Notes

#Quest1

[Seoul City ; 11:30 P.M]

Renna berjalan dengan tergesa dalam keheningan dipinggir jalanan kota Seoul yang sudah mulai sepi, tidak jarang dirinya mengusap usap lengannya yang tidak berbalut jaket.

Tidak biasanya gadis bersurai coklat tua itu pulang larut malam seperti ini jika bukan karena tugas essai yang harus dikumpulkannya besok pagi membuatnya mendekam cukup lama di perpustakaan universitas tempatnya belajar.

Gesekan sepatu miliknya dengan trotoar kini begitu terdengar diantara keheningan malam, flat kecil tempatnya tinggal dengan Yun Ah masih berjarak satu kilometer.

"Krek .."

Telinganya mendengar suara seperti ranting yang terinjak oleh seseorang di belakangnya membuat bulu kuduknya meremang, dan semakin mempercepat langkahnya tanpa berani menoleh kebelakang.

Dari tadi dirinya memang merasa ada seseorang yang mengikutinya dan entah bagaimana ketika dia menoleh dia tidak mendapati siapapun yang mencurigakan. Ah bukan dari tadi, lebih tepatnya dari satu minggu yang lalu setiap dirinya pulang larut.

Berapa hari lalu juga tetangga flatnya, Kim Dae pernah memperingatinya untuk tidak berjalan melalui jalan ini malam malam karena terlalu sepi apalagi dirinya seorang wanita.

Dia lalu merogoh sakunya dan mengeluarkan handphone, mengetikkan sebuah pesan pada Yun Ah.

- Yun Ah, bisakah kau menyusulku? Kalau bisa kau ajak Kim Dae, Aku berada di jalan yang biasa kulalui saat pulang dan perasaanku tidak enak -

"Bruk!" Dengan segera handphone miliknya terjatuh bersamaan dengan seseorang yang mendorong dirinya membentur batang pohon membuat kepala bagian belakangnya terasa sakit.

Dia spontan berteriak ketakutan begitu melihat seseorang dihadapannya memegang pisau dan berpakaian serba hitam dengan menggunakan masker membuatnya tidak bisa mengenali wajah orang tersebut.

"Ck lihatlah wajah cantikmu ini." Pria itu menyusuri lekuk wajahnya dengan pisau yang dibawanya membuat Renna sedikit menyeringit merasakan goresan pisau itu, "Sayang sekali aku disuruh membunuhmu."

Renna menjerit membuat pisau itu semakin dalam menyayat wajahnya, "siapa yang menyuruhmu?!" Teriaknya sembari mencoba melawan.

Pria itu terkekeh merendahkan lalu menurunkan pisaunya tanpa melepaskan cekalan, "kau ingat Arthur Skanfiardz?"

Gadis itu mendadak tercekat. Tidak mungkin dia tidak mengingat seseorang yang haus kekuasaan dan telah memfitnah ayahnya hingga membuat keluarganya terpuruk.

"Lalu apa hubungannya denganku!" Serunya sembari meronta melepaskan diri dari cekalan pria itu.

"Ayahmu terbukti tidak bersalah dan aku tahu ayahmu mati beberapa minggu lalu membuat kerajaan kini mencarimu untuk menjadi pewaris" Pria itu mendecak melihat Renna yang tidak berhenti meronta.

"Aku tidak perduli! Lepas!!" Teriaknya nyaring sembari menendang tulang kering pria itu membuat orang dihadapannya menggeram.

Pria itu lalu mencekalnya semakin kuat dan mengarahkan pisaunya tepat di jantung Renna namun dengan sigap dia menggelakan badannya membuat pisau itu hanya mengenai lengan bagian atasnya.

Gadis bermata coklat itu meringis mendapati darah merembes di tangannya.

"Renna!!" Terdengar teriakan yang tidak lain berasal dari kedua temannya yang berlari terpogoh pogoh membuat pria yang mencekalnya mengalihkan pandangan.

Dengan sigap Kim Dae melepaskan Renna dari pria itu lalu memelintir tangannya sembari melucuti pisau dari tangan pria tersebut.

"Shh .. Gwenchana." Tenang Yun Ah mendapati Renna yang panik dan mencoba menutupi lukanya, "aku dan Kim Dae sudah menghubungi polisi, sebentar lagi mereka sampai."

Kim Dae mengangguk sembari tetap menahan pria tersebut agar tidak melarikan diri.

Tidak lama kemudian polisi datang dan membawa pria yang merupakan pembunuh bayaran dari Arthur atau paman Renna.

[End Self Plot ; Gendre Crime]

cc : @Main_DoD