Notes

2008

“Satya, SMP nanti sekolah negeri aja ya.”
Bukan, bukan karena keluarga mereka bangkrut dan tidak bisa menyekolahkan anaknya di swasta internasional, hanya saja—
“Papa takut pergaulan Satya jadi bebas sekali saat remaja nanti.”

—————


Memiliki seorang ayah pilot dan ibu dosen, membuat hidup Satya cukup dikelilingi kemewahan. Sebagai anak pertama, ia cukup dimanja dalam pendidikan. Satya disekolahkan di British School Jakarta. Siapa yang tidak tahu? Sekolah berstaraf Internasional yang sering kali dibicarakan karena mahalnya menempuh pendidikan di sana. Awalnya sang ayah ingin anak sulungnya itu menempuh pendidikan yang bagus, namun jika disekolahkan di sekolah sekelas British School Jakarta terus, beliau khawatir pergaulan Satya nanti jadi kacau dan kebarat-baratan. Bukan rahasia lagi, jika pergaulan dunia barat itu terlalu bebas.
“Lagian, negeri yang bagus ga kalah kok sama swasta.” —Sang ayah.
Sejak saat itulah, kehidupan Satya sedikit berubah. Ia mulai dididik menjadi seorang kakak dari dua orang adik. Tidak terlalu banyak kemewahan yang ayah dan ibunya berikan seperti saat ia menempuh pendidikan sekolah dasar.
Pekerjaan sang ayah dan sang ibu menuntut mereka untuk sibuk di dunia luar. Hal itu membuat Satya lebih sering menghabiskan waktu dengan kedua adiknya, ia juga merasa mempunyai peran penting ketika kedua orang tuanya itu tidak ada di rumah.

——————

“Pa, Satya kuliah di UPH aja, ya?”
Satya ingin tetap di Jakarta, ada suatu alasan yang membuat pemuda itu tidak ingin pindah dari ibukota. (Akan dijelaskan di plot nanti).
“Engga, kamu gausah kuliah kalau mau di swasta.”
Satya menunjukan wajah datar, tapi tidak berani membantah perkataan orang tuanya. “…..Padahal ‘kan bagus juga.”
“Papa juga ga bilang swasta jelek, ya. Tapi papa mau lihat kamu berjuang dulu. UGM, bisa ‘kan?”
“Kenapa ga di UI aja, sih? Kan deket.”
“No, no. Nanti kamu manja karena Bunda wakil dekan sana. Papa kasih mobil yang kamu mau, kalau kamu bisa masuk sana.”
Tidak bisa berkutik, Satya hanya diam dan mau tidak mau menuruti. Apapun jurusannya asal UGM, daripada tidak kuliah. Padahal ia ingin terus di Jakarta, tidak ingin berpisah dengan kedua orang tuanya, adik-adiknya, dan……..seseorang.