Notes

SC 1
James : Peron 9 3/4, baiklah kita disini. *menghela nafas beberapa kali*
Albus : *menatap dengan tatapan datar* Jangan terlalu gugup, Jam.
James : Aku tidak gugup. Dimana Hugo dan Rose?

tiba tiba Rose dan Hugo datang dari arah yang berlawanan.
Rose : Hey! Sudah lama berada disini? *menyapa dengan riang*
Albus : Tidak kok, kami bertiga baru saja sampai disini selang beberapa menit setelahmu.
Rose : Ah baguslah, ku kira kalian sudah menunggu hingga lumutan. *tersenyum penuh kejahilan*
James : Kalian akrab sekali ya, apa harus ku tinggalkan kalian disini? Karena sepertinya aku tak penting di obrolan kalian. *menatap sinis keduanya.*
Rose: *mengangkat sebelah alisnya* James! Tidak seharusnya kau berkata seperti itu.
Hugo: *menatap kearah Lily dan Albus* Apa kamu sudah memutuskan akan masuk ke asrama mana?
Lily: Hm, entahlah. Sebenarnya, aku sangat berharap bahwa aku dapat masuk asrama Gryffindor. Bagaimana denganmu Hugo?
Hugo: Sama sepertimu, Ly. Semoga saja kita bisa se asrama. *ekspresi penuh keyakinan*
Albus hanya menatap keduanya tanpa berbicara apa-apa.

Melihat Scorpius yang menggiring murid baru agak angkuh dan seperti enggan untuk berbicara kepada murid baru, James yang tak tahan segera menegur.
James: Hey Malfoy! *menatap dengan tatapan mengejek* Apa kau bisu?
Rose : James! *melebarkan matanya* Kau tidak boleh seperti itu! Dia tidak bisu! Mungkin dia sedang sakit.
James : *mengangkat sebelah alisnya* Jadi, kau membela si bisu ini?
Rose : Ya, memangnya kenapa? *menatap dengan tatapan menantang*

Rose segera meninggalkan James yang disulut api masuk ke gerbong kereta.



Scene 2

Hari pertama berada di Hogwarts sudah dilalui setengah hari. Kini saatnya penentuan bagi para Newizzy untuk penempatan asrama yang menurut topi seleksi cocok untuk mereka.
James : *berbisik* Aku berani bertaruh, Albus akan masuk Slytherin. Haha
Rose: Ah tidak mungkin, sangat tidak mungkin. *menggelengkan kepalanya*
James : Kita lihat saja lah. *mengangkat sebelah alisnya, tersenyum mengejek*

Lily berjalan ke depan ketika namanya dengan lantang diserukan.
Lily : Please treat me well sorting hat. *bergumam*
Sorting hat : Well.. Wel.. Kau pintar, kau menawan, tapi kau memiliki jiwa kegelapan di dalam sana. Dan pastinya... Slytherin!!
Lily: *terkejut* A-apa? Aku seorang slytherin? Apa tidak salah?

Lily berjalan menuju kerumunan Slytherin -keluarga barunya- dengan menahan air mata.

Berikutnya, nama Albus potter dipanggil untuk melakukan ritual 'Sorting Hat' yang wajib dilakukan untuk penentuan Asrama murid baru Hogwarts.
Topi Sorhat : Well.. Well.. Sulit sekali. Ada ketakutan di dalam sana, tetapi ada kekuasaan yang ingin kau raih. Baiklah, you are...

kata-kata topi sorhat terpotong saat segerombol orang memasuki Great Hall Hogwarts. Segerombol DE--sebutan yang sering kita dengar.
Prof Neville : *berteriak lantang* Semuanya! Cepat pergi ke atas sekarang juga!
DE : Apa kalian takut dengan kami? Ah, jangan kira kami sudah musnah. Kami akan datang lagi karena kami akan tau semua hal yang kau sembunyikan. Dan kuberi satu hal, orangmu tak bisa kau percaya, tapi bisa ku percaya. Hahaha!

Setelah keributan yang luar biasa hingga sebagian sekolah yang terlihat berantakan dan rusak, Professor Neville mengkondisikan keadaan darurat. Ia mengumpulkan siswa ke Great Hall.

Namun ada suatu keanehan. Albus tak diketahui keberadannya.
Lily : *menghampiri dengan ekspresi khawatir* James, apa Albus baik baik saja? Sedari tadi aku tak melihatnya.
James: Dia bukan anak lemah, dia pasti ada disekitar sini. *berkata sembari melihat sekeliling*
Lily : Semoga saja. *berkata pelan*
Neville : Perhatian! *berkata dengan sedikit keras* Seperti kita ketahui, sekolah kita telah dimasuki oleh sihir hitam.

Tanpa diduga, pintu great hall terbuka dan menampakan Mr. Flinch yang mendorong kasar tubuh Albus yang berpenampilan sangat kacau.
Flinch: *menghadap Neville* Ah, maaf Professor. Saya menemukan anak ini di koridor belakang dengan bom kotorannya. Jadi, saya melakukan detensi dan baru saja selesai.
Albus : *segera memprotes* Tapi Professor! Itu karena saya belum mengetahui di Asrama mana saya ditempatkan. Karena itu semalam saya berlari tanpa tujuan.
Neville : Slytherin! *berkata dengan penuh penekanan* Kau ditempatkan di Slytherin, Albus Potter.
Neville : Baiklah, untuk mencegah hal buruk terjadi dan untuk menemukan jikalau, benar ada nya seorang anggota Death Eaters didalam Hogwarts, maka akan dilakulan penggeledahan barang bawaan bagi semua siswa dan professor, tanpa terkecuali.

Dengung para siswa yang berbisik satu sama lain pun terdengar sesaat setelah pengumuman itu.


Dentingan sendok dan alat makan mewarnai pagi di Great Hall, para siswa terlihat lebih tenang sekarang. Walaupun mereka masih tidak bisa menyembunyikan ketakutan mereka.
Neville : Selamat pagi semua. Karena beberapa fasilitas belum dapat diperbaiki, maka hari ini aktifitas belajar mengajar akan diliburkan. Dan tentang pemeriksaan, saya ingin memanggil beberapa nama untuk pemeriksaan lebih lanjut. *menatap sekeliling*
Lily : *menutup matanya, bergumam pelan& Aku harap tuduhan ini tak terbukti.
Neville : Dari Slytherin... Lily Luna Potter, dan... Albus Severus Potter!
james: *membulatkan matanya* Tidak mungkin...
Neville : Dan dari gryffindor Hugo Weasley!

Mendengar nama adiknya dipanggil, dengan segera Rose menahan tangan Hugo yang sudah berdiri dengan ekspresi tak percaya.
Rose : *menggelengkan kepalanya beberapa kali* Ini tidak mungkin, sangat sangat tidak masuk akal!
Flinch : *menarik kerah baju Hugo* Cepat jalan!


Malamnya, Scorpius pergi menemui Kakek dan Nenek nya, Lucius dan Narcissa Malfoy.
Lucius : Scorpius, ayo minum! Aku masih tidak percaya bisa bisa nya kau masuk asrama merah itu. *menggeser piring makanan yang berada dimeja*
Scorpius : *menggeleng* Aku tidak minum, Kakek. Kakek habiskan sendiri saja, sepertinya itu lebih nikmat.
Narcissa : *mencoba mengambil fokus Scorp* Ku dengar kau menjadi Prefect Gryffindor? Selamat atas jabatanmu, Scorp!
Travers: *berkata sembari mengiris daging* Hah, kupikir Malfoy tidak memiliki pilihan alternatif lain selain asrama yang begitu mendarah daging dengan kalian. Rupanya paradigmaku salah, ya?
Narcissa : Scorp, grandpa ingin menawarkan sesuatu demi kelancaranmu di Hogwarts. *memegang tangan cucunya* Scorp, Ia ingin kau menjadi pelahap maut seperti kita.
Lucius: Bayangkan, ketika kita merebut kembali sekolah-sekolah penyihir. Desa Hogsmeade beserta properti mereka yang menjadi rampasan. Masa kejayaan kita akan pulih, nak. *menatap dengan optimis*
Travers: *berkata dengan penuh rahasia* Ah, kebetulan sekali salah satu murid di sekolah yang sekarang merupakan bagian dari kita.
Scorpius : *terdiam sejenak* Aku.....


Terlihat sang Kepala Sekolah—Neville— sedang berhadapan dengan Rose danJames .
James : *menyapa dengan ekspresi bingung* Selamat malam prof.
Neville : *mengangguk samar* Kudengar Scorpius menghilang? Dimana terakhir kali kalian bersama dengannya? Apakah sebelum menghilang, ia mengatakan sesuatu kepada kalian? Meminta izin? Berkata ingin pergi ke suatu tempat?
Rose : *mengangguk ragu* Ya... Scorpius bilang ia ingin pergi mengirimkan burung hantu ke suatu tempat
James : *berkata tegas* Kami terakhir melihatnya di common room. Hanya itu yang kami tahu.

Bertepatan dengan itu, Professor Patil memasuki ruangan sambil terengah.

P. Patil : *terengah namun ekspresi wajahnya panik* Albus, Hugo, Lily. Ada yang menemukan mereka bertiga di kamar mandi perempuan, tak sadarkan diri! Dan ada tanda kegelapan ditubuh mereka!
Neville : *membulatkan mata* Apa mereka masih berada disana?
P. patil : *menganggukkan kepala* Iya, mereka disana.

Denga secepeat kilat Prof Neville, Prof Patil, James dan Rose memasuki toilet dan menemukan saudara kembar Prof Patil - Padma - terkapar parah.
Prof Patil : *berteriak histeris* Yatuhan, Padma! Sadarlah Padma!
Neville : Madam Pomprey!! Madam pomprey! Kau tenanglah, Patil.
James : *menarik tangan Rose& Tetap diam di belakang, Rose
Rose : *mencengkram jubah James* Suasana disini sangat mencekam, James. Aku takut.

Madam Pomprey datang dengan membawa berbagai macam ramuan.
James : *berdecak, mengingat sesuatu* Ketiga tersangka Death Eaters itu tak ada disini. Sial. Tetapi mereka tidak mungkin bisa merapalkan mantra sectusempra seperti yang dirapalkan kepada Prof Padma.
Rose : *raut wajah khawatir* Kemana mereka, James?
james: *menggelengkan kepala* Aku tak tahu, Rose. Aku tidak tahu.

Lalu datanglah Scorpius ke Toilet Wanita. Niatnya hanya mencuci wajah tanpa ketahuan oleh orang lain. Tetapi...
Scorpius : *mengernyitkan dahi, bingung* Ada apa ini?
Rose : *menatap kaget* Scorp! Scorpius, kemana saja kau?
Scorpius : *mengabaikan Rose dan menghampiri Neville* Professor, tadi saya bertemu tiga Death Eaters di menara jam. Dan... mereka mengajak saya untuk ikut menjadi Death Eater.
Neville : *berkata dengan penuh selidik* Dan tanggapanmu?
Scorpius : *terkekeh* Lihat, saya tertawa sampai merinding. Tentu saja tidak, Prof. Seorang Gryffindor—walaupun keturunan Slytherin—tidak mungkin akan menjadi Death Eater, bukan?
Neville : *menatap penuh selidik* Jadi? dan apa kau melihat wajah mereka?
Scorpius : *mengangkat bahunya acuh* Well, seorang Death Eater bernama Travers, tidak terlalu penting. Dua orang lagi adalah kakek-nenekku yang tercinta.