Notes

ㅡ RJ's Apartement
ㅡ 07.00 AM
ㅡ Solo Plot; 3rd PoV
ㅡ Practice Plot

|[@WyneSing]|

Dering alarm menyambut mentari yang mulai menampakkan diri. Kicau burung mengalun merdu tatkala seorang gadis berkulit pucat membuka jendela kamar yang diisi tiga gadis lainnya ㅡ Nari, Cherise, dan Arcadia. Cahaya fajar yang semula mengintip malu dibalik tirai kini mulai menampakkan diri.

Kaki mungil milik Myunghee berderap di kamar yang sunyi menuju ke kamar mandi untuk membasuh tubuhnya yang sudah sangat lengket. Tak lama, gadis bermarga Ahn itu keluar dari kamar mandi. Piyama yang tadi ia kenakan kini telah berganti menjadi pakaian santai nan nyaman untuk berlatih. Sandal kamarnya ia tukar dengan sepatu latihannya. Setelah mematut dirinya didepan cermin, gadis bermarga Ahn itu meraih tas punggung yang beisi minuman dan roti ㅡuntuk saat istirahat nanti, kemudian melangkahkan kakinya menuju ke ruang latihan yang terletak 1 lantai diatas dorm tempatnya beristirahat semalaman tadi. Myunghee memilih untuk menaiki tangga darurat, hitung-hitung pemanasan sebelum berlatih.

Gadis itu tiba diruang latihan dengan peluh yang menetes di dahinya. Lumayan juga naik tangga, pikirnya. Sang gadis lalu meletakkan barang bawaannya di dekat dinding, lalu melihat pantulan dirinya di cermin ruang latihan.

Keadaan ruangan latihan masih sangat sepi. Selain karena ia malu jika harus berlatih dengan yang lain, Myunghee juga ingin berlatih dengan energi penuh di pagi hari.

Kaki sang puan melangkah menuju ke piano yang terletak di bagian belakang ruangan tempatnya berdiri kini. Kuasanya membuka penutup atas piano yang hitam mengkilat itu. Dengan sigap, Myunghee menarik bangku Grand Piano dihadapannya, menyettingnya sehingga nyaman dan pas saat ia gunakan untuk berlatih nanti.

Kaki kanannya ia tempatkan diatas pedal. Kuasanya kini meraba tuts hitam putih yang tersusun rapi tersebut. sudah lama ia tak bermain piano. Mungkin sejak masuk sekolah menengah atas? Myunghee sendiri lupa kapan tepatnya. jari-jarinya membentuk seolah-olah sedang memegang buah jeruk. Setidaknya itu yang diajarkan oleh guru musik di sekolahnya dulu. Ia mulai menekan tuts-tuts piano yang terasa dingin di jari-jarinya. Hanya sekadar pemanasan.

Setelah mulai terbiasa, sang puan menghentikan permainan asal-asalannya tadi. Helaan nafas terlihat keluar dari mulut manisnya. Jari jemarinya kemudian memijat tuts-tuts hitam putih itu lagi. Namun kini membentuk melodi yang lebih teratur. Menghasilkan suara yang mungkin telah dikenal banyak orang. Lagu yang dibawakannya cukup terkenal di awal tahun ini, Downpour oleh IOI.

Myunghee menghayati setiap nada yang keluar dari dawai-dawai piano yang ia mainkan, jari dan kakinya tampak serasi menekan tuts dan pedal. Myunghee menghirup nafas lalu melantunkan lirik yang pertama.

"I biga meori wiro ssodajimyeon
heumppeok jeotgo malgetjyo nae maeumdo"

Sang gadis menutup matanya, menghayati antara nada yang keluar dari piano yang dia mainkan, dan lirik ia lantunkan. Denting piano kini memenuhi seisi ruang latihan.

"meomulleojwoyo ajikkajin geudae eobsi
na honja i bireul matgien"

Lirik demi lirik keluar dari bibir manis sang dara yang berasal dari Busan tersebut. Bibirnya membentuk sebuah kurva lengkung, dan matanya sedikit sendu, menikmati lagu yang ia mainkan.

"Ajik eorigo jogeum museowo"

Nada yang keluar dari dawai yang didorong oleh tuts piano Myunghee membuat suasana mendadak menjadi sendu.

"geumbang geuchil georangeol"

Suara Myunghee ia naikkan ketika ia melantunkan kata 'georangeol'

"ppeonhi da almyeonseodo geudael chatneyo"

Tak terasa, kedua mata Myunghee kini basah dengan air mata. Myunghee kini tenggelam dalam lagu yang ia mainkan.

"ije geuman da geuchilkka i bitmuldo"

Suara yang serupa bisikan itu kini mulai memunculkan keindahannya. Rasa frustasi yang terkandung dalam lagu lambat laun mulai tercurahkan lewat kata-kata yang keluar dari bibir mungil sang dara.

"nae nunmuldo bie jeojeo chuwie tteolgo sipjin anhayo jeongmal eonjengan"

Pada kata 'nae nunmuldo' suara falsetto milik Myunghee mulai terdengar. Kuasanya masih telaten memijat tuts demi tuts piano sehingga membentuk nada yang mengiringi nyanyiannya.

"neomu chadichatdeon bitmuri
ttatteuthan nunmuri doeeo"

Kata demi kata keluar dari labia sang dara. Menyiratkan arti yang menyedihkan. Lagu ini pun akan mendekati puncaknya.

"heulleonaerigetjyo gwaenchanhayo
geumbang jinagal sonagijyo"

Myunghee mengakhiri 'persembahannya' pada kata 'sonagijyo'. Sesaat sebelum berhenti, ia sempat memainkan nada nada penutup lagunya.

Tangannya kini berhenti menekan tuts piano. Myunghee menyeka air mata yang tanpa permisi jatuh saat menyanyi tadi. Ssetelah menenangkan diri, sang gadis bergerak menuju tempat ia meletakkan tasnya tadi. Mengambil air minum dan menenggaknya sedikit. Diliriknya jam dinding yang menempel di ruang latihan. Sudah agak siang. Myunghee pun memutuskan untuk mengakhiri sesi latihannya.

"Sampai menangis begini," ujarnya pelan sambil merapikan kembali piano yang baru saja ia mainkan. Tangannya sesekali mengusap matanya yang sedikit basah. Setelah selesai, sang gadis pun meninggalkan ruang tersebut dan pergi menuju ke dorm tempatnya beristirahat.

|[End Plot]|