Notes

Awalnya perhatian Chanyeol tertuju pada teman-temannya yang sedang berdiskusi mengenai materi presentasi yang akan mereka sajikan pada jam pertama. Namun perhatiannya beralih pada Luhan yang sedang merangkul mesra Minjung dan gadis itu memberontak keras. Chanyeol meninggalkan bahan presentasinya dan menghampiri "objek" yang menarik perhatiannya.

"Woah! Woah! Apa ini? Apa kalian sudah jadian hm?" Chanyeol menghadang keduanya di tengah pintu. Laki-laki menyandarkan sebelah lengannya untuk menghalangi mereka.

Luhan dengan senang hati menunjukkannya, namun Minjung bersikeras melepaskan diri. Ia tak punya pilihan lantas menendang kaki Luhan. Ia berhasil lolos.

"Lakukan sesuka kalian! Aku tak perduli!" ucap Minjung penuh penegasan dan berlalu dari sana.

Luhan dan Chanyeol tercengang. Mereka tak dapat melihat wajah Minjung yang tadi tertunduk dan barusan mereka melihatnya. Bagaimana wajah itu basah dengan air mata. Terbersit perasaan bersalah.
***
Minjung mencengkram keras telapak tangannya dengan kuku-kuku jarinya. Ia melangkah cepat menuju halaman belakang sekolah. Ia ingin melepas semua bebannya di sana. Tidak hanya kedua laki-laki itu, tapi ia juga merasakan rasa bersalah. Bersalah pada Luhan. Jika ia tak terlalu bodoh untuk mendekati Minjung, tak akan begini jadinya. Tidak. Semua ini salah Baekhyun. Ia yang membuat Minjung jatuh terlalu dalam. Bagus, sekarang ia malah menyalahkan orang lain. Semua ini bukan salah Luhan atau Baekhyun. Semua ini salahnya. Ia membiarkan dirinya jatuh terlalu dalam pada pesona Byun Baekhyun.
***
"Seo Minjung" Guru Song sedang mengabsen. Terlihat beberapa siswa menoleh sana sini mencari sosok siswa rajin itu. Luhan gelisah di tempatnya. Sedangkan Chanyeol terlihat siap memberikan jawaban.
"Minjung di ruang kesehatan. Dia sedang tidak enak badan"
Guru Song menatap Chanyeol tajam. "Benar begitu? Kalau tidak enak badan kenapa memaksa masuk?"
Chanyeol mengangkat bahu. "Saya tidak tahu. Dia memang suka seperti itu"
Guru Song membenarkan letak kacamatanya. "Hah.. Seo Minjung itu terlalu rajin" gumamnya.
Chanyeol memainkan pensilnya. Sampai saat ini masalah masih terkendali. Ia sedang berpikir dimana gadis itu. Tapi ada satu tempat yang mungkin Chanyeol tahu. Ia pernah menemukan gadis itu di sana. Sendirian.
"Baiklah, siapkan presentasi kelompok 1" suara Guru Song menyadarkan Chanyeol dari pikirannya.
***
Sebuah uluran sapu tangan menghampiri Seo Minjung. Saat ia mengangkat kepalanya berdiri sosok tinggi Chanyeol di hadapannya. Minjung hanya menatap Chanyeol, lantas mengabaikan keberadaan laki-laki itu. Merasa tak dianggap, Chanyeol menarik sapu tangannya dan memasukan kembali ke kantong.
"Ya, seharusnya aku tahu kau tak memerlukannya"
"Kenapa kau ada di sini?"
"Entahlah. Anggap saja aku kebetulan menemukanmu. Sebaiknya kau kembali ke kelas. Luhan mencarimu, dia khawatir"
"Apa perduliku?"
"Ya! Kau ini gadis macam apa ha? Aku pikir Soojung adalah gadis yang kejam. Tapi kau lebih kejam!"
Minjung tersenyum miring. "Nah, kau tahu siapa diriku yang sebenarnya"
"Tsk! Tak kusangka Baekhyun bisa membuatmu seperti ini"
Minjung berdiri dan menantang Chanyeol.
"Lalu, apa perdulimu? Kau tahu aku ini bodoh! Lalu kenapa? Kenapa kau memperdulikan semuanya? Tidak bisakah kau mengabaikannya? Memangnya kau ini siapa? Kenapa kau selalu ikut campur!" Minjung telah sampai pada puncaknya. Wajahnya seperti tak berbentuk dibanjiri air mata. Chanyeol tak menyahut. Ia membuang muka menghindari Minjung.
"Jangan menggangguku lagi!" ucap Minjung seraya meninggalkan tempat itu. Chanyeol terlalu banyak tahu. Dia sok tahu dan suka ikut campur. Cukup sampai sini saja. Chanyeol tidak boleh tahu lebin dari ini.