Notes

Para pasukan Death Eaters masuk ke dalam Hogwarts. Mereka berkumpul di depan pintu besar hogwarts. "Perkenalkan anak Death Eaters" kata pemimpin Death Eaters tertawa jahat, "kalian semua tak akan punya kesempatan dan kekuatan lagi untuk menyerang kami, lihatlah pasukan kalian, bahkan saya iba melihatnya" pemimpin Death Eaters tertawa lagi dari balik topengnya itu, membuat kesan suaranya menggema ke seluruh Hogwarts. Pemimpin Hogwarts merangkul seseorang yang memakai topeng serta jubah besar yang membedakannya dari Death Eaters lainnya. "lihat kalian! lihat! serang mereka!" perintah sang pemimpin Death Eaters.

James gerah melihat tingkah pemimpin DE dan langsung berniat untuk membunuh pemimpin DE, sementara seseorang di antara kerumunan menatap penuh tanya dan penasaran ke arah anggota baru DE yang penuh misterius.

Pertempuran berlangsung sangat sengit dan pasukan DE berhasil di pukul mundur lagi dengan susah payah. "kami akan kembali! ingat itu!" kata pemimpin DE memegangi wajahnya yang tertutup topeng sepertinya terluka parah terdengar dari suaranya yang parau.

Di tempat lain tak jauh dari lokasi pertempuran, "kenapa kau lari? takut hm?" langkah si misterius DE itu pun terhenti mendengar perkataan seseorang. Si misterius itu langsung membalikkan badannya dan menyerang orang tersebut ternyata dia juga memakai salah satu topeng milik prajurit DE.

"Menyerah atau Mati?" bukan pertanyaan yang main-main memang lagi pula satu tongkat wand sudah berada di kerongkongan si misterius DE. Topeng yang di pakai oleh si misterius DE dibuka oleh lawannya. "Albus?" dia membuka perlahan topengnya sendiri. "Scorp?" mereka saling melempar pertanyaan. "dugaan saya benar" kata Scorp tertawa sinis. "Scorp! Scorp!" James dan Rose mengampiri Scorp, betapa kagetnya Rose melihat Albus lah sang misterius berjubah. "kenapa albus kenapa?" Rose meminta penjelasan pada Albus, sementara James berlari ke arah Albus dan siap merapalkan suatu mantra untuk membunuh Albus walaupun dia akan kena detensi, baginya tak seberapa untuk membunuh seorang pengkhianat. Dengan sigap Scorp menahan James "lepasin saya, saya ingin membunuh pengkhianat itu" ucap James geram sementara tangan dan badannya ditahan untuk tidak mendekati Albus yang masih diam kaku melihat pemandangan di depannya belum lagi pertanyaan yang Rose lontarkan terus menerus. "Rose berhenti saya mohon Ros!" Ucap Scorp masih menahan tubuh James. Rose mendekati Albus yang melihat ke arahnya dengan tatapan bingung, satu tamparan dihadiahkan untuk Albus. "Rose!" Scorp mengambil tangan Rose dan menggenggamnya.

Sementara James menarik kerah jubah Albus "jelaskan sekarang!" . Albus diam menatap James beberapa menit "baik saya akan jelaskan, saat itu topi seleksi berkata saya memiliki sifat setengah gryffindor dan slytherin, tapi sebelum asrama penentuan diucapkan topi seleksi pasukan DE masuk menyerang, salah satunya mengajak saya ikut saat pasukan DE mundur, saat saya ikut pasukan DE menawarkan untuk gabung di dalam kelompok mereka, mereka bilang saya lebih berbakat menjadi DE, setelah diyakinkan seperti itu mungkin sisi gelap saya mendominasi.............." jelas Albus panjang lebar.

Scorp masih menggenggam tangan Rose "saya mohon tahan emosi kamu ros" jantung Rose berdetak tak karuan, keringet dingin bercucuran, dadanya sesak untuk bernafas, Scorp menatap Rose lekat, jarak mereka semakin menipis. Tiba-tiba Neville datang "Rose! Scorp! ...... ups maaf mengganggu" kata Neville melempar tatapan mengejek ke Rose, mereka berdua berusaha bersikap seperti biasa lagi. "kenapa neville?" tanya Scorp "kami berhasil menyandera 2 orang DE, mau di obliviate atau bagaimana?" memperlihatkan 2 topeng yang dia bawa. "silahkan saja agar mereka lupa dengan DE dan yang berhubungan dengan ilmu hitam serta voldemort" ucapnya sembari berjalan meninggalkan Rose dan Neville. "kembali menjadi sosok dingin ya ros?" tanya James dengan membawa Albus (merapalkan mantra agar Albus diam), Rose membalas James dengan tatapan membunuh. "Albus misterius itu? bagaimana bisa?" tanya Neville melihat Albus di samping James, "nanti saya jelaskan" kata James membawa Albus ke dalam Hogwarts "ah ya james rose, lily dan hugo berada di rumah sakit asrama" jelas Neville, "terimakasih atas infonya" Rose lansung menuju rumah sakit asrama, sedangkan James harus mengurus Albus dahulu.

Neville masuk kedalam ruang kepala sekolah dan mengambil sebuah foto dua orang sepasang suami istri dengan raut bahagia diwajah mereka. "sudah kubalaskan dendamku" kata Neville lalu smirk.