Notes

chxcophile - D-33106 - aksel

1. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak.
2. Emosi mendorong tindakan, sedangkan perasaan sebagai stimulusnya.
3. ㅡ Amarah: beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati
ㅡ Kesedihan: pedih, sedih, muram, melankolis, mengasihi diri, putus asa
ㅡ Rasa takut: cemas, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada, tidak tenang, ngeri
ㅡ Kenikmatan: bahagia, riang, gembira, puas, senang, terhibur, bangga
ㅡ Cinta: penerimaan, persahabatan, keperayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, dan kemesraan
ㅡ Terkejut: terkesiap, terkejut
ㅡ Jengkel: hina, jijik, muak, mual, tidak suka
ㅡ Malu: malu hati, kesal
4. a. Menurut C.P. Chaplin :

reaksi emosional akut ditimbulkan oleh sejumlah situasi yang merangsang, termasuk ancaman agresi lahiriah, pengekangan diri, serangan lisan, kekecewaan, atau frustasi, dan dicirikan oleh reaksi kuat pada sistem syaraf otonomik, khususnya oleh reaksi darurat pada bagian simpatetik; dan secara implisit disebabkan oleh reaksi serangan lahiriah, baik yang bersifat somatis atau jasmaniah maupun yang verbal atau lisan.

b. Menurut Mawardi Labay El-Sulthani :

Marah adalah suatu luapan emosi yang meledak-ledak dari dalam diri yang dilampiaskan menjadi suatu perbuatan untuk membalas kepada orang yang menyebabkan marah.
5. Selalu berpikir optimis, dan menenangkan diri.
6. Malu adalah salah satu emosi sebagai hasil penilaian dari diri sendiri. Rasa malu dan juga rasa bersalah merupakan emosi yang menjadi alat kontrol sosial. Adanya malu dan rasa bersalah mengekang kita untuk melakukan tindakan-tindakan yang menimbulkannya.
7.Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental.
8. - Kehilangan orang atau sesuatu yang disayangi
- Konflik keluarga
- Suasana baru karena pindah rumah atau sekolah
- Kasus yang menimpa anggota keluarga
- Pengaruh teman gank
- Kegagalan
- Tuntutan kesempurnaan dari lingkungan atau diri sendiri
- Dorongan rasa marah atau melawan
- Perubahaan mood
- Pencarian jati diri
- Keinginan untuk hidup berpisah dari orang tua dan menjadi seseorang yang mereka inginkan.
9. Fisik, psikologi, dan emosional. Lalu dibagi menjadi beberapa dimensi lagi, yaitu :
- Dimensi Biologis
- Dimensi Kognitif
- Dimensi Moral
- Dimensi Psikologis.
10. Menyibukkan diri sendiri dengan hal-hal yang disuka, serta berhenti memikirkan hal-hal penyebab stress.
11. Saya pernah stress karena terlalu dipaksa untuk meraih nilai yang bagus, sedangkan pelajaran makin kesini makin susah saja. Saya akhirnya berhenti memikirkan nilai dan mulai belajar semampu saya. Beruntung, orang tua saya mengerti.
12. Sering marah terhadap keinginan atau rencana dan niat yang ingin dilakukannya mendapat rintangan.
Cara mengatasi : Jangan salahkan rintangan tersebut. Anggap rintangan itu adalah suatu proses untuk menjadi lebih sukses. Tarik napas dalam-dalam, tenangkan diri, berpikir positif, coba lagi.
13. Masalah pribadi ; karena broken home, keluarga bermasalah.
Masalah pelajaran ; karena orang tua sering menuntut anaknya untuk mendapat nilai bagus.
Masalah percintaan ; karena emosi remaja yang masih labil, mereka pun bisa stress karena masalah percintaan.
14. - Hilang minat terhadap kegiatan yang disenangi
- Hilang selera makan yang berujung turun berat badan
- Terlihat lelah atau kekurangan energi
15. Khawatir.

Khawatir atau was-was adalah rasa takut yang tidak mempunyai objek yang jelas atau tidak ada objeknya sama sekali. Kekhawatiran menyebabkan rasa tidak senang, gelisah, tegang, tidak tenang, tidak aman.

Soal bonus.

1. Menurut saya, Miss Quinn itu ramah dan welcome kepada muridnya. Miss juga menyampaikan materi dengan cara yang mudah dipahami.
2. Tentang penyakit psikologis.