NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

Di hari yang larut ini, Seseorang duduk di kursi kerjanya, ia memiliki rambut hitam panjang yang di ikatnya dengan tinggi dan mengenakan suit layaknya business woman. Well, Ia memang seseorang business woman yang sedang sibuk menyelesaikan pekerjaannya yang menumpuk.
Di atas mejanya bagian depan, terdapat papan nama kecil bertuliskan 'CEO of Chøi Industry, Choi Sena' menunjukkan bahwa dia merupakan CEO di tempatnya dimana ia berkerja, yaitu Chøi Corporation, Tempat yang memiliki berbagai macam Hotel, Restoran, Mall tingkat atas dan berbagai tempat hiburan lainnya.
Perempuan itu merupakan pebisnis wanita sukses paling muda di dunia ini, Dia terkenal akan kecerdasannya serta sikapnya yang tenang dalam mengambil keputusan, sangat elegan—yang merupakan hal sangat salah. Seperti saat ini, Mejanya terlihat berantakan dengan kertas-kertas kerjanya, sangat tidak elegan.
Seseorang kemudian mengetuk pintu ruangannya dan membuka pintunya,
"Miss, anda sudah melewati waktunya untuk pulang" Ujar Sekretarisnya, Yejin.
Perempuan yang sedang sibuk dengan kertas kerjanya itu hanya mengernyitkan alis matanya, "Sekarang jam berapa?" Tanyanya dengan pelan, tangan dan matanya masih sibuk dengan kertas di hadapannya.
"1.45AM, Miss" Balas sekretarisnya kemudian mendekati Sena yang telah berhenti melakukan aktifitasnya,
Sena melihat sekretarisnya itu, "Kau tidak pulang? saya sudah bilang kan tadi, kamu boleh pulang duluan.. Tidak usah menunggu saya" Ucapnya kemudian menghela nafasnya panjang karena kelakuan sekretarisnya,
"Saya merasa tidak sopan apabila saya pulang kemudian istirahat tetapi miss disini masih sibuk dengan pekerjaannya" Yejin kemudian membereskan kertas yang berada di meja kerja Sena, "Tidakkah anda bisa melanjutkannya besok—nanti saja? anda butuh istirahat, miss" Lanjutnya kemudian menaruh kertas itu di sebuah file,
"Ya—saya tidak ada menyuruh kamu untuk merapihkannya" Balas Sena yang terlihat tidak senang karena kertas kerjanya di ambil begitu saja, Sekretarisnya mengambil Coat milik Sena yang digantung di pinggir ruangan kemudian menyerahkannya kepada Atasannya itu,
"Kau ini" Desis Sena kemudian memakai coatnya dan mengambil tasnya, "Kau juga, pulang" Lanjut perempuan berumur 26 tahun itu kepada sekretarisnya yang terlihat bahagia, "Tentu~"

Perjalanan dari kantor ke apartemennya perlu menghabiskan waktu yang cukup lama, apabila sena mengebut, dalam waktu 50 menit dia sudah sampai tujuan. Tidak mengebut? sekitar 1 jam 15 menit. Dan Sena kembali ke apartemennya setelah menghabiskan waktu 1 Jam 10 menit dalam perjalanan dengan selamat.
Ia langsung mendobrak masuk pintu masuk dan berjalan ke dalam kamarnya, kemudian melempar badannya ke kasur, "Home oh Home~" Setelah puas menyium bau kamarnya, Sena bangkit untuk membersihkan badannya dan setelah ia selesai, Perempuan itu mengambil HP yang sedari tadi ia matikan karena ingin fokus dengan kertas kerjanya, Ia melihat notifikasi dari ibunya,

'Mom.

Sena, datanglah esok sore ke rumah, temani mama dan papa pergi ke pesta ulang tahun anaknya teman kami. ya, sekalian memperluas bisnis mu? kenakan pakaian yang rapi. Jangan lupa makan malam ya

17/8 - 9.33PM'

Perempuan itu tersenyum melihat kalimat yang paling akhir, Kemudian membalas pesan ibunya dan tertidur dikasurnya yang empuk.

-

'Beep Beep Beep'
Suara alarm yang sangat kencang terdengar di dalam ruang kamar milik sena, Yang otomatis membuat perempuan itu terbangun dan segera mematikan suara alarm yang menganggu tidurnya. disaat dia akan kembali tidur, Seseorang masuk ke dalam kamarnya setelah mengetuk pintunya pelan—yang tidak dapat didengar Sena.
"Miss, waktunya sarapan" Suara sekretarisnya dapat terdengar jelas di telingan perempuan itu, "Ah, Yejin.." gumam Sena pelan kemudian duduk di kasurnya, dengan mata yang masih terpejam.
"Silahkan bersihkan diri anda dulu miss" Ucap Yejin yang hanya dibalas dengan uapan atasannya. Sena beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi, Badannya terasa remut saat itu.

Di waktu yang sama, Yejin menyiapkan pakaian untuk atasannya itu kemudian ia taruh di atas tempat tidur. Yejin bukan hanya sekretaris biasa, Menurut Sena, Ia merupakan teman baik—yang tidak akan pernah diungkapkan oleh Sena. Diketahui keluarga Yejin sudah ber-keturunan bekerja dengan keluarga Choi, mereka keluarga yang sangat loyal hingga sampai sekarang, oleh karena itu, Keluarga Choi sangat menghargai usaha mereka, begitu juga dengan keluarga Son.
Pada awalnya, Sena tidak mau ada seseorang pun ikut campur dalam kehidupan sehari-harinya, namun Yejin sangat keras kepala membuat Sena kalah telak, dan alhasil, sesuai keinginannya, Yejin bisa membantu Sena melakukan kegiatannya sehari-hari.

Sena keluar dari kamar mandi dan melihat pakaian yang sudah terletak di kasurnya seperti biasa, Ia menghela nafasnya. Untung saja Yejin paham betul mengenai gaya pakaiannya. Setelah rapi, Ia keluar dari kamarnya kemudian memakan makanan yang sudah dihidangkan oleh Yejin,
"Terimakasih atas makanannya" Ujar Sena sebelum memakan sarapannya dengan pelan, ditemani oleh Yejin.
"Ah, Sekitar jam 6 keatas, bisakah kau mengurus kerjaan saya sebentar? saya ada kegiatan diatas jam segitu" Ucap Sena yang telah selesai sarapan, Ia merasa kasihan karena harus menyerahkan pekerjaannya yang menumpuk begitu saja di tangan sekretarisnya ini. "Tentu, Miss" Balas Yejin sambil mengambil piring yang telah kosong milik Sena. "Great" Ujar Sena, bersyukur karena sepertinya Yejin tidak keberatan, kemudian memakai blazernya dan berjalan keluar dari apartemennya menuju basement.


Sekretarisnya masuk kedalam ruang kerjanya, "Miss, sudah jam 6" Ujar Yejin pelan, mengingatkan atasannya yang masih berkutat dengan laptopnya. "Ah- Okay, Thankyou" Sena mematikan laptopnya beberapa saat setelah Yejin datang, Ia telah menyelesaikan setengah pekerjaannya hari ini agar Yejin dapan lebih mudah nanti. Perempuan itu melangkahkan kakinya menuju suatu ruangan kecil, dan disaat ia keluar dari ruangan itu, pakaiannya sudah berubah menjadi pakaian yang layak untuk pesta perayaan ulang tahun. Perempuan itu dengan segera keluar dari ruangannya.

Di dalam mobilnya, Sena meraih IPhonenya yang berdering, "Yeoboseyo?" Ujarnya, "Ah, Mom" Lanjutnya.
"Kau dimana?" Tanya ibunya di sebrang, "Nn.." Perempuan itu melihat sekeliling jalanan, "Sudah hampir sampai" Lanjutnya lagi
"Ah, Okay, nanti langsung saja parkir mobilmu di depan pintu, biarkan Mr. Jang yang mengandalkannya nanti, kau langsung masuk mobil kami aja ya" Balas Ibunya, "Nee"

Sesampainya didepan pintu rumah orang tuanya, Sena keluar dari mobil kesayangannya itu dan memberikan kuncinya kepada Mr. Jang, "Terimakasih ya," Ucap Sena sembari menaikkan kacamata hitamnya sebentar kemudian berjalan cepat masuk kedalam mobil milik kedua orang tuanya,
"Mom." "Honeey~"
Kedua perempuan itu saling berpelukan, "Ah Sena ku, kamu selalu terlihat cantik" Puji ibunya yang terlihat bangga melihat anaknya
"Soyeon.." Panggil suaminya pelan, "Anyway, Sena.. Kau siap bertemu rekan bisnis baru mu?" Tanya ayahnya, Sena hanya menghela nafasnya. Ia memang sedikit malas dalam hal-hal seperti ini, namun ia tetap membalas pertanyaan ayahnya itu, "Tentu"

"Ah, Sena. Kau belum mempunyai lelaki kan?" Tanya ibunya tiba-tiba dengan tatapan berharap, "Ada apa dengan pertanyaanmu, mom.." Jawab anaknya dengan aneh, dia tahu jelas dimana pembicaraan ini mengarah. "Hanya Bertanya, dear~" Balas Ibunya kemudian melakukan eye contact dengan suaminya yang duduk di sebelah sopir. Sena menghela nafasnya, Ia sedikit malu membicarakan hal seperti ini, "Belum"
Dan entah Sena hanya berhalusinasi atau apa, Ia yakin betul wajah ibunya mencerah, sangat cerah.

Setelah berbicara mengenai banyak hal, Sena menyadari bahwa mereka telah memasuki kawasan keluarga Kwon—keluarga yang melaksanakan pesta itu. Sena mengagumi pinggiran jalanan menuju rumah Keluarga Kwon yang terdapat bunga berbagai macam warna. Halaman rumah keluarga Kwon begitu luas, sangat luas dibandingkan rumah orang tua Sena. "Mom, Apa pekerjaan keluarga ini?" Tanya Sena tanpa sadar, Ibunya tersenyum tipis, ia juga kagum dengan bunga di pinggir jalanan yang terawat dengan benar, "Berbagai macam, Orang tua mereka sama seperti kami dulu, Bisnis. Anak perempuan mereka merupakan Designer ternama, Dan anak lelakinya yang sedang ulang tahun hari ini, Ia sangat berbakat dalam menulis lagu top dan sekarang ia adalah CEO dari GD Entertaiment." Jelas ibunya dengan semangat, "Ah, GD Entertaiment, pernah dengar" Balas Sena asal. Tidak lama setelah mereka mengakhiri pembicaraan mereka, Mereka sampai di tempat pesta—Rumah milik Kwon's Family. Seorang pelayan muncul dan membukakan pintu untuk orang tuanya, Begitu juga Sena. Sena melihat ortunya yang bergandengan tangan kemudian masuk ke dalam rumah yang megah itu, Dan sena hanya mengikuti mereka dari belakang,

"Ah! Soyeon-ah!"Sapa wanita yang sebaya dengan ibunya, kemudian saling berpelukan. "Yaa, Perkenalkan, Ini Choi Sena, anak ku~"Ucap Ibu Sena, "Aah! Jadi ini Sena? Aigoo! Ibu mu ini selalu membicarakan mu setiap kami bertemu, Saya Mrs. Kwon. Kau cantik sekali, sangat terasa dengan jelas aura business woman mu itu" Ucap Mrs. Kwon,
Sena tersenyum sopan, dia tahu cara menghandalkan ibu-ibu yang berbicara seperti ini, "Ah, Terimakasih Mrs. Kwon" Balasnya, Ia melirik Ayahnya yang sudah sibuk berbicara dengan lelaki sebayanya, Mr. Kwon mungkin? mereka terlihat akrab. "Baiklah Sena, Have Fun saja ya"Ucap ibunya kemudian pergi meninggalkannya sambil mengobrol dengan Mrs.Kwon. Ah, Indahnya.
Sena terdiam di tempatnya sebentar, melihat keadaan sekelilingnya yang terlalu unfamiliar. Ia dapat melihat banyak reporter di luar rumah ini, bahkan dari dalam saja masih terlihat flashlight dari kamera mereka. Ia sedikit termenung karena merasa seperti anak kehilangan, shit, padahal dia sudah dewasa begini. Tak lama seseorang menepuk pundaknya, yang membuat Dirinya sedikit terperanjak dan menoleh kearah orang yang menepuknya itu,
"Choi Sena?"Tebak lelaki itu, Sena membalas tebakannya dengan anggukan, "Ah, perkenalkan, Kwon Jiyong" Ucapnya kemudian meraih tangan Sena dan mengecupnya.
Entah kenapa Pikiran perempuan itu langsung kosong saat Lelaki bernama Kwon Jiyong itu mengecup tangannya, "Ah, Choi Sena. Selamat Ulang tahun" Balasnya kemudian menarik tangannya namun di tahan oleh lelaki didepannya. Sena dapat merasakan kakinya melemas, Ya tuhan. "Thanks" Ucap lelaki itu sambil menyeringai. Sena hanya mengedipkan matanya berkali-kali, sial, mengapa dia menjadi seperti ini?. "Ada yang bisa dibantu?" Tanya Sena dengan aneh, Oh, sangatlah tidak professional. "Sebenarnya Tidak, Hanya saja Ibu ku selalu saja membicarakanmu?" Balasnya dengan nada bertanya, seringainya masih terpasang diwajahnya. Sena hanya ber-'oh'. Sungguh, biasanya dia easy-going dengan orang lain namun mengapa dia seperti ini di depan lelaki bernama Kwon Jiyong ini? "Want some drink?" Jiyong menyerahkan minuman yang ia pegang kepada Sena,
"Ah, Terimakasih," Perempuan itu kemudian meminumnya sampai habis, "Oh-o? oneshot? begitu hausnya kah kau?" Jiyong terkekeh,
"Hn, White Wine?" Tanya Sena, mengabaikan Pertanyaan Jiyong sebelumnya, Jiyong mengangguk, "Kau suka?" Tanyanya, Sena mengambil minuman yang ditawarkan oleh salah satu dari pelayan kemudian meminumnya, "Favorite" Balas Sena sambil menyeringai tipis. "Ah, Really?" Jiyong menggenggam tangan Sena yang memegang gelas wine tersebut kemudian meminumnya, "Hm, Memang enak" Ucapnya kemudian mendengar temannya memanggil, "Well, See you soon sena-ssi?" Ujarnya sambil terkekeh kemudian menghampiri 4 temannya


What. The. Heck.
Itulah yang sedari tadi berada di pikiran sena setelah jiyong pergi menuju tempatnya, Ia dapat merasakan wajahnya memanas. Sekarang perempuan itu sedang berada di balkon rumah megah ini, segelas wine entah yang ke berapa tergenggam di jemari lentiknya, Ia sedikit salah tingkah saat Jiyong melakukan hal itu kepadanya, reaksi yang ia berikan sangat remaja-ish. Dan ia tidak suka itu, sangat tidak suka. Pikirannya terganggu setelah seorang pelayan memanggilnya, "Miss Choi? diharapkan untuk ke area kolam renang, ini pesan dari ibu anda" Ucap pelayan wanita itu, "Baik" Ujar Sena kemudian berjalan ke lantai bawah. Di daerah kolam berenang ada sebuah panggung, sejak tadi Penyanyi tampil disana, namun sekarang terlihat tidak ada yang tampil?. Sena duduk di kursi dekat dengannya berdiri, kemudian menunggu ibunya terlihat dari pandangannya. Ia menyipitkan matanya saat melihat sosok ibunya berada di panggung bersama Mrs. Kwon.

"Ekhem? Test everybody~ Attention Please" Ucap Mrs.Kwon

Semua orang mengalihkan perhatiannya kepada Mrs. Kwon

"Dengan ini, saya mengucapkan terimakasih telah datang dalam pesta perayaan ulang tahun Jiyongie yang ke-26!" Ucap Mrs. Kwon, Seisi rumah ini bersorak bahagia. Sena menepuk tangannya dan ikut bersorak kecil

"Dan Juga, Selamat atas Jiyongie yang akhirnya memiliki tunangan" Mrs. Kwon tersenyum bahagia, Begitu juga dengan Mrs. Choi "Yaitu Choi Sena!"

Hah?

Esok Harinya, Sena terbangun dengan pusing melanda kepalanya, Ia melihat sekitarnya, Apartemennya. Ternyata mimpi, eh? Pikirnya. Namun Ia sedikit bingung mengapa Yejin tidak datang. Ia kembali membentang di kasurnya, memejamkan matanya sebentar namun segera membuka matanya setelah melihat ada yang aneh di kamarnya, Beberapa bingkai fotonya menghilang. Ia mulai mengelilingi kamarnya, namun tidak ketemu juga. Ia memutuskan untuk keluar dari kamarnya namun kembali masuk setelah melihat banyak orang di area ruang tamunya, dan dia sangat berantakan saat itu juga. "Shit"

"Mom, what the heck is happening in here?" Tanya sena selesai merapihkan dirinya kepada ibunya yang terlihat mengatur orang-orang untuk memindahkan barang milih sena keluar apartemennya, "Ah Sena~ Kita akan menjual apartemen mu ini, Kau akan tinggal di apartemen baru mu" Ibu nya memberikan Sena kedipan, "Huh?"
"Kau kan sudah tunangan sayang, ini waktu yang tepat untuk melakukan pendekatan kepada tunangan mu. Oh ya, hari ini kau tak usah kerja, biarkan ayah yang handle, dia sudah berada di sana" Ucap ibunya. Sena mengernyit,
"Tunangan? jadi itu benar? Mom, mengapa mendadak?" Tanyanya. Ibunya ikut mengernyit, "Tidak mendadak, ibu sudah menanyakan tentang ini seminggu yang lalu, dan kau bilang ya kan?" Balas Ibunya, "Aku kira kau hanya main-main!" Ucap sena yang mengingat kejadian seminggu yang lalu

flashblack balabalabal



Dan sekarang, Sena berada didepan pintu apartemennya yang baru. Ibunya mengajaknya untuk melihat-lihat sekeliling. Dan disaat sena memasukinya, ia sedikit termenung karena apartemen ini lebih luas dan mewah dibanding apartemennya yang lama— yang termasuk mahal. "Ini kamar mu, dan ini Kamar Jiyong. Tentu saja di pisah, Kalian masih tunangan kan" Ujar ibunya sambil tersenyum bahagia. "Kau boleh kembali ke kantor lusa, jadi kau disini saja ya~ Have Fun!" Ibunya terkekeh sambil berjalan keluar dari apartemennya. Dasar Ahjumma. Desis Sena di dalam hatinya.
Saat mengelilingi apartemen barunya, ia memutuskan untuk duduk di kursi sofa yang ada di ruang tengah, Ia menaruh laptopnya di atas pangkuannya dan mulai mengetik—melakukan pekerjaannya.

Sena terbangun dari tidurnya, Ia tersadar bahwa ia tertidur dan dengan segera ia melihat Iphonenya yang sudah lowbattery, "11 Malam?" gumamnya pelan kemudian bangkit dari kursi yang ia tiduri, punggungnya sedikit tegang karena posisi tidurnya yang kurang nyaman.
Ia menguap, "Whew, Nyenyak?" Terdengar suara pria, hm.. sepertinya pernah dengar. Sena mengedipkan matanya, "Kwon Jiyong-ssi?" Tanyanya. Pria itu tersenyum dan mengangkat beanie yang ia kenakan, "Yup". Sena dengan perlahan merapihkan rambutnya, "Maaf, kau jadi melihatku dalam keadaan seperti ini" Ucap Sena hati-hati, "Anyway, want to drop the formalities? Kita hanya beda setahun" Tanya Jiyong, Sena dengan wajah bingung menatap Jiyong, "Okay, Jiyong". Jiyong menyeringai mendengarnya, "Sudah makan malam?"
Sena menyentuh perutnya yang berbunyi, ah. "Not yet" Ujar sena kemudian beranjak menuju dapur, diikuti oleh Jiyong dari belakang,
"Memasak?" yang hanya dibalas anggukan dari Sena, "Ramyeon"
Jiyong mengernyit, "Mengapa Ramyeon, ada banyak bahan masakan di kulkas kan?" Sena terdiam sejenak, berpikir mengapa dia memilih ramyeon, "Karena Ramyeon lebih cepat saji?" Ucapnya pelan,
Jiyong menghela nafasnya, Ia duduk di kursi meja makan sambil melihat Sena yang memasak. Sena yang sudah selesai membawa ramyeon di mangkoknya dan duduk di depan Jiyong
Lelaki itu menggelengkan kepalanya, "Kau tahu? apabila kau memakan ramyeon jam segini, kau akan bangun dengan bloated face" Ucapnya sambil terkekeh,
"Aku tahu" Balas Sena, Ia masih tidak bisa mencurahkan dirinya benar-benar kepada 'tunangannya' ini. Selesai makan, Sena membersihkan peralatan makan serta masaknya. Pikirannya masih acak beradul, dia masih belum bisa menerima kenyataan. Perempuan itu berjalan menuju kamarnya dan memutuskan untuk tidur, meninggalkan Jiyong yang masih asik dengan IPhonenya di meja makan.

Perempuan berumur 24 tahun itu terbangun dari mimpinya, Nafasnya terengah-engah seakan mimpi itu terjadi di dunia asli, Ia melihat keluar jendela kamarnya, Gelap. Ia mengambil IPhonenya, melihat waktu yang menunjukkan pukul 4.30AM. Perempuan itu beranjak dari kasurnya menuju kamar mandi yang tidak jauh, Ia memasuki kamar mandi tersebut dan dengan segera membasuh wajahnya. Ia menatap cerminannya setelah mengeringkan wajahnya, Wajahnya terlihat merah merona, dan Mimpinya tadi masih terputar jelas di memorinya. "Apa-apaan.." Geramnya pelan.



Tak terasa dua bulan sudah lewat setelah Sena dan Jiyong tinggal bersama, dan Hubungan mereka menjadi lebih akrab.

Sekarang, Sena sedang melakukan meeting dengan para pebisnis lainnya, dan meeting kali ini tidak ada yang memenuhi keinginannya. Ia mengernyitkan dahinya kesal saat keluar dari ruangan meeting, namun ia terkejut saat melihat Jiyong berada di ruang kerjanya,

"Kau ngapain disini?" Celetuk Sena kemudian duduk di kursi kerjanya, meminum coffee yang sudah di sediakan

"Hanya datang menghampiri tempat kerja tuan putri untuk pertama kalinya dan menjemputnya kembali ke istananya" Canda lelaki bernama Kwon Jiyong sambil merapihkan rambut merahnya yang baru saja ia cat

"Pekerjaanku belum selesai," Ucap Sena kemudian mengambil kacamata baca nya, berniat untuk melanjutkan pekerjaannya.

Jiyong yang tidak puas dengan ucapan Sena beranjak dari tempat duduknya, mendekati Sena dan duduk di meja kerjanya, menghalangi pandangan Sena

"Hei!"

"Ayo pulang, Lanjutkan pekerjaan mu besok pagi saja" Jiyong mendekatkan tubuhnya kepada perempuan didepannya,

"Minggir!" Perintah Sena yang hanya di balas dengan pelukan dari lelaki di depannya itu. Dan disaat itu juga ia khawatir lelaki itu bisa mendengar detak jantungnya yang berdetak tidak normal.

Setelah sebulan mengenal Jiyong, Sena tersadar bahwa Jiyong merupakan orang yang mudah diajak bicara, Jiyong juga gemar skinship, dan menurut Jiyong, berbagai kontak semacam skinship hanyalah hal yang biasa, tidak seperti Sena yang berpikir sebaliknya,

"Ayoo pulaaang, my lady~" Ucap Jiyong di telinga Sena, yang membuat Sena merinding karena dia dapat merasakan hembusan nafasnya.

"Baiklah! Menjauhlah dari ku" Balas Sena, bola matanya berkeliling sekitar ruangan akibat gugup dengan kedekatan mereka. Ia melega ketika Jiyong melepas pelukannya, Sena dapat melihat seringaian Jiyong yang begitu tampan menurutnya

Sial.

"Ambil peralatan mu dan ayo kita kebawah" Ujar Jiyong sambil beranjak dari meja yang ia duduki.

Sena terdiam dan mengambil tas nya dengan kepala menunduk, Ia butuh waktu agar detak jantungnya kembali normal. Ia merasa bagaikan anak remaja saat itu juga.

"Yejin, saya duluan ya" Celetuk Sena saat ia keluar dari ruangannya setelah Jiyong.

Sekretarisnya itu mengangguk pelan, matanya tertuju kepada tunangan atasannya yang tengah menunggu Sena, "Baik, Miss."

Sena yang mendengar jawaban dari sekretarisnya tersenyum tipis dan berjalan mendekati Jiyong yang menunggunya, dan otomatis Jiyong meletakkan tangannya di lingkaran pinggang Sena saat ia mendekat, kemudian mereka lanjut berjalan menuju lift.

Di dalam lift, setiap lift tersebut berhenti, Orang yang seharusnya masuk malah membungkukkan badannya dan tidak masuk kedalam saat melihat kehadiran Sena dan 'tunangannya', yang menurut Sena sedikit aneh.

Sena menggeraikan rambutnya sesaat mereka mendekati lantai basement, kemudian mengacak rambutnya pelan. Ia dapat mendengar kekehan milik Jiyong

"Apa" Cetus Sena

"Tidak, Hanya aneh melihat sikap mu di Kantor sangat berbeda dengan di rumah" Jiyong kembali terkekeh kemudian merapihkan rambut Sena, Perempuan itu hanya memutar kedua bola matanya dan berjalan keluar lift saat pintu lift sudah terbuka

"Sena di muka umum dan di rumah memang berbeda, Aku sudah biasa mendengarnya" Ucap Sena asal ketika memasuki mobil milik Jiyong

"I Know" Balas Jiyong sambil menyengir kemudian menancap gas mobilnya.


"Hey, Senaa" Panggil Jiyong sambil mengetuk pintu kamar sena.

Sena yang mendengarnya langsung menggunakan jaketnya karena dia sedang memakai pakaian terbuka saat itu, kemudian membuka pintu kamarnya,

"Hm?"

"Siapa nama sekretaris mu itu?" Tanya lelaki di depannya, matanya sedikit berkilau, menunjukkan bahwa dia tertarik dengan apa yang ia bicarakan

Sena menyenderkan badannya di pintu, salah satu alis matanya terangkat, "Son Yejin, mengapa?"

"Cantik" Puji Jiyong tanpa sadar kemudian tersadar saat melihat Sena menatapnya dengan aneh

"Kau tertarik dengannya?" Sebuah seringaian kecil terpasang di bibir perempuan itu

"Huh? Hanya ingin tahu sebenarnya, Dia mempunyai aura misterius saat aku melihat manik matanya yang hitam itu, seperti menyimpan banyak rahasia" Jawab Jiyong kemudian memasuki kamar Sena dan duduk di kasurnya

"Tentu saja, makanya itu dia sekretaris handalan ku" Senyum Sena bangga sambil mengikuti Jiyong

Jiyong melihat Sena dengan tatapan meremehkan,

"Bagaimana bisa sekretaris lebih terasa aura misteriusnya dibanding boss nya" Cetus Jiyong

"Hei!" Sontak Sena me-smackdown Jiyong di atas kasurnya

"Ow ow, Aku menyerah, aku menyeraah" Geram Jiyong di bawah cengkraman Sena

Jiyong melihat Sena yang sedang tertawa lepas mengambil kesempatan untuk menjadi dominan,

"Kau ini bertindak layak anak remaja tak tau diri ya kalau di rumah, kalau di kantor aja" Desis Jiyong yang berhasil mengunci Sena dibawahnya

Sena yang berada dibawahnya hanya tertawa lepas, Ia suka berada di samping Jiyong, dia merasa ringan di dekatnya.

"Oi, Berhenti tertawa!" ucap Jiyong layaknya Orang tua sedang memarahi anaknya,

Sena akhirnya meredakan tawaannya kemudian tersenyum melihat Jiyong yang berada diatasnya itu,

"Kau mau ku kenalkan dengannya?" Tanya Sena dengan senyuman-ingin-tertawanya

"Tidak, nanti akan menyusahkan, Kita kan sudah tunangan bodoh" Jawab Jiyong sambil memukul kepala Sena pelan

"Okay, Okaay~ Menjauhlah dari ku" Ucap sena yang masih terkekeh


Weekend telah datang, dan Sena sangat bersyukur pekerjaannya sudah kelar. Kini ia tengah menyenderkan punggungnya di bawah pohon sejuk yang terletak di sebuah taman dekat apartemennya bersama Jiyong —atas permintaan orang tuanya agar lebih dekat.

“Hey, kau mau satu?” tawar Jiyong sambil menyodorkan satu batang rokok pada Sena. Sena mengerutkan keningnya dalam-dalam, lalu menggelengkan kepalanya.

“Aku tidak merokok,” jawab Sena sambil menjauhkan batang rokok itu. Jiyong tertawa kecil lalu mencapit rokok itu di bibirnya. Ia merogoh saku untuk mencari pemantuk api. Dan setelah menemukannya, ia segera menyalakan ujung rokoknya dan menghisapnya dengan perlahan.

“Sejak kapan kau suka merokok?” tanya Sena skeptis. Jiyong menghembuskan asapnya sambil menoleh pada Sena.

“Sejak sekolah menengah. Mengapa? Apa kau pernah merokok?” tanya Jiyong sambil menghisap rokoknya kembali. Sena mengibaskan asap rokok disekitarnya dengan kedua tangannya. Jiyong tertawa puas melihatnya.

“Kau mau aku jujur?” tanya Sena balik. Jiyong menganggukkan kepalanya. “Pernah, ketika aku sekolah menengah.”

Jiyong menatap Sena terkejut dengan tangannya yang mengetukkan serpihan-serpihan rokok ke akar pohon. “Benarkah?” tanya Jiyong berusaha mencari tahu kebenarannya, dan Sena menganggukkan kepalanya pasti. “Lalu mengapa kau tidak merokok lagi?”

Sena menghembuskan nafasnya perlahan. “Yejin menghentikanku untuk merokok. Ia tidak suka jika melihatku merokok. Kau tahu? Ketika itu kita berkelahi sangat sangat parah. Kita tidak berkomunikasi selama sebulan” Jiyong mengerutkan keningnya, lalu menganggukkan kepalanya tanda mengerti.

Lama mereka terdiam, hingga akhirnya Sena mengangkat bicara. “Apa aku boleh meminta satu hisap?” pinta Sena sambil tersenyum malu. Jiyong terkekeh pelan lalu memberikan rokoknya.

“Aku yakin kau merindukan masa-masamu bersama rokok,” ucap Jiyong sekenanya. Sena tertawa lalu menghisap rokok itu. Sena sedikit mengerutkan kening ketika menghisapnya karena sudah tidak terbiasa. “Tetapi sebaiknya kau memang tidak merokok.”

Sena menoleh heran padanya. “Hm?”

“Kau perempuan. Kau tidak boleh merokok.”

“Hey, bukan hanya perempuan saja. Kau pun tidak boleh merokok.”

“Tetapi perempuan lebih dilarang daripada pria.”

“Pria juga sama dilarangnya seperti perempuan.”

Satu detik keduanya terdiam, lalu terdengar tawaan geli dari mulut masing-masing.

“Yah, sebaiknya manusia tidak merokok,” timpal Jiyong berusaha meluruskan.

“Ya, memang seharusnya seperti itu,” ucap Sena menyetujuinya. Mereka berdua tersenyum geli lalu memandang kembali ke arah danau.

“Hey, aku tidak menyangka aku bisa berbicara dengan mu dengan santai seperti ini,” ucap Sena sambil memberikan rokoknya pada Jiyong. Jiyong menerimanya dan menjilat ujungnya kecil sebelum ia menghisapnya kembali.

"Hm? Mengapa tidak menyangkanya?" Tanya Jiyong sambil merubah posisinya menghadap Sena, Ia sedikit tertarik dengan percakapan ini.

"Maksudku, Ku kira kau adalah lelaki berkharisma dan misterius saat kita pertama kali bertemu. Dan saat kau tiba-tiba mendekatiku di pesta itu, ku kira kau lelaki kaya raya yang tidak peka dengan perasaan wanita. Tapi ternyata kau adalah tunanganku— yang awalnya ku anggap hanya lelucon dari orang tua ku. Dan setelah seminggu lebih, well, disinilah kau duduk di samping ku, sambil menghisap rokok itu" Cerita Sena panjang lebar.

Jiyong yang mendengarnya hanya tertawa terbahak

"Aku juga tidak menyangka kalau kau sebenarnya hanya remaja lemah di rumah, sangat beda saat kau muncul di TV" Ucap Jiyong sambil tersenyum tipis, kemudian menyentuh kepala Sena— yang sedang berusaha untuk menenangkan detak jantungnya.

"Ah ya, Sena." Panggil Jiyong sambil mematikan batang rokoknya

"Hmm?"

"Besok aku akan pergi ke Tokyo selama seminggu, artis kami akan mengadakan konser disana. pekerjaan" Ucap Jiyong sambil mengela nafasnya

"Ah, Oke" Balas Sena singkat, ini baru pertama kalinya ia mendengar Jiyong membicarakan tentang pekerjaannya, walaupun tidak begitu detail dan hanyalah sekedar Info

Sena menutup matanya sambil menikmati suasana di taman itu. Seminggu tidaklah waktu yang lama, Pikirnya. Namun dia tidak tahu apa yang akan terjadi dengan pikirannya dengan ketidak hadirannya Jiyong di sisinya selama seminggu itu.


Sehari setelah Jiyong pergi ke Tokyo, dan Sena merasa hampa. Ia tidak tahu kalau dia akan merasa hampa begini. Ketika ia dalam rapat, dia tidak begitu fokus mendengarkan pendapat orang yang otomatis membuatnya untuk bertanya kepada Yejin, Sekretarisnya.

Mengenai Yejin, entah kenapa dia menjadi lebih fashionable sekarang, bukannya sebelumnya tidak, hanya.. berubah? Dan beberapa hari kemarin, Dia selalu pulang lebih awal dibanding dirinya, aneh bukan?

"Miss, Ibu anda menunggu anda di ruangan anda" Ujar Yejin di dalam lift kepada Sena

"Ah? Baik" Balas Sena kemudian dengan segera keluar dari lift menuju ruangannya

Terlihatlah Ibunya yang tengah mengelilingi ruangan Sena, "Mom?"

"Ah, Sena-ah~" Ibunya berjalan mendekati Sena namun Sena menyuruhnya untuk duduk di kursi tamu

"Ada apa, mom?" Tanya Sena setelah menyuruh Yejin untuk menyiapkan minuman

"Bagaimana hubungan mu dengan Jiyong?" Tanya ibunya balik, Ia tersenyum manis melihat anaknya setelah sekian lama

"Eh.. Baik?" Jawab anaknya

Mrs. Choi mengambil tangan Sena dan menggenggamnya, "Sena-ah"

"Ya?"

"Mengenai kau dan Jiyong, kalian kan sudah bertunangan selama 2 Bulan lebih.." Mrs.Choi menghentikan ucapannya, melihat raut wajah Sena yang terlihat biasa saja

"Bagaimana kalau November kita melakukan wedding?" Lanjut ibunya antusias

"November..?" Gumam Sena, ibunya mengangguk sambil mengeratkan genggamannya

"Tidak kecepetan?" Tanya Sena gugup,

Ibunya menggeleng, "Mom dan Mrs. Kwon sudah menyiapkan berbagai macam untuk wedding mu sebenarnya"

Melihat raut wajah Sena, ibunya tersenyum tipis, "Sena.. Kamu sudah 25 tahun sebentar lagi, itu sudah waktunya untuk menikah nak"

Sena mengangguk, "Aku tahu, tapi—"

"Kau dan Jiyong juga sudah dekat kan?" Potong ibunya,

"Iya, begitulah.." Balas Sena kemudian melihat Yejin meletakkan minuman untuk ibunya, Wajahnya menunduk dan segera keluar ruangan setelah meletakkan minuman. Kenapa dia?

"Ini permohonan mom yang terakhir, Sena.." Ucap ibunya dengan nada lemah, mendengar ucapan ibunya seperti itu membuat hati sena melemah.

"B-baiklah.." Balasnya, Ibunya kembali tersenyum dan memeluk anaknya,

"18 November, ya!" Celetuk Mrs. Choi kemudian mencium kening anaknya dan keluar dari ruangannya

Sebenarnya pada awalnya Sena tidak begitu memikirkan betul betul mengenai kehidupan percintaannya, karena dia memang tidak begitu tertarik dengan pria di sekitarnya, oleh karena itu Ibunya dengan terpaksa harus menjodohkannya dengan orang lain. Tetapi, sepertinya ada yang aneh.


2 Hari berikutnya Sena berada di suatu tempat fashion show, Ia melihat setiap model berjalan dengan professionalnya memakai baju bermerek Chanel, ya, dia sedang berada di Cruise Show Chanel.
Pikirannya mengenai pernikahannya sebentar lagi membuatnya tidak fokus dengan apa yang lawan bicaranya sedang bicarakan, dia hanya mengangguk mengerti tanpa mencerna kata-kata orang itu.

Dan tidak lama, Fashion Show itu selesai. Dengan segera Wanita itu menaiki mobil kantornya, di dalam mobil itu ada Yejin yang sudah menunggu kehadirannya,

"Berikutnya, Menghadiri Rapat di Wonique" Ucap Sekretarisnya itu dengan nada yang bergetar

"Baiklah, langsung saja kesana ya" Perintah Sena kepada Sopirnya


Setelah selesai rapat, Kini sena kembali berada di mobilnya,

"Miss Sena," Panggil sekretarisnya itu yang hanya dijawab dengan gumaman oleh atasannya

"Apa.. wedding anda akan dilaksanakan sebentar lagi?" Tanya Yejin perlahan

Sena membuka kelopak matanya, Sekarang Ia mengerti apa yang aneh itu. Ia dapat menebaknya. Sena tersenyum miris, "Kita lanjutkan di ruangan saya nanti saja"


"Iya, lebih tepatnya 18 November nanti" Celetuk Sena sesaat sampai di ruang kerjanya, membalas pertanyaan Yejin tadi

"Dengan Mr. Kwon Jiyong, kan?" Tanya Yejin lagi, memainkan jarinya

Sena duduk di kursi kerjanya, Ia melihat pemandangan kota Seoul, "Apa hubunganmu dengan Jiyong?" Tanya Sena langsung ke intinya

"E-eh? Tidak ada, miss.."

"Ungkapkan saja, saya tahu"

Yejin hanya mengedipkan matanya yang perlahan mengeluarkan air mata, "Maafkan saya, miss.. saya tidak bermaksud, pada saat itu—"

"Langsung ke inti saja, hm.." Gumam Sena pelan, namun Yejin dapat mendengarnya

Yejin berdeham, Sedikit ragu "Saya berhubungan dengan tuan Jiyong"

Setelah mengatakannya, Yejin kembali menangis, "Maafkan saya, miss. Saya tertarik dengan beliau, dan saya—"

"Oke," Potong Sena

"Eh?" Gumam Yejin disela tangisannya

"Jangan menangis. mengenai hubungan kalian, terserah saja" Lanjut Sena masih menatap pemandangan malam kota Seoul, "Tenangkan diri mu dulu"

Yejin mengangguk melihat pantulan Sena di kaca kemudian dengan segera keluar dari ruangannya.

Sena memutar kursinya kesal, "Dasar Kwon Jiyong"


Jum'at, Pikir Sena melihat layar IPhonenya. Kemarin Ia mendapat pesan dari ibu Yejin bahwa Yejin sedang kurang enak badan, dan Sena membiarkannya cuti untuk seminggu

Ia menghela nafasnya, melihat lelaki yang menggantikan Yejin untuk seminggu. Sena sedikit tidak menyukai pengganti Yejin ini, dia selalu menggoda Sena secara tidak langsung. Namun Sena dapat melihat gerak geriknya. Dan setelah sehari, Mulai terlihat jelas gerak geriknya terhadap Sena, bahkan karyawan di sana dapat melihat kelakuan sekretaris pengganti ini

"Ini file yang berisi tentang saham anda di London, Miss" Ucap Lelaki bernama Jonghyun itu sambil menyerahkan sebuah file kepada Sena dan dengan sengaja membuat kontak dengan kulit Sena. Lelaki itu menyeringai dan menggenggam jemari Sena,

"Jonghyun-ssi" Geram Sena namun diabaikan oleh Jonghyun karena dia mulai mendekatkan dirinya kepada Sena, "Jonghyun-ssi. Lepas atau jangan berharap anda bisa kembali ke gedung ini" Desis Sena kesal

Lelaki itu melepaskan genggamannya namun mengecup pipi Sena, "At least berikan saya hadiah karena sudah memberikan file anda, miss" Ucap Jonghyun sambil mengedipkan matanya

"Hell" Gumam Sena pelan kemudian melihat isi Filenya

"Waktu istirahat, miss" Ujar Jonghyun mengingatkan Sena yang masih berkutat dengan Komputernya.

"Ya, silahkan istirahat, Jonghyun-ssi" Jawab Sena asal

Namun bukannya lelaki itu pergi, Ia malah mendekati Sena dan memutar kursi yang Sena duduki, "Hey—"

"Saatnya anda untuk makan malam bersama Kim Jonghyun" Serunya kemudian menarik Sena keluar dari ruangannya


Sena meniup telapak tangannya yang kedinginan, Walaupun ia sudah memakai sarung tangan, Ia masih dapat merasakan dinginnya malam hari. Jonghyun antusias melepas jaketnya dan menaruhnya di badan Sena, "Ap-homp"

Sena menutup mulutnya setelah Jonghyun dengan cepat menaruh tteokpokki di dalamnya dan otomatis dia menguyahnya, "Apa-apaan" Ujar Sena setelah menelan makanannya

"Miss, saya sarankan anda jangan begitu fokus dengan pekerjaan anda, apa gunanya karyawan kalau anda bekerja sendiri?" Tanya lelaki itu

Sena mengernyitkan dahinya, "Mereka punya tugas masing-masing"

Jonghyun terkekeh, "yah, makan saja tteokpokki anda miss"


"Jonghyun, jangan ganggu saya"

"Ta-"

"Pulang"

"Tidak"

Sena menatap Jonghyun dengan tatapan menusuk, "Pulang"

Lelaki itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya, "Tidak"

"Pu—"

"Saya menyukai anda, miss. Jadi tidak, saya tidak akan pulang sebelum anda pulang" Potong Jonghyun yang mengagetkan Sena.

"Hah?"

Dan lelaki itu hanya tersenyum tipis

Esok paginya, Sena tidak pergi ke tempat kerjanya. Ia memutuskan untuk tetap dirumah dan memanggil ahli pijit langganannya ke apartemennya

"Terimakasih sudah susah payah datang kesini, Ahjumma" Ucap Sena yang merasa rileks di pijat oleh Mrs. Cheon

"Tidak apa, Nona"

Beberapa menit berlalu, dan Sena mulai mengantuk. Namun kantuknya menghilang begitu mendengar suara Jiyong yang membuka pintu kamarnya namun kembali menutupnya, "Sen— Uwoh— Bolehkah aku masuk?"

"Boleh"

Jiyong masuk ke dalam kamar Sena dan melihat perempuan itu yang tengah di pijat oleh ibu-ibu, tubuhnya hanya di tutupi oleh handuk. "Eh, Tidak jadi. Nanti pas kau sudah selesai saja" Ucap Jiyong kemudian keluar dari kamar Sena

Mrs. Cheon melihat belakang kepala Sena, "Kekasihmu?" Tanyanya

Sena terdiam, "Hn, Tunangan saya" Jawabnya pelan

"Ah"


Setelah Sena mengantarkan Mrs. Kwon menuju Lift, Sena membuka pintu kamar Jiyong dan melihat Jiyong yang tengah sibuk dengan komputernya

"Oh, sudah?" Tanya Jiyong yang hanya di balas anggukan oleh Sena

"Aku sudah mendengar tentang kapan Wedding kita akan di laksanakan" Ucapnya, memperhatikan gerak gerik Sena yang dengan santainya duduk di tempat tidurnya

"Namun ada satu hal yang perlu kau ketahui, dan ku harap kau tidak keberatan" Ia memberhentikan ucapannya, melihat Sena yang perlahan memejamkan matanya

"Aku dan Yejin mempunyai hubungan" Lanjutnya,

Sena mengangguk, "Aku tahu"

"Kau tahu?" Jinyong mengulang ucapan Sena

Sena mengangguk lagi, "Yup, Beberapa hari yang lalu Yejin mengatakannya kepada ku" Ungkapnya dengan mata terpejam, Ia tidak ingin melihat wajah Jinyong saat itu

Jiyong melihat Sena yang sepertinya akan tertidur, "Aku lapar" Celetuknya

"Makan" Balas Sena kemudian menenggelamkan wajahnya di bantal milik Jiyong, menghirup aroma Jiyong yang terdapat di bantal itu

"Masaklah untuk ku" Pinta Jiyong kepada perempuan di sebelahnya itu,

Sena merubah posisinya menjadi posisi duduk kemudian beranjak menuju dapur, "Yasudah"

“Kau mau apa? Aku akan memasakkannya untukmu,” ujar Sena sambil melihat isi lemari es
“Aku ingin mie ramen ayam saja. Sepertinya enak,” jawab Jiyong. Sena mengangguk dan mengeluarkan beberapa bahan masakan.

“Kau tunggu saja di ruang makan,” perintah Sena sambil meletakkan semua bahan masakan itu di atas counter dapur. Jiyong duduk di salah satu counter dapur dan menopang dagunya.

“Aku akan menunggumu saja disini,” sangkal Jiyong santai. Sena mengangkat bahunya acuh dan mulai meracik beberapa bumbu untuk masakannya. Ia memotong bawang-bawang, juga bahan bumbu lain dengan cekatan.

Aroma beef teriyaki, mie ramen ayam dan sup jagung sudah tercium oleh hidung Jiyong sejak tadi. Karena ia bosan menunggu di ruang makan, akhirnya ia menghampiri Sena yang kini tengah membersihkan sisa rempah-rempah di dapur.

“Ada yang bisa kubantu, nona?” tanya Jiyong sambil menopangkan tubuhnya ke pinggir meja dapur dengan kedua tangannya. Sena menggeleng singkat dan tetap berkonsentrasi pada pekerjaan dapurnya. Jiyong mengerutkan keningnya. “Kau selalu seperti ini.”

Sena menghentikan kegiatannya sejenak dan beralih pada Jiyong. “Maksudmu?”

“Kau tidak bisa diganggu jika jiwa dan ragamu sudah bersatu dengan dapur.”

Sena tertawa kecil dengan tangannya yang kini tengah mengelap counter.

“Kau berlebihan.”

“Memang.”

Mata Jiyong masih terpaku pada Sena yang masih sibuk dengan pekerjaannya. Penampilan wanita itu berantakan. Rambutnya yang awalnya diikat rapi kini beberapa helai darinya telah lepas dari ikatannya. Celemek yang dipakainya pun talinya telah longgar dan siap terlepas jika Sena bertingkah.

Dan benar, kini tali celemek itu terlepas dan rambut Sena masih tergerai tidak nyaman di sekitar wajahnya. Sena yang tangannya kotor dengan bumbu-bumbu dapur tentu tidak bisa memperbaikinya, akhirnya ia membiarkannya tidak nyaman begitu saja sampai semuanya berakhir.

Jiyong tersenyum geli dan menghampiri Sena yang sedang kesusahan dengan rambut, celemek, dan kerjaannya. Tanpa Sena sadari, Jiyong mengambil tali celemek itu dan menalikannya cukup kuat di pinggang Sena sehingga Sena sadar dari kesibukannya. Sena memutar kepalanya sebisa mungkin agar bisa menatap Jiyong, namun sebagian rambutnya menghalangi penglihatannya.

Jiyong kini tertawa cukup keras melihat gerakan Sena yang aneh itu. Dengan lembut Jiyong memutar kepala Sena agar menghadap kedepan. Setelah itu, Jiyong melepas ikatan rambut Sena dan memperbaikinya dengan ia gulung ke atas. Sena kini merasa lebih baik dan kembali melanjutkan pekerjaannya yang hampir selesai.

“Terimakasih, Jiyong.”

“Sama-sama.”

Namun setelah itu, Jiyong tidak beranjak dari tempatnya berdiri. Ia hanya diam dan menatap tengkuk Sena yang putih dan berkeringat. Menggoda.

Hanya satu detik, Jiyong menggodanya dengan meniupkan sebagian kecil nafasnya ke arah tengkuk Sena. Sena terperanjat dan kini ia berbalik menghadap Jiyong.

“Ya! Kau ngapain?” tanya Sena sedikit kesal. Jiyong tertawa kecil dan tatapannya menatap lurus ke arah mata Sena. Sena membalas menatapnya, namun tidak sampai sepuluh detik, akhirnya Sena menyerah dan berusaha menyelesaikan masakannya.

“Kau berkeringat. Mau kuhapus keringatmu?” tawar Jiyong. Sena menggeleng.

“Tidak perlu. Nanti akan kuhapus sendiri,” sangkal Sena sambil mengambil sesendok air sup dan mencicipinya. “Hm! Enak! Mau coba?” tawar Sena pada Jiyong. Jiyong mengangguk kecil sementara Sena mengambil satu sendok lagi untuk Jiyong. “Aaaah..”

Jiyong membuka mulutnya kecil dan menyeruput air sup itu sedikit karena panas. Detik kemudian ia tersenyum manis. “Enak. Kau memang pintar memasak.”

Sena tersenyum senang. “Tentu saja” sahut Sena bangga. Jiyong tertawa kecil.

Sena kembali menghadap pada sup dan teriyakinya. Ia kembali berkutat pada mereka, dan Jiyong kembali diacuhkannya



Hari Selasa datang dan Pasangan itu kembali kepada kesibukannya masing-masing, Sena masih risih karena tingkah Jonghyun yang makin menjadi

"Ini hari terakhir saya, ayolaaah, tidakkah kencan menyenangkan? Ini hari terakhir saya loh" Celetuk Jonghyun kepada Sena yang masih pusing memikirkan hasil rapat tadi

"Jika saya jawab iya, bisakah kau diam?" Tanya Sena. Jonghyun mengangguk antusias

"Yasudah, Iya"

Pada saat waktunya untuk pulang, Jonghyun dengan segera menarik tangan Sena keluar dari gedung Chøi. "Ya—"

"Mari kita ke Han River" Seru Jonghyun

Keadaan Seru, Menyeramkan, Aneh terjadi dalam waktu dekat saat Ia bersama Jonghyun, Jonghyun merupakan anak yang aneh setelah ia mengajak Sena untuk kencan, dan Jonghyun juga dapat melihat sifat asli Sena yang membuatnya tambah menyukai Sena

Di akhir kencan mereka, Jonghyun memberanikan diri untuk menyatakan perasaannya kembali, "Aku menyukai mu— Tidak, Aku mencintai mu, Choi Sena"

Dan di saat itu, Sena merasakan jantungnya berdebar

"Maaf a—"

Ucapan Sena terpotong dengan ciuman yang ia dapatkan dari Jonghyun di bibirnya, ciuman yang lembut dan malu. setelah beberapa saat, Jonghyun memisahkan bibir Sena dan mulai menciumnya lebih dalam. Tangannya mulai bergerak mengarah kebawah namun dihentikan oleh Sena setelah perempuan itu kembali sadar.

"Maaf Jonghyun, aku tidak merasakan hal yang sama seperti mu, aku menyukai orang lain" Ucap Sena sambil menutup bibirnya dengan belakang tangannya,

"Aku tahu" Ungkap Jonghyun dengan senyuman sedih terpasang di bibirnya

Dan setelah itu, Sena tidak pernah melihat Jonghyun lagi.



Seminggu kemudian, Sena menghampiri tempat kerja Jiyong untuk yang pertama kalinya. Tunangannya itu tadi menelfonnya, Orang tua mereka ada di tempatnya saat ini dan ingin bicara dengan mereka berdua. Perempuan itu membungkukkan badannya setiap melihat orang di gedung tempat kerja Jiyong melewatinya.

"Ah, Sena!" Panggil Mrs. Kwon saat melihat Sena yang berhasil menemukan ruangan Jiyong

"Mrs. Kwon! Lama tidak berjumpa" Sena tersenyum sembari memeluk Mrs. Kwon kemudian Mr. Kwon

"Ah, panggil saja kami Eomma dan Appa" Ucap Mrs. Kwon yang hanya dibalas senyuman dari Sena

Dan di saat itu mereka langsung membicarakan mengenai pernikahan mereka yang akan berlangsung 2 minggu lagi



Perempuan itu melihat pantulan dirinya di kaca, Ia mengenakan wedding dress putih panjang kemudian ia memutar tubuhnya dan memperlihatkan wajahnya kepada Kedua ibu-ibu itu, "Aku ambil ini saja" yang di balas anggukan dan air mata oleh mereka



Sena melihat Jiyong yang pulang dalam keadaan mabuk, "ada apa dengan mu?" Tanyanya khawatir

"Yejin— Haish—" Jawab lelaki itu terputus putus kemudian memasuki kamarnya

Sena yang melihatnya hanya menggelengkan kepalanya, berusaha untuk mensibukkan dirinya dan kembali membaca koran sebelum dipanggil oleh Jiyong

"Senaaaa"

Perempuan itu menghembuskan nafasnya pelan dan memasuki kamar Jiyong, "Apa"

Lelaki itu menepuk tempat kosong di sebelahnya dan Sena duduk di tempat yang Jiyong maksud, "Tidur" Pinta Jiyong kemudian memeluk Sena

Perempuan itu melihat kelopak mata Jiyong yang tertutup rapat kemudian mengusap rambutnya yang sudah kembali menjadi warna hitam. Ia merasakan jantungnya yang selalu berdebar saat dekat dengan Jiyong. Dan di saat itu, Sena mengeluarkan air matanya dan menangis tanpa suara. Ia menyadari perasaannya.

Kwon Jiyong sialan

Esok harinya Sena menendang tubuh Jiyong pelan agar terbangun, "Bangun"

Sontak lelaki itu membuka matanya karena merasakan tendangan Sena, "Hei—" kata-katanya terpotong saat mencium bau soup

Sena menghembuskan nafasnya, "Ke meja makan, aku membuat soup yang baik untuk menghilangkan efek alkohol" Ucapnya kemudian pergi meninggalkan Jiyong menuju ruang TV

Jiyong tersenyum bahagia selesai melahap soup hangat yang disediakan sena, "Terimakasih atas makanannya" Celetuknya

Jiyong yang melihat Sena tengah duduk di sofa dengan mata terpejam pun mendekatinya, TV sedang menayangkan berita mengenai bisnis—favorit sena. tetapi wanita itu malah tertidur. Jiyong terkekeh kemudian mengecup kening Sena, "Terimakasih atas makanannya"

Beberapa menit kemudian Sena membuka matanya yang terasa berat, nafasnya terasa panas. tak lama ia teringat sesuatu, dalam tidur singkatnya, Ia bermimpi dirinya sedang tertidur dan Jiyong datang untuk mengecup keningnya. Sena menyentuh keningnya pelan, mengapa merasa begitu asli?

Sena menguap pelan dan mengirim pesan kepada Yejin bahwa dia tidak datang kesana karena sedang tidak enak badan

Perempuan itu mengucek matanya dan melihat Jiyong keluar dari kamarnya. Walaupun sudah beberapa bulan bersama, Ini yang pertama kalinya Sena melihat Jiyong bersiap untuk bekerja. Dikarenakan biasanya Sena selalu berangkat lebih awal di banding Jiyong

"Sena? tidak kerja?" Tanya Jiyong sambil berjalan mendekati Sena yang tadi menatapnya namun langsung memejamkan matanya

"Hmm, Bolos" Jawab Sena asal

Jiyong mengernyitkan dahinya sambil tersenyum, "Tumben sekali?" Kekehnya, "Oke aku pergi" Lanjutnya

Sena menghembuskan nafasnya dan dengan perlahan berjalan menuju kamarnya, menghabiskan waktu sakitnya dengan tidur pulas

BRAK

Sena yang mendengar suara itu sontak terbangun dari tidurnya, Sebelum ia melihat apa yang terjadi, Jiyong datang di hadapannya dan menyentuh keningnya

"Mengapa kau tidak bilang kalau sedang sakit?" Tanyanya kemudian menjitak kepala Sena ringan

"Aku ingin tidur
     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.