Notes

Banyak dari mereka memanggilnya Belle, tapi tidak sedikit juga yang memanggilnya Rox. Dan dirinya sendiri lebih senang jika dipanggil Roxy, daripada Belle. Tapi sejauh ini, dirinya mengakui bahwa orang-orang akan lebih terlihat ramah jika memanggil nama lengkapnya, Belleau-Roxanne Roosevelt. Apakah namanya terlihat dan terdengar sulit untuk dibaca, dan diucapkan? Jika iya, itu tidak benar. Namanya memang dekat dari kata ‘simple.’

Tapi tidak dengan kehidupannya, jauh—sangat jauh.

Jika dilihat dari bentuk wajah—dan wajahnya, Roxy memang sama sekali tidak membuatmu berpikir bahwa gadis muda ini adalah seorang.. rahasia. Agen mata-mata, rahasia. Spy. Ya, gadis muda berusia 17 tahun ini.

Karena mungkin, perilakunya juga sebenarnya sama sekali tidak meyakinkan bahwa dirinya seorang spy. Tata kramanya? Itu terbentuk karena dirinya adalah keluarga bangsawan, tapi serangan Argenthorn yang kejam itu memang—bernasib kelam pada dirinya, juga kakaknya. Semua anggota keluarga Roosevelt meninggal, tidak terkecuali kakaknya yang paling pertama. Hanya tersisa dirinya, dan kakaknya yang kedua, sekarang. Dan sejak kejadian itu semua orang tidak mengenang keluarga Roosevelt lagi, hanya beberapa.

Miskin, merana, dan terlantar-- mendeskripsikan dirinya dan sang kakak sekarang. Sebatang kara, kedinginan, kelaparan. Sama. Dan ‘beberapa’ dari orang yang mengenal Roosevelt, ternyata bermuka dua. Mereka sama sekali tidak membantu Roosevelt, seperti bagaimana keluarganya membantu keluarga mereka saat mereka kesusahan. Melainkan malah menjual Roxy dan kakaknya untuk dijadikan sebagai budak. Atau pembantu di kerajaan.

Tapi beruntungnya, itu belum terjadi. Satu orang pemuda yang merupakan anak buah pangeran, menolong mereka. Nampaknya pria itu memang mengetahui bahwa Roosevelt masih ada. Dan semenjak saat itu, Roosevelt bersaudari tinggal bersama pria yang /memang/ tampan itu.

Seperti anak muda, Roosevelt pada saat itu jatuh cinta. Keduanya, tapi tidak saling mengetahui. Roxy tidak memberitahu hal itu pada kakaknya, dan sama dengan kakaknya, tidak memberitahu hal itu pada Roxy. Semuanya rahasia, hingga akhirnya sang pria malah bertunangan dengan gadis lain yang sama sekali tidak mereka ketahui.

Sakit hati? Tentu saja, Roosevelt bersaudari terpaksa harus meninggalkan rumah si pria. Dan mencari tempat tinggal baru yang nyatanya jauh lebih nyaman. Kakaknya menjadi jauh lebih tertutup, sejak keluarganya meninggal. Sebenarnya dirinya juga, depresi? Tentu saja, tapi- lagi, hadirlah seorang pria berumur yang telah membuat keluarganya tertolong. Namanya Harry, mengetahui keluarga Roosevelt dengan sangat baik, karena dirinya merupakan kerabat dari ayahnya yang kini sudah tiada. Ia membawa Roxy ke suatu tempat yang tidak asing. Ya, sebuah toko baju, tidak ada yang menyangka bahwa dibalik toko itu ada… Tempat—ya, pelatihan, dan tempat para agen Spy bernaung. Pria itu menyarankan Roxy untuk menjadi seorang spy. Dan kalian tahu? Menjadi seorang ‘spy’, tidak ada di buku harian seorang Roxy. Tapi siapa tahu? Gadis muda yang bertampang polos seperti Roxy.. ternyata adalah bagian dari pekerja pemerintah.Tidak ada syarat untuk menjadi seorang spy, kecuali menjaga rahasia itu baik-baik, tidak memberi tahu pada siapapun- termasuk keluarga kalian sendiri.

Bahkan hingga Roxy sekarang, ia tetap memegang teguh janji seorang Spy. Tidak memberi tahu pada siapapun, termasuk kakaknya sendiri—yang hingga saat ini hanya mengetahui bahwa Roxy adalah salah satu dari para penjahit di toko baju tersebut.