Notes

Ia tersadar ketika melihat wajah panik di sekitarnya.
"Ada apa ini?" Ia berdiri sambil memperhatikan orang-orang yang mulai berjalan tergesa-gesa keluar dari ruangan megah itu. Ia mengikuti mereka, merasa bingung.

"..... Dimutilasi! Di belakang panggung! Ha! Bayangkan, apa kata ratu?"
"Pssstt, yang kita harapkan jangan sampai berita ini sampai ke telinga sang ratu. Marak sekali kasus pembunuhan akhir-akhir ini"

Pemuda itu mendadak menghentikan langkahnya. Dengan sigap ia berbalik dan mempercepat langkahnya menuju ke belakang panggung. Disana terlihat banyak orang yang memadati tempat itu.

"Permisi... Saya dokter, permisi" Ia menyeruak diantara kerumunan itu dan menemukan potongan tubuh yang berceceran di lantai. Dengan refleks ia mengeluarkan hanskun dari dalam kantongnya dan mengenakannya sambil berusaha menempatkan potongan tubuh itu menjadi sosok yang bisa diidentifikasi. Seorang wanita. Perlahan, ia membuka jas yang dikenakannya dan menutupi sosok itu, karena sosok dihadapannya itu tidak berbusana.

Ia terdiam sejenak sambil mengingat apa saja yang pernah dibacanya mengenai kasus seperti ini. Tidak sulit baginya, dengan otak secerdas itu. Ia meminta diambilkan sebuah pena bulu beserta tintanya dan secarik perkamen.
"Tolong kirim telegram ke Whittington Hospital, minta bantuan secepatnya" tambahnya dan diikuti oleh anggukan mantap pria yang dimintai tolong.

Ia berjalan dan mengamati sosok itu sambil mencoret sesuatu di perkamennya

"Paramedian, tidak simetris... Lateralis... Eksremitas bawah, distal" Beberapa orang di belakangnya bergumam, namun diabaikannya. Ia fokus memeriksa sesenti demi senti tanda-tanda yang bisa ditemukannya pada si korban.
"Makula eritematusnya terdapat vesikula yang dikelilingi warna biru keunguan, hmm. Menarik. Kejadian ini terjadi kira-kira belum lama, sekitaran 70menit, dilihat dari adanya krusta pada lesi tubuh korban" batinnya sambil menambahkan beberapa coretan pada perkamennya.

"Sir, kereta dari rumah sakit telah menunggu di depan" bisik seorang pemuda, ia mengenalnya. Salah satu petugas di Whittington Hospital. Dengan isyarat tangannya, mereka mengatur potongan tubuh mayat tersebut kedalam kantong jenazah dan mengangkatnya perlahan ke kereta.
"Usahakan jangan sampai terlalu banyak menyentuh potongan tubuh ini, akan menghilangkan sidik jadi yang bisa saja jadi petunjuk berguna untuk kepolisian nanti" bisiknya kepada petugas yang ikut membantu mengangkat kantong jenazah tersebut.

Meninggalkan hiruk pikuk di belakangnya, pemuda itu menaiki kereta dan menarik napas panjang. Ia berharap hari ini akan berakhir dengan menyenangkan, sayangnya takdir berkata lain. Ia paham benar akan resiko job yang diambilnya, apalagi ditengah adanya kondisi aneh terjadi. Banyak orang yg diteror dan kejahatan meningkat, membuat dirinya sebagai salah seorang tenaga medis juga banyak mendapat sorotan akhir-akhir ini dan tidak bisa bersantai, tentu saja.

"Mau dibawa kemana, Sir?" Suara si kusir membuyarkan lamunannya.
"Whittington Hospital, langsung ke Bagian Surgeon, kita akan bertemu temanku disana," ia menatap kantong jenazah itu sambil menghela napas panjang "Miley pasti terkejut. Kejutan yang tidak menyenangkan"