Notes

seni rupa kontemporer ialah cabang seni rupa yang dipengaruhi oleh dampak modernisasi. Seni kontemporer bisa diartikan sebagai seni yang tidak terikat pakem atau aturan-aturan kuno.

Ciri-ciri seni rupa kontemporer:
- Tidak terikat peraturan / pakem seni rupa zaman dulu
- Berkembang sesuai zaman.
- Tidak ada sekat antar berbagai disiplin seni.
- meleburnya batas-batas antar seni lukis, seni patung, grafis, omong kosong, anarki, hingga aksi politik.
- memiliki gairah dan napsu "moralistik"
- cenderung diminati media massa
- sering dijadikan komoditas pewacanaan

Pada perkembangannya, istilah kontemporer bukan hanya merujuk pada seni patung, seni lukis yang menggunakan aliran-aliran baru juga menggunakan istilah tersebut sebagai perwujudan dari ide dan kebaruan yang diangkat. Sejalan dengan kemajuan zaman, seni rupa kontemporer juga memunculkan beragam varian seni baru. Di antara seni tersebut antara lain seni lingkungan, seni pertunjukan, seni fotografi, seni arsitektur dan seni video.

Dalam seni rupa Indonesia, istilah kontemporer muncul di awal tahun 70-an. Tokoh yang pertama kali menggunakan istilah ini ialah Gregorius Sidharta, ia menggunakan istilah kontemporer sebagai judul pameran seni patungnya pada waktu itu. sejak saat itu, istilah kontemporer semakin ramai digunakan untuk menamai karya-karya seni yang berkembang dengan konsep pembaruan.

Tokoh-tokoh yang meramaikan istilah ini antara lain Christo, Saptoadi Nugroho, Jim Supangkat, Dadang Christanto, FX. Harsono, Heri Dono, Eddie Hara, Tisna Sanjaya, Agus Suwage, Nindityo, Arahmaiani, Tita Rubi, Mella Jaarsma dan lain-lain. Tokoh-tokoh seni tersebut tergabung dalam kelompok Gerakan Seni Rupa Baru Indonesia.