan mendapatkan kesempatan seperti ini? Jason, kan murid pintar dan pemuda itu akan memberitahunya rumus-rumus cepat yang mudah diingat, bukankah itu bagus? Oh ya, juga kesempatan untuk berduaan dengan Jason. Eh?
"Kau yakin? Tak ada udang di balik batu, kan?"
Jason menganggukkan kepalanya. "Tentu."
Evelyn menghela napas seraya mengatakan, "oke."
Jason semakin melebarkan seringainya dan kembali menyandarkan kepalanya pada bahu Evelyn.
"Hey! Bahuku pegal!" protes Evelyn.
"Hn. Diam! Anggap saja ini sebagai bayaranku untuk menjadi guru privatmu, gulali. Aku lelah," ucap Jason seraya memejamkan matanya dan memposisikan kepalanya pada bahu Evelyn senyaman mungkin. Ia bisa menghirup aroma cherry yang menguar dari badan Evelyn yang membuatnya merasakan kenyamanan dan kehangatan serta mendengar debar jantung Evelyn yang berdebar kencang—sama sepertinya—yang entah mengapa di pendengarannya itu terdengar bagai lullaby yang perlahan-lahan mengantarkannya pada gerbang mimpi.
"Eve... nanti bangunkan aku kalau sudah sampai rumah. Awas kalau kau tertidur!" ancam Jason dengan suara rendah sebelum memejamkan matanya yang mulai mengantuk.
Evelyn hanya menggumam seraya menatap langit senja. Ia mencoba meredam debaran jantungnya dan menghilangkan semburat kemerahan di pipinya. Perlahan ia tersenyum. Entah mengapa perutnya geli seakan ratusan kupu-kupu bertebangan di sana dan entah mengapa langit senja sore ini terlihat dua kali lipat lebih indah dari biasanya. Manik gioknya melirik Jason yang kini sudah terlelap dengan wajah damai dan senyuman tipis yang tersungging di wajahnya. Tampan, batinnya dengan pipi yang kembali bersemu. Ia kembali menatap langit senja yang begitu indah di balik dalam jendela bus yang masih melaju membelah jalanan dengan tenangnya dengan binar-binar di manik gioknya dan hati senang tak karuan.
Aa, ia tak menyangka bahwa hari yang menyebalkan dan membuat kepalanya seakan ingin meledak baginya ini bisa menjadi hari yang indah.
Well, ia jadi teringat kata-kata ibunya, "Eve, di balik semua kejadian buruk itu selalu ada keindahan yang tersembunyi. Kau hanya perlu bereaksi pada keadaan itu." Nah, kata-kata ibumu benar, kan, Eve?
Sore itu akan menjadi kenangan yang tidak akan Evelyn lupakan—aa, mungkin juga tidak akan dilupakan Jason. Salah satu cerita pada hari senja di masa SMA mereka.
     
 
what is notes.io
 

Notes is a web-based application for online taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000+ notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 14 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.