NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

Manusia tidak pernah terlahir begitu sempurna.



 Dan terlampau kuat untuk terus menyembunyikan.



Keinginan untuk sekali saja didengar, pasti hadir.



Keinginan untuk dirangkul, bukan merangkul.



Keinginan untuk bersandar, bukan dijadikan sandaran.



Setidaknya, sekali dalam hidup, keinginan-keinginan tersebut mengambil alih pikiran.



Lalu, belum selesai perkara di atas, kerinduan akan eksistensi seseorang semakin memperumit.



 Diperkeruh dengan cara penyampaian yang tidak dimengerti,



  Dan keterbatasan untuk mencurahkan.



Seorang Garda Muda merasakan keduanya.



 



Bandung, 2 Juni 2017.



“Gar,”



Si empunya nama mengalihkan fokus dari buku, “Naon?”



 “Aku iri sama kamu.”



 Raut bingung serta dahi yang mengernyit jelas-jelas menjadi respon atas pernyataan tiba-tiba si gadis lawan bicaranya.



Perpustakaan kampus menjadi latar keduanya. Duduk berhadapan. Si gadis—Arabella Adhiyaksa—mengerjakan tugas, sementara Garda hanya iseng membaca novel selagi menunggu unduhan filmya selesai.



Lalu kini, Garda tidak lagi terfokus pada buku. Ditutup benda dengan ratusan deret kata tersebut, untuk menyuarakan kebingungannya.



 “Maksudnya?”



Puan rantauan dari Yogyakarta itu mulai menyangga dagunya dengan lengan siku tertumpu di meja. Atensinya betul-betul terletak pada Garda.



“Ya aku kagum aja, kamu hampir gak pernah ngeluh sama apa yang ada. Kamu enjoy, kelihatan nikmatin hidup banget. Dan, aku iri sama itu.”



Denting halusnya begitu tenang menyapa auditori pemuda berdarah Sunda tersebut. Sampai-sampai, Garda menyempatkan mencuri waktu barang beberapa detik untuk mengagumi suara gadis itu tadi.



Kemudian, bilang apa dia tadi? Keliahatan nikmatin hidup banget, ya?



 “Saya kelihatan begitu?”



Anggukkan diterima dan Garda paham. Oraknya memproses beberapa jawaban untuk itu. Diantaranya, haruskah ia menceritakan apa yang dialami atau sebaiknya disimpan saja.



Pulpen dalam himpitan jemari lentik sang hawa berputar; sengaja diputar. Menunggu jawaban.



 “Saya pernah,”



Kali ini, yang mengernyitkan dahi adalah Arabella. Kalimat gantung milik Garda membuat gadis itu merespon demikian.



 “Saya pernah ngeluh tentang beban hidup.” Lanjutan kalimatnya langsung saja dihadiahi pelototan tidak percaya dari Bella.



 “Demi apa? Masa, sih? Seorang Garda?”



Kombinasi pas antara ketidak percayaan gadis itu serta ekspresi kagetnya, malah menyulut tawa Garda. Memang, sekuat apa, sih, dirinya yang terlihat di mata Arabella?



 “Serius. Cuma, saya gak tunjukkin aja.”



 “Kok gitu?”



“Ada orang yang bisa langsung cerita kalau dia ada masalah, ada juga yang lebih memilih diam dan mengatasinya sendiri tanpa mau diketahui orang lain karena gak mau kelihatan lemah.”



Dijeda. Garda sekadar ingin tahu air wajah lawan bicaranya. 



Oh, serius betul dia. Persis seperti sidang skripsi di depan penguji killer. Berusaha mati-matian menahan tawa, Garda melanjutkan.



 “Dan saya masuk kategori yang kedua.”



 “Apa yang salah dari kelihatan lemah?” 



Sudah Garda duga, kalau Bella akan bertanya demikian. Bahkan, dirinya sendiri memiliki pertanyaan serupa yang tak bisa ia jawab.



Apa yang salah dari itu? Masih manusiawi, ‘kan?



Terus, kenapa harus takut?



“Bagian dari diri saya gak ngizinin, Bel. Saya gak mau orang-orang tau kalau saya punya masalah. Hidup udah ruwet, saya gak mau nambah keruwetan mereka. Makanya, saya harus tau porsi.”



Gadis di seberang sepertinya menyimak dengan baik tiap penuturan Garda. Buktinya, tugas-tugas yang katanya, ‘Aduh, besok deadline tapi aku belum ngerjain!’ justru digeser ke samping.



Dan seorang Arabella Adhiyaksa tidak akan menginterupsi sebuah pembicaraan di saat yang tidak tepat. Seperti saat ini, dia seakan memberi kebebasan untuk Garda melanjutkan.



“Tapi, saya gak ngelak juga kalau akhirnya kalah. Dalam artian, saya ujungnya roboh dan ngakuin kalau pengen sekali aja kelihatan lemah.”



“Kapan Garda ngerasa begitu?”



 “Saya gak bisa pastiin kapannya, karena itu tiba-tiba.”



 “Kalau Garda lagi ke laut bukan untuk praktik, itu lagi ngerasa gitu?”



Percaya, saat ini, ingin sekali Garda mengulum senyum. Arabella memang paham betul akan segala tindak tanduk Garda. 



Alih-alih memberi seutas kurva, ia mengangguk.



 “Lho, berarti kemarin begitu dong?”



Garda mencoba mengingat arti ‘kemarin’ yang diucap Bella merujuk kemana. Kemudian, sekelebat ingatan dua hari lalu, Garda membawa Bella menuju Carita. Padahal, niatnya pulang karena kelas kosong. 



 “Iya, Bella.”



 “Terus, apa yang Garda dapet?”



Yang ia dapat? 



Sebentar, ya, Arabella Adhiyaksa. Biarkan Garda Muda berpikir. Suasana sendu ini tiba-tiba terasa aneh.



 “Lega.”



 “Aduh, Garda! Ngomongnya jangan setengah-setengah!”



Sengaja dilakukan, kok, Bella. Karena Garda sudah tidak tahan untuk menyembunyikan senyum.



“Lega,” ia mengulangi. “Dari tenangnya sendiri, saya punya waktu untuk jujur sama diri saya sendiri. Saya gak perlu jadi siapapun, saya utuh seorang Garda. Bukan Garda yang ada untuk menggenggam, tapi Garda yang butuh digenggam.”



Sorot Bella yang semula berkilat karena tidak sabaran, perlahan pudar dan menjelma menjadi kekhawatiran.



Ini yang tidak Garda sukai dari menjadi lemah. Sorot khawatir dan kasihan yang dialamatkan padanya.



 “Bel, matamu.”



 “Aku cuma gak mau Garda sedih-sedih lagi.”



Dihela napasnya, sementara jemarinya menyisir tiap lembar buku yang sudah diabaikan sejak beberapa puluh menit lalu.



Garda menolak kontak mata dengan Bella untuk sejenak. Ia perlu menjernihkan akal dan kembali pada Garda yang semula dikagumi si gadis.



 “Lain kali, ajak aku, ya? Aku mau di sana, jadi sandarannya Garda.”



Sontak, manik Garda bergerak cepat mencari kelereng kembar milik Bella. Keterkejutan milik Garda, bertemu dengan ketulusan milik Arabella.



Entah kapan terakhir kali Garda merasa hangat menjalar ke seluruh tubuhnya hanya karena kalimat seseorang, tapi sekarang ia merasakannya.



 



Bandung, 2 Juni 2018.



Teruntuk Arabella Adhiyaksa, sepenggal cerita kita kutulis dalam utas ini. Kuceritakan pada desir pasir serta gulungan ombak.



Sekadar pengingat untukmu, bahwa aku tengah rindu.



Iya, Garda rindu Arabella. Eksistensi Arabella, tepatnya.



Terima kasih sudah bertekad untuk menggenggam si nyeleneh satu ini.



Menjadi sandarannya, meski kini sudah tidak dapat dirasakan.



Maaf, Garda belum bisa ke Yogyakarta untuk berkunjung.



Janji, libur kali ini datang. Dengan bunga mawar pink kesukaan Bella.



Satu pesan dari Garda, 



Tenang untukmu di sana, cantik.
     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.