Notes

by : ELL 24

Hello, dear.
Sudah lama kita tidak bersua ya? Bagaimana kabarmu? Semoga pola hidupmu tidak berantakan ya 😁😁

Kalau dihitung-hitung, sudah 1000 malam yang kita lewati bersama. Ini bukan lagu, bukan. Tapi ini memang kenyataannya.
Aku masih ingat pertama kali kita saling kenal.
Aku masih ingat kata-kata pertama yang kamu lontarkan padaku saat baru kenal.
Aku masih ingat bagaimana kita bertemu pertama kali.
Dan, tentunya, aku masih ingat dengan jelas bagaimana perasaanku ketika pertama kali bertemu kamu.
Ternyata, itu semua sudah 3 tahun lebih lamanya.

Di waktu-waktu bersamamu, terkadang aku merasa marah, kesal, dan benci dengan sikapmu.
Di waktu-waktu bersamamu, terkadang ada rasa menyerah ketika aku harus menghadapi egomu yang tinggi.
Di waktu-waktu bersamamu, terkadang aku merasa selalu ingin menangis setiap kali kamu memarahiku.
Tapi entah kenapa, di waktu-waktu bersamamu, aku selalu bisa menahan itu semua, menahan untuk tidak kuungkapkan padamu.
Dan itu hanya karena aku menyayangimu.

Masih ingatkah kamu ketika kamu bilang kalau kita akan berusaha untuk menjadi yang terbaik bagi satu sama lain?
Aku tahu kok kalau waktu itu kamu berusaha untuk menjadi yang terbaik untukku.
Tapi, kalau aku boleh egois, aku tidak pernah menerima hasil usahamu itu.
Eh, sepertinya ini kata-kata yang sama yang pernah kamu ucapkan padaku. Hehe, maaf yaa.
Sejujurnya, aku sudah mencoba menjadi yang terbaik untukmu. Aku sudah berusaha untuk menjadi apa yang kamu mau.
Tapi, ternyata aku tidak mampu mencapai ke tingkat yang sejajar denganmu.

Kadang aku berpikir dan bertanya pada sendiri, "aku sudah gila kali ya?"
Bagaimana mau tidak gila, aku selalu menuruti apapun yang kamu ucapkan.
Dan, sewaktu sadar, aku berpikir, "kok aku nggak bisa ngungkapin unek-unekku ya? Kok aku nggak bisa berpendapat sendiri ya?"
Yaahh, dan lagi-lagi, alasannya karena aku terlalu menyayangimu. Saking sayangnya, apapun yang kamu ucapkan aku lakukan.

Tapi, omong-omong, kamu pernah merasakan hal yang sama denganku atau tidak?
Kamu pernah punya perasaan yang sama sampai ke tingkatku atau tidak?
Aku tidak pernah tahu yang sebenarnya.
Karena kamu selalu bilang kalau kamu takut kehilangan aku.
Karena kamu selalu bilang kalau aku hanya satu-satunya cewek yang kamu butuhkan.
Karena kamu selalu bilang kalau kamu tidak butuh cewek lain selain aku.

Setiap kali kamu mengucapkan kata-kata di atas, aku selalu takut.
Takut kalau kamu akan mengulangi hal yang sama.
Takut kalau kamu tiba-tiba pergi tanpa alasan yang jelas dan datang lagi tanpa alasan yang jelas pula.
Aku takut.
Dan, mungkin, saking takutnya, hal itu pun terjadi.

Tapi, aku sudah menduga kok. Aku sudah tahu kalau kamu akan begitu lagi.
Ini berarti aku yang bodoh ya? Hahaha
Padahal sudah tahu kalau kamu akan begitu, tapi aku tetap saja memberimu kesempatan lagi.

Maaf kalau aku mengeluh tentangmu terlalu banyak.
Maaf kalau aku belum bisa menjadi yang terbaik untukmu.
Maaf kalau aku belum bisa menjadi apa yang kamu inginkan.
Maafkan aku karena sudah membuatmu melewati jalan yang sulit.
Maafkan aku karena belum bisa mengatakan ini semua secara langsung.
Aku masih belum mampu bertemu denganmu.
Perasaanku padamu masih bercampur aduk.
Masih ada rasa sayang, peduli, sedih, dan juga kecewa.

Aku sempat berpikir apakah kamu akan muncul di depanku secara tiba-tiba lagi?
Apakah kamu akan menarik dan menggenggam tanganku lagi?
Apakah kamu akan memelukku dengan erat lagi?
Tapi, sepertinya tidak. Dan aku memang sudah tidak mengharapkan itu semua.
Biarlah aku menyimpan perasaan ini sendiri.

Terima kasih karena sudah pernah menemukanku.
Terima kasih karena sudah pernah mengijinkanku untuk berlindung di bawah bayanganmu.
Terima kasih karena pernah memberikan perlindungan padaku.
Dan, terima kasih karena sudah pernah menyayangiku dan mencoba menjadi yang terbaik untukku.

Setelah ini, aku tidak akan mengganggumu lagi.
Aku tidak akan membuatmu kerepotan lagi.

Kalau begitu, sampai di sini dulu ya.











Selamat tinggal, cinta pertamaku.