Notes

@
Menurut WHO, definisi sehat adalah keadaan sempurna secara fisik, mental, serta sosial, dan tidak hanya terbebas dari penyakit dan kecacatan. Sehat adalah hak paling mendasar dari setiap manusia, tanpa membeda-bedakan ras, agama, politik, dan kondisi sosial ekonominya

Definisi praktis kesehatan dan penyakit diperlukan dalam epidemiologi, yang berkonsentrasi pada aspek kesehatan yang mudah diukur dan dapat diperbaiki. Definisi status kesehatan yang digunakan oleh ahli epidemiologi cenderung sederhana, misalnya ada penyakit atau tidak ada penyakit

Pengembangan kriteria untuk menetapkan keberadaan suatu penyakit membutuhkan definisi "normalitas" dan "ketidaknormalan". Namun, mungkin sulit untuk mendefinisikan apa yang normal, dan sering kali tidak ada perbedaan yang jelas antara normal dan tidak normal

@Kriteria diagnostik
Kriteria diagnostik biasanya didasarkan pada gejala, tanda, riwayat dan hasil tes yang menunjukkan diagnosis tersebut. diagnosis dapat dibuat berdasarkan beberapa manifestasi penyakit, dengan beberapa tanda lebih penting daripada yang lain. Dalam beberapa situasi kriteria yang sangat sederhana dibenarkan.

Misalnya, pengurangan angka kematian akibat pneumonia bakterial pada anak-anak di negara berkembang bergantung pada deteksi dan pengobatan yang cepat. Pedoman manajemen kasus WHO merekomendasikan bahwa deteksi kasus pneumonia hanya berdasarkan tanda-tanda klinis saja, tanpa auskultasi,

@Mengukur frekuensi penyakit
Beberapa ukuran frekuensi penyakit didasarkan pada konsep prevalensi dan kejadian. Sayangnya, ahli epidemiologi belum mencapai kesepakatan yang lengkap tentang definisi istilah yang digunakan dalam bidang ini. Idealnya angka-angka ini hanya mencakup orang-orang yang berpotensi rentan terhadap penyakit yang sedang dipelajari. Populasi berisiko dalam studi karsinoma serviks.
Orang-orang yang rentan terhadap penyakit tertentu disebut populasi berisiko, dan dapat ditentukan oleh faktor demografis, geografis, atau lingkungan.

Insiden suatu penyakit menunjukkan tingkat terjadinya kasus baru yang muncul dalam periode tertentu pada populasi tertentu, sedangkan prevalensi adalah frekuensi kasus pada populasi tertentu pada titik waktu tertentu.

Dalam pengertian ini, prevalensi adalah durasi kejadian. Mengukur prevalensi dan insidensi melibatkan penghitungan kasus dalam populasi tertentu yang berisiko. Istilah "tingkat serangan" sering digunakan sebagai pengganti insiden selama wabah penyakit pada populasi yang didefinisikan secara sempit dalam periode waktu yang singkat. Beberapa ahli epidemiologi menggunakan istilah "tingkat" hanya untuk pengukuran kejadian penyakit per unit waktu. Dalam buku teks ini, gunakan istilah "penyakit" dalam arti luas, termasuk penyakit klinis, perubahan biokimia dan fisiologis yang merugikan, cedera, dan penyakit mental.

Karena prevalensi dapat dipengaruhi oleh banyak faktor yang tidak berhubungan dengan penyebab penyakit, studi prevalensi biasanya tidak memberikan bukti yang kuat tentang hubungan sebab akibat. Prevalensi adalah ukuran yang berguna untuk mengetahui terjadinya kondisi yang timbulnya penyakitnya mungkin bertahap.

@Menggunakan informasi yang tersedia untuk mengukur kesehatan dan penyakit

Kematian
Ahli epidemiologi sering menyelidiki status kesehatan suatu populasi dengan memulai dengan informasi yang dikumpulkan secara rutin. Di banyak negara berpenghasilan tinggi, fakta dan penyebab kematian dicatat pada sertifikat kematian standar, yang juga berisi informasi tentang usia, jenis kelamin, dan tempat tinggal.

Keterbatasan sertifikat kematian
Data yang berasal dari statistik kematian rentan terhadap berbagai sumber kesalahan tetapi, dari perspektif epidemiologis, seringkali memberikan informasi yang tak ternilai tentang tren status kesehatan populasi. Kegunaan data tergantung pada banyak faktor, termasuk kelengkapan catatan dan keakuratan dalam menetapkan penyebab kematian—terutama pada orang lanjut usia yang tingkat otopsinya sering rendah.

Keterbatasan sistem registrasi vital
Database Kematian WHO hanya mencakup sepertiga dari kematian orang dewasa di dunia, dan ini terutama di negara berpenghasilan tinggi dan menengah. Tidak semua negara dapat mengirimkan data kematian ke WHO, dan untuk beberapa negara ada kekhawatiran tentang keakuratan data. Di beberapa negara, sistem registrasi vital hanya mencakup sebagian negara (daerah perkotaan, atau hanya beberapa provinsi).

@Cacat

Para ahli epidemiologi tidak hanya memperhatikan terjadinya penyakit, tetapi juga konsekuensi dari penyakit: gangguan, disabilitas, dan cacat. Hal-hal ini telah didefinisikan oleh Klasifikasi Internasional Fungsi, Kecacatan dan Kesehatan (ICF) WHO.
Mengukur kesehatan dan penyakit ICF menggambarkan bagaimana orang hidup dengan kondisi kesehatan mereka. Karena fungsi dan disabilitas seseorang terjadi dalam suatu konteks, ICF juga mencakup daftar faktor lingkungan. ICF adalah alat yang berguna untuk memahami dan mengukur hasil kesehatan. ICF dapat digunakan dalam pengaturan klinis, layanan kesehatan atau survei, di tingkat individu atau populasi

Penentu, indikator, dan faktor risiko kesehatan

Faktor penentu kesehatan
Faktor penentu kesehatan secara umum didefinisikan sebagai faktor sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan yang bertanggung jawab atas kesehatan dan penyakit, yang sebagian besar berada di luar sektor kesehatan.

Indikator kesehatan
Indikator kesehatan adalah variabel yang dapat diukur secara langsung untuk mencerminkan kondisi kesehatan masyarakat dalam suatu komunitas. WHO menyajikan data terbaru untuk 50 indikator kesehatan setiap tahunnya.25 Indikator kesehatan juga dapat digunakan sebagai komponen dalam penghitungan indeks pembangunan sosial yang lebih luas

Faktor risiko
Faktor risiko mengacu pada aspek kebiasaan pribadi atau paparan lingkungan, yang dikaitkan dengan peningkatan kemungkinan terjadinya suatu penyakit. Karena faktor risiko biasanya dapat dimodifikasi, intervensi untuk mengubahnya ke arah yang lebih baik dapat mengurangi kemungkinan terjadinya penyakit.

@Perbandingan relatif

Risiko relatif
Rasio risiko adalah indikator yang lebih baik dari kekuatan suatu hubungan daripada perbedaan risiko, karena dinyatakan relatif terhadap tingkat kejadian awal. Tidak seperti perbedaan risiko, rasio risiko terkait dengan besarnya tingkat kejadian awal; populasi dengan perbedaan risiko yang sama dapat memiliki rasio risiko yang sangat berbeda, tergantung pada besarnya tingkat kejadian awal. Rasio risiko digunakan dalam menilai kemungkinan bahwa suatu asosiasi mewakili hubungan sebab akibat

Risiko yang dapat diatribusikan
Risiko yang dapat diatribusikan adalah tingkat (proporsi) penyakit atau hasil lain pada individu yang terpapar yang dapat dikaitkan dengan paparan. Ini adalah istilah yang lebih berguna untuk tujuan kesehatan masyarakat karena mencerminkan jumlah, biasanya dinyatakan dalam persentase, di mana risiko suatu penyakit dikurangi dengan menghilangkan atau mengendalikan paparan tertentu. Dengan menggunakan risiko yang dapat diatribusikan, dimungkinkan untuk memperkirakan jumlah orang yang terhindar dari konsekuensi paparan, dengan mengurangi tingkat hasil (biasanya kejadian atau kematian) di antara mereka yang tidak terpapar dari tingkat di antara individu yang terpapar. Sebagai contoh, jika terdapat 6 kematian per 100 orang di antara para perokok, dan 1 kematian per 100 orang yang bukan perokok, maka risiko yang dapat diatribusikan adalah 5 per 100.