Notes

Arachne dalam mitologi Yunani adalah seorang penenun yang menantang Athena dan akibatnya berubah menjadi seekor laba-laba. Arachne adalah seorang penenun mortal dengan keterampilan yang tak tertandingi, namun ia menjadi angkuh dan sombong karena semua pujian yang ia terima atas pekerjaannya. Dia kemudian menantang Athena untuk mengikuti kontes untuk melihat siapa penenun yang terbaik. Pada zaman Yunani Kuno, Arachne tinggal di sebuah kerajaan yang disebut Lydia (sekarang disebut Turki di era modern) dan merupakan putri pewarna kain wol kelas bawah.
Meskipun orang tuanya meninggal saat ia masih muda dan meninggalkan Arachne tanpa keluarga serta teman dan uang, Arachne tumbuh menjadi gadis paling terkenal di kerajaan karena keterampilan menenunnya: dia bisa menenun dengan indah dan mudah. Arachne juga memiliki kemampuan tertentu dalam membuat permadani, yang hanya bisa dibeli / ditenunkan untuk tokoh terkaya di masa itu. saat itu, bahkan nimfa meninggalkan hutan dan arus mereka untuk bergabung dengan rakyat jelata dalam mengagumi tenunnya, karena permadaninya benar-benar lebih indah dari pada alam, terlihat lebih natural dan hidup.

Namun, semua pujian yang diterima Arachne sampai ke kepalanya dan, akhirnya, dia menjadi sangat sombong sehingga dia mengaku tidak berutang terima kasih kepada Athena (dewi yang telah menciptakan tenun) atas bakatnya, dan bahwa Athena benar-benar bisa belajar darinya jika Dia harus mengikuti kontes tenun dengannya. Athena tersinggung saat mendengar ini tapi tetap memutuskan untuk memberi Arachne kesempatan untuk menebus dirinya sendiri. Dengan mengambil bentuk wanita tua yang lemah, dia bergabung dengan kerumunan yang mengagumi karya Arachne dan, setelah mengakui pada dirinya sendiri bahwa gadis itu memang berbakat, dia memperingatkannya untuk tidak menyinggung para dewa, tapi untuk merendahkan diri dan meminta pengampunan karena tidak menghormati mereka. dalam kesombongannya Arachne mencemoohnya, bertahan bahwa dia berutang Athena terima kasih dan bahwa dia benar-benar menginginkan sebuah kontes tenun antara dia dan dewi sehingga dia bisa membuktikan keahliannya. Terkena titik putus, Athena menjatuhkan penyamarannya dan kontes dimulai.

Ada tiga versi mitos tentang Arachne :

Versi pertama mengatakan bahwa Arachne adalah anak perempuan gembala yang sangat ahli dalam menenun. Ia menyanjung tentang keahliannya sendiri yang dapat mengalahkan Dewi Athena sehingga membuat sang dewi marah. Athena menenun empat adegan di mana para dewa menghukum manusia karena kesombongannya serta manusia yang menganggap dirinya setara dengan dewa. Arachne, di sisi lain, berkelok-kelok tentang adegan di mana dewa-dewi menyalahgunakan kekuatan mereka kepada manusia. Pekerjaan Arachne jelas lebih menarik dibandingkan Athena. Sang dewi marah karena apa yang ditenun oleh Arachne merupakan penghinaan bagi para dewa, Athena melemparkan ramuan Hecate ke Arachne, mengubahnya menjadi seekor laba-laba dan mengutuknya untuk menenun untuk selamanya.

Dalam versi kedua, pada tantangannya, Athena mempersatukan kontes antara dirinya dan Poseidon atas siapa yang akan menjadi pelindung kota Athena. Dalam kontes ini, Permadani yang ditenun oleh Athena menggambarkan para dewa dengan segala kemuliaannya, orang-orang bijak menghormati dewa-dewa dengan cara yang tepat. Tenunan Athena adalah sekaligus sebagai peringatan tidak langsung kepada Arachne dan manusia lainnya yang telah berani membandingkan diri mereka dengan dewa-dewi yang dihukum dengan transmutasi atau kematian. Disisi lain, Permadani Arachne, menampilkan semua hal yang salah dan bodoh yang telah dilakukan para dewa, seperti Zeus yang menculik Putri Europa dalam bentuk seekor banteng, Poseidon yang berubah sebagai kuda jantan yang mengejar Demeter sebagai kuda putih, dan lainnya. Ketika permadani selesai, kerumunan orang benar-benar diam karena keduanya luar biasa: Athena itu agung, menakjubkan, dan memancarkan kekuatan dewa Olimpia, sementara Arachne menggambarkan "kritik paling pedas untuk dewa-dewi yang pernah diciptakan", namun tetap indah. Athena yang menyadari betapa terampilnya Arachne ingin mengajarinya untuk lebih rendah hati dan menghormati para dewa. Sang dewi kemudian menyentuh dahi Arachne yang membuat wanita itu dipenuhi rasa malu dan menggantung dirinya sendiri. Athena membawanya kembali ke kehidupan dan mengubahnya menjadi seekor laba-laba, untuk membiarkannya menenun setiap saat.

Dalam versi terakhir mitos, Arachne adalah penenun fana yang hebat. Dia pernah menantang Athena untuk mengikuti kontes untuk melihat siapa sebenarnya penenun terbaik. Athena dan Arachne dipertemukan dalam kontes menenun dan Zeus adalah hakim dalam kontes antara mereka. Dalam kontes ini ada persyaratan bagi siapa pun yang kalah tidak akan diizinkan untuk menyentuh sebuah spindel atau alat tenun lagi. Athena akhirnya menang dan tubuh Arachne hancur sehingga dia tidak bisa lagi menenun. Karena kasihan, Athena mengubahnya menjadi seekor laba-laba, sehingga dia bisa terus menenun tanpa harus melanggar sumpahnya.

Athena terpaksa mengakui bahwa kontes itu adalah seri, karena keahlian Arachne benar-benar tanpa cela, tapi dia juga marah dengan bagaimana gadis itu tidak menghormati para dewa melalui permadaninya. Athena mengambil pesawat ulang-alik dari alat tenunnya, dia mulai menenun tentang Arachne yang tanda tahu diri memperolok para dewa-dewi dan membuatnya mendapatkan hukuman dari dewa. Kerumunanpun mulai tertawa dan mengolok-olok penghinaan Arachne dalam tenunan sang dewi.

Ketika kemarahan Athena mereda dan dia melihat kerumunan orang mengolok-olok Arachne, dia malah menenun kemarahannya pada mereka. Arachne tahu bahwa dia tidak akan pernah bisa menenun lagi yang merupakan satu-satunya kegembiraan dalam hidupnya. Warga kota yang pernah memujinya untuk menyenangkannya telah berbalik melawannya. Dikonsumsi rasa malu, benci, dan mengasihani diri sendiri, Arachne membuat sebuah tali dan menggantung dirinya sendiri.

Tindakan bunuh diri menyebabkan Athena mengasihani Arachne, Sang Dewi kemudian mengubah gadis mortal itu menjadi seekor laba-laba berkaki delapan, yang memungkinkan dirinya serta keturunannya untuk dapat menenun selamanya dengan ke delapan kakinya. Namun, sejak saat itu, Arachne membeci Athena, Arachne juga membenci manusia karena Arachne tidak pernah bisa melupakan rasa malu dan kemarahannya saat diejek.

Arachne dalam Percy Jackson

Dalam versi ini, Arachne adalah seorang putri gembala yang mulai menenun sejak usia dini. Dia menjadi penenun hebat dan sering menyombongkan diri bahwa keahliannya lebih hebat daripada Athena. Ia juga menolak untuk mengakui bahwa keahliannya setidaknya berasal dari sang dewi.

Athena tersinggung dan membuat sebuah kontes di antara mereka dengan menjelma sebagai seorang wanita tua, dia mendekati gadis yang membual itu dan memperingatkan kalau ia tidak akan pernah pernah bisa dibandingkan dengan salah satu dewa Athena yang menyamar juga menyarankan Arachne untuk meminta pengampunan pada Athena yang mungkin akan menyelamatkan jiwanya, Namun Arachne dengan angkuhnya menjawab bahwa dirinya hanya berbicara kebenaran dan mengatakan jika Athena berpikir sebaliknya ia menantang Athena turun untuk menantangnya sendiri. Mendengar hal ini, Athena melepaskan penyamarannya dan muncul dalam kemuliaan yang berkilauan, terbungkus chiton putih yang berkilauan.

Saat itu keduanya mulai menenun. Tenun Athena mewakili empat kontes terpisah antara manusia dan dewa-dewa di mana para dewa menghukum makhluk hidup karena menempatkan diri mereka sama dengan dewa-dewa. Tenunan Arachne menggambarkan cara-cara salah yang telah dilakukan oleh para dewa dan pelecehan manusia, terutama Zeus yang menipu dan merayu banyak wanita mortal. Ketika Athena melihat bahwa Arachne tidak hanya menghina dirinya melainkan juga menghina para dewa lain, sang dewi menjadi sangat marah. Dia merobek-robek pekerjaan Arachne sampai hancur, dan memukul kepalanya tiga kali. Dengan ketakutan dan malu, Arachne menggantung diri. Kemudian Athena menghidupkan kembali Arachna. Athena meminta agar jangan sampai Arachne berbuat kecerobohan yang sama yaitu menghina para dewa. Arachne dikutuk untuk memiliki keturunan yang memiliki wujud yang sama dengannya (setengah manusia dan setengah laba-laba) sampai generasi terakhir!" Setelah itu, Athena menyiramnya jus ramuan Hecate, dan segera setelah sentuhan racun gelap ini, rambut Arachne terjatuh. Dengan hidung dan telinganya, kepalanya menyusut sampai ukuran terkecil, dan seluruh tubuhnya menjadi kecil. Jari-jarinya yang ramping menempel di sisinya seperti kaki, sisanya adalah perut, dari mana dia masih memutar benang, dan seperti laba-laba, menjalin jaring kuno. Ini menunjukkan bagaimana para dewa dan dewi dapat menghukum orang-orang yang berani menghina mereka.

Meskipun ada variasi cerita yang berbeda dari kontes, ada satu kesamaan yang dimiliki oleh semua orang: Athena akhirnya mengubah Arachne menjadi laba-laba pertama dan membuatnya abadi. Oleh karena itu, nama Arachne diartikan sebagai "laba-laba" dalam bahasa Yunani. Arachne juga disebut sebagai Holy Mother of Spider