Notes

[NARATOR]
= Balada cinta dan batu akik =

Siapa yang akan mengira sebuah batu akik menjadi awal tumbuhnya semangat dalam diri seorang +

+ pemuda kampung nan polos bernama Hiro. Lah kok bisa? Bagi Hiro apa sih yang enggak untuk seorang anak saudagar kaya raya +

+ bernama Will? Perawan, cantik, bahenol, kaya, siapa yang gak doyan? Ibarat kucing yang dikasih ikan pindang harga 10ribu +

+ dapet 3, Hiro nafsu banget buat dapetin Will. Tapi apa daya namanya juga anak saudagar, harga diri Will begitu tinggi untuk +

+ menerima cinta Hiro. Sikapnya yang ogah ogah doyan bikin Hiro bimbang. Dia bagaikan ingus yang diambang hidung, antara +

+ mau berjuang untuk Will, apa mundur cantik layaknya Syahrini di ajang Miss Yunivers.

Rupanya bingung Hiro sudah sampai di +

+ ujung antena tivi. Dia sudah tak tau lagi bagaimana cara menghadapi Will sehingga ia putuskan untuk konsultasi ke Matt, temen +

+ ngamen Hiro yang gagal ikut audisi boyband.

------------------------------------------------

[HIRO]
= Pinggir empang : Jam jumatan =

Sengatan matahari siang itu entah mengapa begitu panas di kulit. Biasanya desa tak pernah >

< sepanas ini. Apa karena semangat mendapatkan Will di diri Hiro telah menurun? Mungkin saja.

"Ngapain disini?" Seru Matt tiba-tiba layaknya demit. Pantas saja Matt gagal di audisi boyband cenat-cenut. Kelakuan aja macem demit ilang timbul, gawat >

< kan kalau Matt jadi visual boyband.

"Dedek mau curhat masa." Keluh Hiro pada Matt yang kini duduk disampingnya. Menatap >

< lurus kearah empang, galau kalau misal sang emak tau dia bolos jumatan.


[MATT]
Matt menatap Hiro tajam. Dia penasaran dengan perkembangan PDKT Hiro-Will yang lebih mirip sinetron Tukang Bubur Naik Onta, -

- yang bersambung terus tak tau kapan bubarnya. Atau lebih mirip dugong merayap yang gak maju maju.

"Will belum mau sama kamu?" -

- ditepuknya pundak Hiro memberi semangat sembari berpikir saran apa yang ada di otaknya untuk membantu Hiro. Tapi sayang -

- yang ada di otaknya hanya caci maki untuk Hiro, "Lu dongo kali. Kurang ganteng, gak kece, kere pula."


[HIRO]
Hiro menghela nafas. Semua yang dikatakan Matt tentangnya adalah benar.

"Lah terus arjuna harus apa?" Ujarnya putus asa.


[MATT]
Tanpa ragu Matt menoyor kepala Hiro supaya pinteran dikit, "Taudah tu, pikir sendiri aja. Mau mangkal!" Masa bodo Matt pergi +

+ meninggalkan Hiro. Mau sampai kapan otak temannya itu terbelakang? Matt sampai goyang dumang mikirin Hiro.

---------------------------------------

[HIRO]
Kini Hiro tengah merenung selagi berjalan tanpa arah. Pikirannya sibuk memikirkan perkataan temannya, Matt.

Kalau dipikir-pikir, benar +

+ juga. Ketika Hiro menatap pantulan wajahnya di kaca toko, mukanya memang pas-pasan.

Tapi mau gimana lagi, ini kan takdir?!

Hiro makin +

+ suntuk, pikirannya berkecamuk. Ia sangat menyukai wanita bernama Will itu. Namun rasanya sulit sekali mendapatkannya. Ia juga tidak +

+ memiliki ide untuk membuat sang pujaan hati jatuh klepek-klepek padanya.

Ah andaikan saja ia punya wajah ganteng dan bergelimang +

+ harta. Ia juga memiliki kecakapan mengucapkan kalimat indah yang dapat membuat wanita itu jatuh cinta.

"Terus dede sekarang harus +

+ apa?!" teriaknya di pinggir jalan. Ia terlihat frustasi dan bingung.

"Akik! Akik! Akik!" sahut seseorang mengejutkan sosok Hiro.

Hiro +

+ mengacak rambutnya selagi berjalan lurus. Tidak tahu ingin kemana, ia benar-benar buntu sekarang.

"Akik, mas! Akik! Akik!" Lagi-lagi +

+ terdengar orang yang berteriak menyebutkan nama 'akik'.

"Duh apaan sih akik akik?!" sahut Hiro kesal yang akhirnya menoleh mencari +

+ sumber suara.

Matanya menangkap sosok lelaki berjenggot yang sedang bersemangat meneriakkan 'Akik' berulang kali. Tangannya memegang +

+ sebuah batu tak berbentuk. Kalau dilihat-lihat, orang itu jualannya sedang sepi alias tak laku. Entah apa yang merasuki Hiro, lelaki itu +

+ melangkahkan kakinya mendekat pada sang penjual.

"Akik itu apa sih pak?" tanyanya bingung. Sang penjual tersenyum.

[AKIK]
"Silahkan mas dibeli akiknya. Masa gak tahu akik sih?" penjual itu balik bertanya.

[HIRO]
Hiro memutar matanya. "Dede kan kudet, pak!" ujarnya sedikit curhat.

[AKIK]
Penjual dengan sabar menanggapi seadanya. "Oke oke. Ini batu akik. Bisa dibuat apa aja, tapi paling banyak ya cincin. Kayak +

+ gini." jelasnya seraya menunjukkan jarinya yang memakai cincin.

[HIRO]
Hiro membatin, memang ia butuh cincin? Tidak. Yang ia butuhkan saat ini +

+ adalah wajahnya berubah tampan dan menjadi orang kaya dadakan.

[AKIK]
"Ini bisa bagus mas dipakai sama pria atau wanita. Kalau mau kasih +

+ hadiah buat pacar juga boleh."

[HIRO]
'Hah? Pacar?'

Hiro tertohok mendengarnya. "Pak saya jomblo pak! Huhuhu!" sahutnya setengah +

+ menangis.

[AKIK]
Pedagang akik itu melongo sesaat, "Eh, maaf mas. Kesinggung ya? Udah punya gebetan belum?" tanyanya.

[HIRO]
"Sudah pak, sudah. Tapi dia belum mau melihat saya. Sedih dede, pak!" kata Hiro curhat. +

+ Penjual itu manggut-manggut. "Ah~" ia mengeluarkan sebuah cincin akik +

+ yang besar. Menurut Hiro sih itu indah dan menawan.

'Kalau beli ini buat Will gimana ya?' pikirnya.

"Ini mas—"

"Pak, saya beli akik +

+ yang itu!" seru Hiro bersemangat. Wajahnya berbinar melihat akik yang menurutnya adalah cincin terbaik.

[AKIK]
"Baru mau nawarin, mas. Ya deh ini buat kamu. Cuma 2000 Crys aja. Murah!"

[HIRO]
Mata Hiro membelalak. "Hah? Mana ada duit segitu dede pak?!"

[AKIK]
Pedagang itu memutar matanya, "Ya sudah, mau tidak?" tanyanya mencoba menawari Hiro sekali lagi.

[HIRO]
Hiro sangat ingin cincin itu. Ini adalah kesempatannya untuk +

+ memiliki Will sang pujaan hati. Tapi apa daya ia hanya memiliki uang sebesar 100C.

"Pak ..."

"Ya?"

"Ngutang boleh gak?"

Krik. +

+ Seketika kondisi hening menyelimuti mereka. Hiro menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Boleh gak pak? Plis!" Hiro memohon pada sang +

+ bapak akik.

Sementara itu si bapak masih diam. Rasanya Hiro ingin sungkem pada bapak itu sekarang juga.

"Ya pak ya? Saya harus +

+ memberikan cincin ini pada gebetan saya. Nanti kalau dia nerima saya bakal bayar deh! Janji!" Hiro membungkuk 90 derajat.

[AKIK]
"Wah, mau ngelamar nih? Iya deh, mas! Boleh. Beneran ngutang loh ya? Awas kalau lupa!" Penjual itu memberikan cincin dalam sebuah kotak yang apik. +

+ "KTP mas. Jaminan"

[HIRO]
Hiro mengangguk lalu memberikan KTP-nya pada penjual akik. "Makasih banyak pak! Love you, Will!" katanya riang +

+ seraya berjalan dengan penuh semangat menjauhi penjual akik.

"Nama saya Bejo, mas! Bukan Will!"

---------------------------------------------------------------

[WILL]
= Kali aja Bau : Sore hari =

Will sedang mencuci bajunya. Berbekal selendang yang ia pakai dan bakul nasi berisi pakaian kotor +

+ Will mulai mencuci pakaiannya.

"Kucek kucek cekrek. Kurang bersih cekrek. Basah dikit cekrek." Senandungnya korban iklan hape, +

+ padahal mah dirumah gak punya hape.

Lagi asik cekrak cekrek, Will mendapati Hiro berdiri di pinggir kali tak jauh darinya. +

+ Duduk jegang di pinggir kali sambil gayaan elus elus jenggot.

"Ngapain disini, Hir?" ujar Will ketus. Sebenarnya dia senang +

+ ada Hiro disitu.

----------
[HIRO]
Hiro menatap Will tajam. Batinnya menjerit bagaimana bisa Will terlihat begitu cantik.

"Will, kawin yok!" Tanpa babibu bahkan +

+ basa basi, Hiro langsung mengeluarkan cincin akik yang tadi ia beli. Sok sok jongkok ala ala film titanik biar dibilang +

+ romantis. Bodo amat, hatinya sudah dag dig dug jeder jongkok di depan Will.

------
[WILL]
Nampak bimbang, Will berpikir sejenak. Ia mikir mau makan apa nantinya sama si Hiro, tapi peduli apa. Kerjaan bisa dicari. Tapi +

+ cari orang yang lugu seperti Hiro itu susah.

Diambilnya cicin akik itu dan dipakainya, "Aku tresno kowe hir."