Notes

    Langkah pertama, basuh tangan dengan air mengalir.
    Selanjutnya tuangkan sabun cair secukupnya ke telapak tangan. Ratakan dengan kedua telapak tangan sampai berbusa.
    Gosok punggung tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya.
    Lalu gosok telapak tangan dan sela-sela.
    Kemudian jari-jari tangan kanan dan kiri saling mengunci dilanjutkan dengan memutar ibu jari kiri dalam genggaman tangan kanan, semua sebaliknya.
    Kuncupkan jari-jari tangan kiri dan gosok secara berputar ditelapak tangan kanan lalu sebaliknya.
    Gosok pergelangan tangan kiri sampai sikut dan sebaliknya.
    Bilaslah kedua tangan dengan air mengalir dari jari-jari ke sikut. Gunakan tisu untuk pengering.
Untuk menutup keran airnya gunakan tisu yang tadi dipakai agar tangan kita yang sudah bersih tidak terkontaminasi dengan kuman di keran.



KEMOTERAPI

Singkatnya, Kemoterapi adalah cara pengendalian mikroba dengan cara memberi obat-obatan. Hal ini bukanlah suatu yang sama sekali baru. Suku bangsa Indian Kuno di Amerika Selatan telah lama mengenal Kinine (yakni ekstrak dari kulit pohon Kina - Chincona) sebagai obat anti penyakit demam Malaria. Selain itu telah sejak lama pula, yakni sejak abad ke 14, merkuri (air raksa) dipakai untuk mengobati penyakit kelamin, contohnya Sifilis. Bahkan dewasa ini pun, obat-obatan asal tumbuh-tumbuhan (herbal) semakin banyak diteliti serta berpotensi selaku obat anti mikroba.

Sejarah terapi anti mikroba modern diawali dengan penemuan antibiotika oleh Paul Ehrlich (Ahli Kimia, 1845-1915). Ia mengetahui bahwa Arsenicum dapat mematikan kuman Sifilis tetapi juga berefek racun bagi tubuh manusia. Arsenicum terbuat dari zat Arsenik (logam) yang merupakan bagian penting dari obat-obatan Homeopati. Karena itu secara sistematis ia mencoba berbagai kombinasi Arsen dengan bahan organik, hingga pada suatu ketika pada tahun 1900 ditemukannya kombinasi dengan nomor 616 yang disebutnya "Salvarsan" selaku obat sintesis. Pada saat itu ia pertama kali mengusulkan istilah Toksisitas Selektif (berarti senyawa yang dapat ditargetkan bagi mikroba, tetapi kurang toksis bagi sel tubuh) yang hingga kini mendasari berbagai pengembangan obat baru.

Pada tahun 1928, Alexander Flemming mengekstrak senyawa dari sejenis jamur yang disebutnya Penicillin. Obat ini juga berdasarkan khasiatnya itu mendorong ilmuan Amerika Serikat dan Inggris mengembangkan teknik fermentasi dan ekstraksi Penicillin (dari bahan jamur) berskala besar. Sejak 1940 obat itu diproduksi dalam jumlah besar. Akhirnya barulah dikembangkan obat Streptomycin yang berasal dari Actimomycete Streptomyces. Berikutnya obat Lincomycin dari pertanian Lincoln di Nebraska dan Bacitracin dari spesies Bacillus yang diisolir dari luka seorang anak gadis bernama Tracy.