Notes

Hari ke-15

Di senggang waktu pekerjaanku, karena akan ke Indonesia jadinya aku mengemaskan barangku. Karena kami tipe band yang orang-orangnya bisa pergi tanpa banyak barang, jadinya barang bawaan kita yang paling sedikit. Member lainnya juga memiliki jadwal rutin di sana, jadinya ke mana pun mereka pergi pasti selalu membawa pulang barang yang jumlahnya lumayan. Walaupun cuman hinap 1 malam 2 hari, tapi mereka ada tipe orang yang suka berbelanja. Kalau aku sendiri, karena hinapnya 1 malam 2 hari, jadi biasanya aku hanya membawa tas yang biasa kupakai, beserta celana, kaos kaki, dan juga bajuku. Buat jaga-jaga, aku juga membawa celana pantai jika nantinya ada ke pantai.

Hari ke-16
Penerbangan ke Indonesia. Di dalam pesawat, aku menyantap masakan Indonesia yang lezat. Setelah itu aku pun tidur. Terkadang aku juga terbangun karena bahu kananku terasa sakit. Tentu saja rasa sakit itu menghilang, tapi akan sakit lagi ketika aku membalikkan badan, apalagi ditambah rasa nyeri. Aku merasa bosan karena di dalam pesawat gak bisa memakai internet, jadinya aku mencoba menonton film. Dari ketiga film Jepang yang kutonton, aku merekomendasikan "Lesson in Murder (Shikei ni Itaru Yamai)". Walaupun itu adalah film yang lumayan berat untuk ditonton ketika lagi di dalam pesawat. Ketika sudah tiba di bandara, kami memakai truk pickup untuk membawa alat musik dan barang bawaan kami ke dalam kota. Highway di sana macetnya benar-benar gilak. Tetapi, karena ada mobil polisi dan sepeda motor polisi, dengan cara yang agak memaksa, kami akhirnya bisa melewati kemacetan itu tanpa masalah. Kami benar-benar diperlakukan seperti VIP. Terutama, di saat kami berada di loket imigrasi dalam bandara, karena ada agensi yang sudah menunggu kami, ntah bagaimana caranya kami bisa langsung masuk. Aku benar-benar kurang mengerti tentang peraturannya, tetapi ada banyak hal yang terjadi saat itu.

Hari ke-17
Karena lagi ada hari kemerdekaan, seisi kota benar-benar terasa sunyi. Jalan rayanya juga sepi dan nyaman. Kami pergi ke kantor promotor konser kami, dan mulailah kami diwawancarai. Sudah lama kami tidak diwawancarai dengan suasana seperti ini. Ketika aku pergi ke toilet kantornya, ternyata di dalamnya tidak ada tisu, dan ada selang yang panjang gitu di sebelah tempat toiletnya. Walaupun itu biasa dipakai untuk menyirami halaman, tapi ternyata di sini dipakai untuk mencuci pantat kita. Dan juga ternyata itu juga biasa dipakai buat mencuci seluruh bagian di dalam toiletnya. Karena kelihatan repot banget, jadinya tidak kupakai.

Hari ke-18
Kami memulai konser kami di Jakarta, benar-benar menjadi waktu yang sangat berharga bagiku. Tahun 2000-an gitu, aku mendengar bahwa ekonomi Indonesia masih kurang baik, walaupun Ajikan datang dan manggung di situ pun, pastinya akan ada banyak orang yang tidak bisa hadir. Sudah 10 tahun berlalu semenjak cerita itu ada, sekarang ekonomi negaranya berkembang, dan berkat itu juga jadi banyak orang yang bisa hadir ke konser kami. Dengan melihat hal kontras tersebut, walaupun Jepang terlihat seperti ada apa saja, namun aku jadi berpikir bahwa kata "perkembangan" itu yang sekarang melemahkan banyak orang di Jepang. Tetapi, hal seperti ini bisa berbalik juga dikarenakan adanya agenda diplomasi seperti "Global South". Hotel sekarang yang kami tempati memiliki corak seperti kuil suci, jika dibandingkan dengan yang di Jepang, harganya lebih terjangkau. Namun di sekitar hotelnya dikelilingi dengan beberapa rumah prefabrikasi yang terlihat buruk, serta sungai yang tidak bisa kubilang bagus, tapi sungai itu memisahkan jalur dari rumah-rumah tersebut. Walaupun kita sudah berusaha untuk tidak menyadari hal itu, namun bagi penumpang yang ingin melewatinya akan begitu sulit. Aku benar-benar senang melihat pemandangan orang-orang yang terlihat senang. Dan terkagum dengan orang yang sama-sama bernyanyi di kebanyakan lagu kami. Perihal tentang tiket yang mahal, itu dikarenakan adanya ongkos yang harus dibayarkan akibat dari biaya perjalanan ke sini. Aku benar-benar merasa bersalah kepada mereka, tetapi aku berpikir bahwa tidak ada salahnya menggunakan sejumlah uangmu untuk hal itu, karena untuk mendapatkan kenangan yang terbaik kita tidak bisa membandingkan hanya dengan uang saja. Aku mendapati cerita dari keluarga yang datang dari India, mereka berkata, "Kalian harus manggung di Delhi dan Mumbai sini. Band kalian benar-benar populer di sini." Aku senang mendengar hal itu, karena itu berarti perjalanan ini masih akan berlanjut.

Hari ke-19
Akhir pekan telah tiba di sini. Tenggorokanku terasa sakit. Aku melakukan kunjungan ke sebuah masjid yang dibangun untuk memperingati kemerdekaan, aku juga pergi berbelanja di supermarket, dan berusaha untuk memulihkan staminaku. Malamnya kami berencana merayakan ulang tahunnya Yama-chan di dalam hotel kami, namun karena aku sudah ingin memenjamkan mataku, aku pun pamit sebelum perayaan ulang tahunnya selesai. Sebenarnya aku gak bisa tidur karena bahu dan lututku terasa sakit. Walaupun aku terus mengoceh seperti itu, pada akhirnya aku tetap tidur. Setelah itu, di jam 4 nya aku bangun ketika sudah ada lagu orang yang sedang berdoa.

モスクの中庭。ひとつひとつの茶色のブロックは、礼拝用のひとマスとのこと。日射ですごく暑い。
"Halaman masjidnya. terdapat balok beton berwarna kecoklatan yang dipakai untuk berdoa. Karena pancaran dari matahari, aku merasa sangat panas.

美しいモスクの内部から見えるジャカルタの高層ビル。ジャカルタは東京みたいな大都市。
"Di dalam bagian masjidnya kita bisa melihat gedung tinggi kota Jakarta. Jakarta benar-benar mirip dengan kota besar seperti Tokyo.

巨大な礼拝堂の中心部。中央では結婚の式典が行われていた。このモスクはインドネシアの独立と宗教の多様性のシンボルであるとのこと。メッカには行けない人たちにとっての聖地だという。
"Ruangan utama tempat berdoa nan megah. Di bagian tengah sana sedang dilakukan upacara pernikahan. Masjid ini merupakan masjid yang penuh dengan simbol nasionalis dan agama tersembunyi di dalamnya. Bagi orang yang tidak bisa pergi ke Makkah, tempat ini benar-benar tempat yang suci."

Hari ke-20
Aku pergi ke suatu tempat untuk perekaman MV lagu soloku. Ketika aku pergi ke tempat yang bernama "M Bloc", entah bagaimana ceritanya, sudah ada para penggemar band yang berkumpul di situ. Aku mendengar bahwa mereka datang dari provinsi yang berbeda-beda. Sembari aku memberi tanda tangan kepada mereka, kami mengobrol. Aku senang bisa berbelanja di toko musik yang berada di sana. Karena kita sudah di jaman seperti inilah, jika kita ingin mencari tau suatu band dan lagu yang bagus itu menjadi dipermudah. Hp juga sudah bisa menjadi alat buat dengar lagunya sebelum membeli.
Setelah aku balik ke hotel dan beristirahat, aku mengemaskan barangku dan berangkat ke bandara. Ada waktu 3 jam antara check-in dan boardingnya. Sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang nanti, aku membeli biji kopi yang berasal dari kotoran luwak, dan aku meminum bir Bintang. Mau merek bir apa pun itu, bir asia tenggara sangat cocok untuk lidahku. Kemungkinan birnya juga dibuat agar cocok dengan makanan dan cuaca di sini. Setelah itu, hal anehnya yang kurasakan adalah toiletnya tidak ada di dekat sini. Jadi kupikir nantinya aku pasti akan dipenuhi dengan keringatku sendiri.

グッズやレコードにサインをしている俺。どうして俺の居場所がわかったのかは謎。
"Aku yang sedang memberi tanda tangan ke merch dan CD. Masih menjadi misteri kenapa mereka bisa tau aku ada di mana."