Notes

Aku lahir di Jakarta, tepatnya pada saat hari kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus. Papa memiliki keturunan jawa dan mama memiliki keturunan China. Pada saat itu, orang China sudah banyak tersebar di Indonesia.

Sejak lahir, aku besar di Jakarta terus, hingga pada tahun 1998 dimana ada kerusuhan besar - besaran yang membuat mama dan aku akhirnya dipindahkan oleh papa ke Singapura. Saat itu, aku masih berusia 2 tahun.

Menurut cerita mama, pada saat kerusuhan itu banyak orang keturunan China yang diperklakukan secara tidak baik. Untungnya, aku berasal dari keluarga yang cukup berada sehingga dengan mudahnya aku dan mama bisa ke Singapura. Papa tidak, karena dia adalah orang Jawa asli dan dia memiliki bisnis di Jakarta.

Mama bilang, setelah kerusuhan itu sudah reda, tapi papa tidak mengijinkan mama pulang. Papa meninggalkan kekayaannya di Jakarta pada tahun 2000 dan menitipkan itu ke adiknya, om Herman. Papa juga pindah ke Singapura. Katanya, beliau takut jika sewaktu-waktu ada kejadian seperti itu lagi.

Aku disekolahkan di Singapura, dari pre-school sampai junior collage atau setara dengan SMA kelas 11 dan 12 disini. Bahasa Indonesia? Jangan diragukan, aku lancar berbahasa. Karena, papa dan mama selalu menggunakan bahasa indonesia kalau sedang mengobrol.

Oh iya, kakek dan nenek dari papa tinggal di Malang. Aku sesekali berkunjung ke Malang, mungkin satu tahun sekali. Sedangkan kakek dan nenek dari mama, sudah meninggal jauh sebelum aku lahir.
Oh iya, hampir saja lupa menceritakan ini. Aku mendaftar di Universitas Garuda, untuk menemani kakek yang hidup sendiri di Malang sejak tahun lalu. Kakek bersikeras untuk tinggal di Malang, padahal sudah diajak berulang kali untuk pindah ke Singapura. Papa dan mama awalnya tidak setuju aku pindah ke Malang, namun pada akhirnya mereka mengijinkanku. Tentunya, dengan catatan aku harus bisa mandiri dan juga sering kembali ke Singapura, atau mereka yang berkunjung ke Malang.