Notes

Oke. Salahkan kuriositas yang kelewat tinggi. Sudah berapa kali ia mengenyam pekerjaan yang berbeda dengan segala plus dan minusnya? Tak terhitung. Walau begitu, teruna jangkung ini masih penasaran dengan desas-desus yang ia dengar dari seseorang menyangkut betapa hebatnya perusaahan yang satu ini.

Mari dicoba. "Ini.. Bukan? Ramai sekali." Pemuda itu sempat mendongak untuk melihat keseluruhan bangunan sebelum menatap pintu masuk dengan banyak orang lalu lalang. Dengan bermodal nekat dan rasa penasaran, Corvus memutuskan untuk masuk. Dilihat rupa dari bangunan megah ini. Dengan ditambah bumbu klasik, ia dapat merasakan elegannya tempat itu. Segera tungkai dilangkahkan menuju ruang interview.

"Corvus. 17 tahun. Bermodal rasa nekat aku memutuskan untuk melamar pekerjaan disini." Jeda, ia mengambil sepucuk kertas yang telah ia siapkan dari rumah― sebagai rencana B kalau-kalau ia lupa harus mengatakan apa.

"Alasanku hendak bekerja disini karena aku butuh uang untuk makan―" Oy, itu bagian yang salah. "Ah.. Maksudku karena kalian menyajikan konsep yang menarik. Dan sialnya aku terpancing." Dia mengusak surai silvernya. Kalau bisa, ia ingin se-picik mungkin dalam pengeluaran dan akan menyimpan gajinya untuk ditabung.

"Aku sendiri belum paham betul akan pekerjaan seorang host. Jadi, mohon bantuannya, manajer." Ditutup perkenalan itu dengan sebuah bungkukkan singkat.