Notes

Character name: Edward Reinhard Bronson
Faceclaim name: Liam Payne
Place, Date of Birth: Ontario, 22nd June 1991
Physical traits:
- Hair color: Brown
- Skin color: White
- Eye color: Brown
- Weight: 62kg
- Height: 184cm
Personality:
- Moody
- Lebih senang diam saat bekerja
- Merupakan sosok yang 'lumayan' ramah
- Senang tempat yang senyap
- Stubborn and Selfish, sometimes.
Background:

Rabu malam, sebuah agenda terpajang nyata pada pojok kanan layar laptopnya; dimana Edward selalu menuliskan apa-apa saja yang hendak dia lakukan selama sekian waktu ke depan. Dan sebuah tulisan tertera dengan jelas; bahwa sekarang, dia diharuskan untuk melakukan serta mengikuti sebuah interview—sebagai salah satu rangkaian dari prosesi pelamaran kerjanya.

Lelaki itu telah menemikan sebuah selebaran berisikan lowongan kerja. Berhubung setelah kuliah, dia hanya bekerja serabutan sebagai pelatih di salah satu komunitas, sekaligus menghabiskan waktu untuk berkutat dengan sejumlah penelitian yang ada; maka dia sungguh tertarik dengan hal yang tercantum.

Jadi, Edward yang tadinya tengah bersantai sambil menyeruput kopi panasnya tiba-tiba berdiri dan beranjak. Sekedar bersiap; memakai baju yang telah dia siapkan sejak beberapa jam yang lalu, menata diri serapi mungkin agar mereka yang akan meng-interview dapat tertarik. Setidaknya, first impression adalah hal yang paling berpengaruh.

Tidak lama. Hanya memakan waktu sekitar dua puluh menit, dan Edward telah menapakkan kaki di parkiran Royale Detective Office—tidak terhitung berapa lama dia bersiap-siap. Sebuah tarikan nafas dia lontarkan; separuh berat, separuh mengandung keikhlasan terselubung.

Semoga tidak ada hal-hal aneh yang akan terjadi.

"Selamat malam. Saya Edward, sebagai salah satu kandidat pelamar. Dimana saya bisa melakukan interview?"

Sebuah pertanyaan—sekaligus pernyataan—pertama yang keluar dari mulutnya selama satu hari ini. Dan wanita tersebut menjawab singkat; "Silahkan menuju ruang diskusi, di lantai 11."

Tangan wanita tersebut terulur; memberi petunjuk kepada Edward, tentang dimana letak lift berada. Tidak etis jika dia menggunakan tangga untuk lantai yang begitu jauh tersebut. Yang ada, dia akan lebih dulu meninggal karena kram betis.

Sembari menunggu, kakinya menepuk-nepuk dan mengetuk lantai. Sepatu beralaskan sesuatu yang cukup keras menimbulkan bebunyian yang nyaring di lift. Hanya ada dia seorang, bersama suara ketukan itu, dan di akhiri dengan dentingan yang memekik; tanda bahwa dia telah tiba di pusat peradilan. Sebuah penjelasan.

Kembali Edward menarik nafasnya dalam-dalam. Kakinya diseret paksa kedalam ruangan tersebut.

Entah ini sebuah lelucon atau bagaimana; tetapi di atas meja telah tersedia sebuah video kamera. Tidak butuh waktu lama untuk mencerna instruksi yang diberikan. Jadi lelaki itu segera mengambil tempat duduk yang telah disediakan; mengingat prinsip yang ditanamkan di kepalanya, untuk menggunakan seluruh alat, kemudian membuatnya menjadi berfungsi tanpa harus menjadi sia-sia.

Diaturnya kamera sedemikian rupa hingga mengarah ke arahnya. Hampir dia berdeham. Tetapi dia sadar; hal itu akan memperlihatkan sisi gugupnya. Sehebat apapun, setiap orang pasti akan memiliki rasa gugup tersebut, meski hanya sepersekian persennya saja.

"Selamat malam.

Saya Edward Reinhard Bronson. Seseorang yang telah menerima email untuk menghadiri interview pada malam ini, dan di tempat ini. Mengenai data diri, mungkin tidak perlu saya jelaskan panjanh lebar, karena hal tersebut telah tercantum pada CV yang saya serahkan.

Jadi, untuk mengefisiensikan waktu, saya akan segera menjawab pertanyaan yang diberikan."

Dan malam itu, Edward menghabiskan sisa rasa gugup terselubungnya; menunggu kepastian; bahwa dia benar-benar telah diterima.

Lelaki yang menghabiskan masa kecilnya di Kanada, kemudian berpindah ke Jepang untuk menghabiskan masa SMA, lalu menamatkan pendidikan sarjana di Cambridge. Dan sekarang; kakinya jatuh pada tempat ini.