Notes

@FU_Baekhyun92-M-17338
Rangkuman Psycology 13 January 2016

"Perbedaan Pendapat"
● Berbeda pendapat” dan Syarat berbeda pendapat
1.Punya Kompetensi
Maksudnya, kalau anda memahami ilmu komputer, bolehlah anda berpendapat.Kalau anda memahami psikologi, bolehlah anda berpendapat. Kalau anda memahami ilmu logika bolehlah anda berpendapat.Tentunya faham benar2.Bukan paham sedikit2 saja, artinya harus punya kompetensi.

2.Bukti Kompetensi
Merasa punya kompetensi saja tidak cukup.Anda harus punya kompetensi.Misalnya karya2 berupa artikel atau buku2 karya anda .

3. Mampu memahami maksud pendapat orang lain
Walaupun anda punya kompetensi, bukti kompetensi, maka anda pun harus memahami maksud pendapat orang lain.

Sangat mudah mengetahui asal beda pendapat, yaitu orang yang tidak punya kompetensi, tidak punya bukti kompetensi, tidak mampu memahami pendapat orang lain, tidak menguasai ilmu logika formal dan logika material pendapatnya subjektif (tidak didukung ilmu pengetahuan tertentu), tidak memahami sudut pandang orang lain dan memaksakan pendapatnya seolah-olah pendapatnya sendiri yang benar .

Ciri kedua asal beda pendapat adalah SNOB
SNOB adalah sok tahu, sok mengerti,sok pintar, sinisme, menyerang orangnya dan bukan pendapatnya, pendapatnya negatif tanpa didukung penalaran.
Selanjutnya adalah sikap suka ngeyel (memaksakan pendapat). Kalau pendapatnya ditolak, maka orangnya yang diserang.

Solusinya
●Yang pertama adalah Bertanya . Kenapa ? Karna pertanya itu lebih baik daripada SNOB.
Karena dengan bertanya kita akan mendapatkan jawaban-jawaban yang memuat alasan-alasannya.
●Lebih baik diam.
Jika anda berhadapan dengan orang SBOBm suka ngeyel dan semacamnya, lebih baik Anda diam. Tidak ada gunanya berdebat dengan Snobber yang tidak punya kompetensi apa-apa.
Sebab, ada tipe-tipe orang yang cara berlogikanya dogmatis-pasif .
Dogmatif pasif disini maksudnya tidak bisa menerima pendapat orang lain walaupun pendapat orang lain benar tapi jangan samakan dengan seorang penulis kritik.Harus dipahami, penulis kritik memang selalu mencari segi segi negatifnya.Kalau mencari segi positif, maka dia bukanlah seorang pengritik.Mengritikpun harus berdasarkan kompetensi. Bukan asal mengritik. Mengritikpun tidak selalu harus ada saran atau solusi karena tiap kritik punya misi yang berbeda-beda.
Berdasarkan hasil survei yang di lakukan sekitar 75% orang merupakan orang yang “asal beda pendapat dan hanya sekitar 25% yang mampu berbeda pendapat dalam arti yang sesungguhnya.