NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

Hanya Kegabutan Semata
Lelaki berambut oranye itu mengarahkan pistolnya ke jendela kamar begitu mendengar suara seseorang.
“Kau telah menyelinap ke kamar yang salah.” Nakahara Chuuya hampir menarik pelatuknya saat si penyelinap tahu-tahu saja melompat di depannya.
“Masa aku tidak boleh mengunjungi kekasihku sendiri.” Dazai menggenggam pistol di tangan Chuuya. Dalam satu gerakan cepat yang lembut, ia buang pistol itu ke luar jendela yang terbuka.
“Kau tidak boleh ke mari, makarel bodoh.” Pemuda yang lebih pendek itu melangkah kembali ke sofa tempat dirinya menulis laporan misi tadi. Ia benar-benar mengacuhkan keberadaan Dazai.
“Ayolah. Aku betulan rindu sama Chuuya lho.”
“Kau pikir aku peduli?”
Dazai mengikuti langkah Chuuya. Ia mendudukkan diri di samping kekasihnya itu. Diamatinya lekat-lekat wajah Chuuya yang sedang bekerja. Hanya dengan kemeja putih berantakan yang kancingnya sedikit terbuka dan topi yang entah sudah dilempar kemana tadi, Chuuya benar-benar pemandangan indah untuk Dazai.
“Hei, Dazai. Aku akan mencongkel matamu itu jika terus memandangku seperti itu.”
“Hmm? Seperti apa?” Dazai mendekatkan tubuhnya ke Chuuya.
“Jangan dekat-dekat!” Chuuya mencoba menjaga jarak. Sial, ia tidak bisa fokus bekerja dengan keberadaan Dazai di sekitarnya.
“Seperti apa, Chuuya kekasihku?” Dazai bertanya seduktif yang membuat Chuuya seketika menelan ludah khawatir.
“Jauh-jauh dariku! Aku alergi dengan keberadaanmu tahu.”
“Oh ya?” Dazai terus mendekatkan diri ke Chuuya. Dengan cepat ia berhasil mendorong tubuh si rambut oranye hingga terbaring sofa.
“Jika kau alergi, lalu mengapa saat aku pergi kau menyimpan ini?” pria berbalut perban itu merogoh sela-sela sofa Chuuya dan mengambil benda berwarna pink yang bisa dibilang cukup kecil namun panjang.
Chuuya yang seperti bandit tertangkap basah langsung mengalihkan muka memerahnya. “Itu bukan milikku!”
“Kau memakainya, seminggu sekali tiap hari libur. Gin-chan yang memberitahuku.”
Kini Chuuya bersumpah akan menguliti si bungsu Akutagawa itu karena sudah lancar mengintip kegiatan pribadinya.
“Aku tidak—“ ucapan Chuuya terpotong oleh bibir Dazai yang tahu-tahu saja menciumnya.
Chuuya dengan senang hati membalas ciuman itu. Ia membuka mulutnya, membiarkan lidah Dazai bermain-main dalam rongg mulutnya, mengabsen tiap giginya.
“Mmph—“ kebutuhan oksigen memaksa mereka melepas tautannya. Chuuya terengah-engah dengan muka memerah, namun tidak dengan Dazai yang justru tersenyum licik sambil melirik vibrator merah di tangannya.
Ia kembali mendaratkan ciuman di bibir sang kekasih. Kali ini lebih ganas. Ciumannya perlahan turun ke leher. Digigitnya kecil leher jenjang favoritnya itu, meninggalkan kissmark yang berarti Chuuya tak boleh disentuh orang selain dirinya.
“Ngghh ...”
Tangan Dazai mulai melepas kemeja Chuuya. Ia angkat tubuh Chuuya sedikit untuk melepasnya. Dengan cekatan ia melipat kemaja putih itu kemudian digunakan untuk mengikat kedua tangan Chuuya.
“Oi, makarel bodoh. Lepaskan aku.” Chuuya mencoba meronta. Namun pria penyuka bunuh diri ini mengikatnya kuat sekali. Yang ada malah tangannya kesakitan tiap kali berontak.
“Chuuya ... cantik sekali.” Dazai kembali mencium tubuh putih di bawahnya. Ia kecup dan hisap satu nipple Chuuya. Satu tangannya iseng meremas junior Chuuya sementara yang satunya memelintir satu nipple sang kekasih yang menganggur.
“Ahh ... Nghh ... D-dazai.”
Tanpa sadar Chuuya melengkungkan perutnya ke atas. Karena tangannya diikat, ia tidak bisa menahan kepala Dazai untuk tetap mengisap dua benjolan di dadanya. Ia merasa kehilangan saat Dazai bangkit dan berjalan pergi ke arah kamarnya.
“Oi, Dazai! Jika kau pergi, lepaskan aku! Aku tidak ingin orang melihatku seperti ini.”
“Tidak sabaran sekali. Sebentar, Chuuya.”
Dazai kembali dengan vibrator di tangannya yang sudah basah setelah dilumuri lotion.
“Apa yang akan kau lakukan?”
“Menikmati kekasihku.”
Tiba-tiba, tangan berbalut perban itu menarik tangan Chuuya. Ia memasukkan satu jarinya ks hole sang oranye.
“Argh!”
“Ini hanya jariku lho.”
Dazai menambah dua jari, mengacak-acak lubang Chuuya.
“Haahh ... Ngghh.”
“Bersiap, ya.” Dazai berucap amat pelan di tengah desahan yang pasti tak terdengar oleh Chuuya.
Ia masukkan ujung vibrator itu perlahan ke lubang sang kekasih.
“Argh! D-dazai!”
“Sebentar.”
Dazai dengan mudah memasukkan benda itu hingga tertanam sempurna di lubang Chuuya. Tangannya ia masukkan ke saku jas dimana ia menyimpan remot vibrator tersebut. Senyum licik terulas di bibirnya. Ia nyalakan pada tingkat medium.
“Ahh ... Ngghh ... Haahh.” Pinggul Chuuya bergerak tak karuan. Dazai hanya tersenyum. Ia belum ingin menyentuh Chuuya. Ia masih ingin menikmati keadaan sang kekasih.
Dengan cekatan ia kembali memakaikan celana Chuuya seperti semula. Ia lepas ikatan di tangan Chuuya lantas kembali dipakaikan kemeja putih itu ke tubuh Chuuya.
“O-oi! Apa m-maksudnya—nggh—ini?”
“Selesaikan dulu pekerjaanmu, baru aku akan melepas benda itu.” Dazai menarik tubuh Chuuya hingga pemuda itu benar-benar terduduk. Dan yang jelas posisi itu membuat vibratornya semakin masuk.
“B-bodohh ... Mana bisa aku—ahh—bekerja seperti ... I-ini.” Ucapan Chuuya terdengar membingungkan di tengah-tengah desahannya. Ia menyandarkan punggungnya ke sofa.
“Chuuya, aku mengawasimu. Jika kau melepasnya aku akan memaksamu seharian bekerja dengan vibrator itu. Dan jika kau tidak menyelesaikan pekerjaanmu sekarang, Boss akan mencarimu dan itu menganggu kencan kita.” Dazai berkata enteng. Ia beranjak ke dapur, meninggalkan sang kekasih yang sedang kewalahan karena harus berkonsentrasi ketika bagian bawahnya dalam kondisi seperti ini.
“Gin-chan, ini aku. Ya, Chuuya sedang bekerja dengan penuh nikmat sekarang, jadi kau tak perlu mengawasinya malam ini. Hmm, kurasa aku akan kembali minggu depan sambil membawa lebih banyak sex toys.” Dazai mengakhiri panggilannya. Ia berjalan ke arah kulkas Chuuya, mengambil sebotol bir dan beberapa es batu.
Iseng, ia mengintip Chuuya yang tampaknya sudah selesai bekerja. Pemuda itu mencoba membuka celananya, hendak menyingkirkan vibrator sialan tersebut. Namun Dazai bertindak lebih cepat. Ia naikkan level getarannya ke mode hard.
“A-ahh ... haaahh ... D-dazai sialan kau.”
“Jangan dilepas. Aku serius dengan perintahku tadi. Jika kau melepasnya, besok aku akan memastikan kau mendesah seharian penuh.” Pemuda berbalut perban itu kembali dengan membawa bir. Ia duduk di samping Chuuya. Sementara Chuuya yang sudah tidak bermain logika lagi langsung menyergap Dazai. Ia duduk di pangkuan pria itu. Dapat Dazai rasakan getaran vibrator itu di pahanya.
“D-dazai ...”
“Memintalah, Chuuya.”
“T-tidak akan pernah—ngghh.”
“Chuuya ...” Dazai meremas junior Chuuya lumayan keras hingga pemuda itu mengerang tak karuan.
“Dazai, a-aku butuh ban-tuanmu.”
“Begitu baru benar. Berdiri.”
Chuuya menurut. Kedua tangannya berpegang pada bahu sang kekasih. Kakinya benar-benar mulai lemas. Sementara Dazai sibuk melepas celana Chuuya. Ia ambil vibrator itu, mengeluarkannya pelahan. Namun karena dasarnya Dazai itu suka iseng, ia masukkan lagi vibrator itu ke dalam lubang Chuuya. Masuk-keluar dengan ritme yang sama membuat kaki Chuuya tak bisa menahan dan ia jatuh di atas tubuh Dazai. Semen keluar mengenai pakaian Dazai.
“Chuuya. Kau harus mengenakan ini besok, sungguh. Karena kau hampir melanggar perintahku tadi. Besok aku libur, jadi hariku akan kuhabiskan untuk mengawasimu, Sayang.” Dazai berkata dengan nada rendah yang datar, membuat Chuuya bergidik sendiri.
Dazai membopong tubuh kurus Chuuya ke kamar. Ia harus menyelesaikan ‘urusannya’ sekarang. Kekasihnya ini terlalu hot sampai rasanya tak mungkin Dazai tidak bereaksi melihatnya.
“Sekarang permainan sebenarnya baru dimulai, Chuuya.”
     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.