NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

ANNA KARENINA

Perselingkuhan Dalam Hati

Semua keluarga bahagia sama saja, namun keluarga yang tidak bahagia memiliki kebahagiaan dengan caranya sendiri.
Segala sesuatu seolah salah dalam kehidupan rumah tangga Oblonsky. Istrinya, Dolly, telah menemukan fakta bahwa suaminya berselingkuh dengan guru bahasa Prancis anak-anak, dan telah menyatakan bahwa dia tidak bisa hidup bersama lagi dalam satu atap dengan suaminya. Dia tidak meninggalkan ruangannya, dan suaminya keluar rumah sepanjang hari. Anak-anak mereka berharap masalah itu segera usai, mereka tidak tahu lagi apa yang bisa dilakukan. Para pelayan saling bertengkar, dan kepala juru masak bahkan telah berhenti.
Pada hari ketiga setelah pertengkaran itu, Pangeran Stepan Oblonsky—Stiva, begitu ia biasa dipanggil oleh teman-temannya—bangun sekitar pukul delapan seperti kebiasaannya. Tiba-tiba dia teringat mengapa ia tidak berada di tempat tidur biasanya, melainkan di sofa kulit di ruang belajar.
“Dolly tidak akan pernah memaafkanku, tidak bisa memaafkanku!” begitu pikirnya. “Apa yang harus kulakukan? Semua ini memang salahku! Tapi aku tidak bisa disalahkan sepenuhnya. Semua ini adalah tragedi.”
Dia ingat bagaimana dia pulang dari teater tiga hari yang lalu dengan perasaan gembira luar biasa, lalu menjumpai Dolly yang sedang menunggunya di kamar tidur dengan sebuah catatan di tangannya. Wajah Dolly memancarkan kesedihan yang menakutkan sekaligus kemarahan.
“Apa ini? Apa maksud semua ini?” Dia bertanya dengan dingin, sambil mengulurkan catatan itu.
Oblonsky tidak terkejut Dolly telah mengetahui perselingkuhannya, namun pria itu juga tidak bisa berkata apa pun. Dia bahkan tidak berusaha membela diri ataupun memohon maaf pada istrinya. Laki-laki itu hanya tersenyum seperti biasanya, sebuah senyum kedunguan. Dolly pun langsung keluar kamar dengan sangat marah, dari bibirnya terucap kata-kata pedas. Sejak saat itu ia menolak bertemu dengan suaminya.
“Mengapa aku tersenyum dungu seperti ini?” pikir Oblonsky. “Dan apa yang bisa kulakukan sekarang?” tanya lelaki itu pada dirinya sendiri.
Perselingkuhan yang dilakukannya dengan guru dari Prancis itu sesungguhnya bukan perselingkuhan pertama yang ia lakukan. Dia sebenarnya tidak terlalu menyesalinya; ia hanya menyayangkan ketidaksanggupannya menyembunyikan hal itu dengan cara yang lebih baik. Usianya sekarang tiga puluh empat tahun, seorang laki-laki yang tampan dan mengesankan, namun ia tidak lagi mencintai Dolly. Dolly memang seorang istri dan ibu yang baik, namun kesegaran dan kecantikannya telah memudar.
Oblonsky membunyikan bel, dan segera seorang pelayan datang membawakan sepatu bot, baju, dan sebuah telegram. Dia membuka telegram itu dan membacanya, serta merta wajahnya berubah cerah. Telegram itu dari adiknya, Anna, di Petersburg, tempat ia tinggal bersama suami dan anaknya yang berusia delapan tahun. Dolly sangat menyukai Anna, dan Oblonsky telah menulis surat kepada wanita itu, mengharapkan dia bisa datang dan menengahi mereka. Dalam telegram itu disebutkan bahwa Anna akan datang ke Moskow beberapa hari lagi.
Setelah pelayannya meninggalkan ruangan, Oblonsky segera berpakaian. Lalu ia mengisap rokok sebelum berjalan ke pintu menuju kamar istrinya.
Dolly sedang berdiri di depan lemari, berusaha untuk membuat keputusan. Barang-barang miliknya dan baju-baju anaknya bertebaran di lantai. Dia berpikir untuk meninggalkan Oblonsky dan membawa anak-anaknya ke rumah ibunya. Meskipun dalam hatinya, dia menyadari bahwa itu tidak mungkin, mengingat Oblonsky masih berstatus suaminya dan ia masih mencintainya.
Ketika tahu suaminya datang, dia merasa semakin terganggu. Lelaki itu terlihat sangat segar dan sehat, seperti tidak ada masalah yang terjadi. Dolly berusaha menghiraukannya, berusaha tabah dan kuat walaupun kebimbangan serta kesedihannya sangat jelas terlihat.
“Anna akan datang besok,” kata Oblonsky dengan suara pelan.
“Sayang, aku tidak dapat menerima kedatangannya,” kata Dolly dalam tangisnya. “Aku akan meninggalkanmu dan tinggal di rumah ibuku.”
“Dolly, kamu harus berusaha dan mengerti, kamu harus menemui ......”
“Pergi, pergi, pergi!” Dolly menangis tanpa mau melihatnya lagi, tangisan yang merupakan luapan perasaannya.
Melihat wajah Dolly yang penuh penderitaan dan mendengar kesedihan yang mendalam pada suaranya, mata Oblonsky meneteskan air mata.
“Dolly, kumohon maafkan aku! Tolong pikirkan anak-anak kita, mereka tidak bersalah. Akulah yang bersalah. Hukumlah aku! Katakan apa yang harus kulakukan, kumohon Dolly, maafkan aku!”
Dolly kemudian duduk dan berkata, “Aku juga memikirkan anak-anak kita, Stiva, dan akh akan melakukan apa pun untuk mereka, walaupun aku harus membawa mereka pergi atau meninggalkan mereka dengan seorang ayah yang tak bermoral. Bagaiman kita bisa hidup bersama setelah semua ini terjadi? Aku membencimu! Kau tidak pernah mencintaiku!” Dia cepat-cepat berdiri dan berjalan menuju pintu.
“Dolly, izinkan aku mengucapkan satu kata lagi,” kata Oblonsky menyusulnya.
“Pergi kau!” Dolly berteriak. Dia pergi, pintu dibantingnya.
Oblonsky memanggil pelayannya dan menyuruhnya menyiapkan ruangan untuk Anna. Lalu dia mengambil jaket dan pergi ke kantor.
Oblonsky memiliki posisi yang cukup tinggi sebagai kepala salah satu pengadilan di Moskow. Dia membutuhkan pekerjaan dengan penghasilan besar karena dia selalu memiliki banyak utang. Dia mendapatkan pekerjaan ini lewat suami Anna, Alexei Karenin, yang memiliki posisi penting dalam kementrian yang menaungi pengadilan tersebut.
Oblonsky bukan seorang pekerja keras, tapi dia seorang yang pintar, baik hati, menarik, dan populer. Orang-orang selalu senang melihatnya karena dia bisa membuat mereka gembira. “Ah! Stiva! Oblonsky!” Begitu mereka akan berkata dengan senyum kepuasan.
Sesampainya di kantor pengadilan, Oblonsky langsung mengadakan rapat untuk mendiskusikan sebuah laporan. Saat itu hampir pukul dua ketika rapat akhirnya selesai. Ketika ia keluar, dia melihat seorang pria berlari cepat menaiki tangga di depannya. Pria itu berperawakan kekar dengan bahu yang kuat, serta memiliki rambut hitam dengan janggut yang agak ikal. Oblonsky tersenyum gembira walau sedikit terkejut.
“Levin! Kaukah itu? Apa yang kau lakukan di Moskow?”
Usia Levin dan Oblonsky sebaya dan telah bersahabat karib sejak hari pertama mereka bersekolah. Meskipun saling mengagumi satu sama lain, mereka memiliki karakter dan selera yang berbeda. Oblonsky menyukai restoran dan teater kelas atas, serta baju-baju yang mahal dari Moskow. Sementara itu, gaya hidup perkotaan membuat Levin tidak nyaman. Dia lebih menyukai kehidupan di pedesaan dan pertanian, dan ia merasa hanya bisa menemukan kebahagiaan jika hidup dan bekerja di sana.
“Aku sangat gembira bisa menjumpaimu di sini,” kata Oblonsky. Ia agak terkejut melihat Levin memakai setelan mahal buatan Prancis terbaru.
“Aku harus berbicara denganmu tentang suatu hal,” kata Levin. Tiba-tiba dia terlihat malu dan tersipu-sipu. “Katakan padaku, apa yang dilakukan Shcherbatskaya sekarang? Masih sama?”
Oblonsky tidak terkejut sama sekali dengan pertanyaan Levin. Dia telah tahu cukup lama jika Levin jatuh cinta pada Putri Kitty Schcerbatskaya, adik perempuan Dolly. Oblonsky hanya tersenyum mendengar pernyataan itu.
“Jika kau ingin bertemu keluarga Schcerbatskaya,” katanya, “mereka selalu berada di taman seluncur es dari pukul empat hingga lima. Kitty berseluncur es di sana. Datanglah, dan aku akan meneleponmu agar kita bisa makan malam bersama.”
“Menyenangkan!” kata Levin.
Pukul empat sore itu, Levin pergi ke taman seluncur es dengan hati yang berdebar-debar. Dia berjalan menyusuri jalan menuju bukit es sekaligus arena bermain seluncur. Dia yakin kalau Kitty pasti berada di sana, karena ia telah melihat kereta keluarga Shcherbatskaya di pintu gerbang. Sore itu cuaca cerah, meskipun hawanya dingin. Arena dipenuhi berbagai macam orang, baik tua maupun muda, dari yang ahli hingga pemula.
Levin langsung mengenali Kitty diantara para peseluncur es itu. Dia mengetahui Kitty ada di sana lewat kebahagiaan dan kecemasan yang menyerangnya.
Kitty juga melihatnya. Dia berseluncur menuju tempat pria itu sambil tersenyum manis, lalu ia mengangsurkan tangannya.
“Sudah lamakah kau di Moskow?” tanyanya.
“Belum. Aku baru datang kemarin.....maksudku hari ini,” kata Levin gugup. “Aku tidak tahu kau bisa berseluncur sangat bagus.”
“Mengapa kau tidak pakai sepatu seluncur itu sehingga kita bisa berseluncur bersama?” usul Kitty.
Levin lalu pergi menyewa sepatu dan kemudian bergabung dengan Kitty di atas es. Kitty memegang tangan Levin dan mereka meluncur berdampingan, semakin cepat mereka meluncur semakin erat pula mereka berpegangan. Levin tidak mampu berkata-kata karena hatinya diliputi kebahagiaan.
“Lamakah kau akan tinggal di sini?” tanya Kitty.
“Aku tidak tahu,” jawab Levin. Tanpa berpikir ia menambahkan, “itu tergantung kepadamu.”
Selintas Levin melihat perubahan di wajah Kitty, bagai matahari yang menghilang tertutup awan. Dia sepertinya tidak mendengar kata-kata Levin, atau bahkan tidak mau mendengarnya sama sekali. Beberapa saat kemudian, dia berseluncur menjauhinya.
“Apa yang telah kulakukan?” pikir Levin. “Apa mungkin aku telah mengecewakannya?”
Melihat Kitty telah melepas sepatunya dan bersiap-siap pergi dengan ibunya, Putri Shcherbatskaya, dia ikut pula melepas sepatunya dan pergi bersama mereka.
“Senang berjumpa denganmu,” kata Putri Shcherbatskaya dengan nada yang sopan namun dingin. “Datang dan mampirlah ke rumah mumpung kau sedang di Moskow. Kami akan ada di rumah untuk menerima tamu malam ini.”
Berikutnya, Levin dan Oblonsky pergi ke sebuah restoran paling mahal dan berkelas di Moskow, di mana semua pelayan mengenali dan sangat menghormati Oblonsky. Mereka menanggalkan topi dan jaket, dan diantar ke sebuah meja khusus di ruang eksklusif.
Levin merasa sangat tidak nyaman di dalam restoran mewah ini. Dia lebih menyukai jenis makanan sederhana yang biasa dia makan di desa. Namun, Oblonsky memesan makan malam yang hebat untuk mereka dengan makanan penutup yang paling mahal dan anggur yang paling baik.
“Apa kau akan pergi ke rumah keluarga Shcherbatskaya malam ini?” tanyanya di akhir makan malam.
“Tentu. Tapi aku khawatir ibunda Kitty tidak menyukaiku.”
“Memang begitu pembawaannya,” kata Oblonsky. “Itu tak berarti apa pun. Tapi kenapa kau meninggalkan Moskow begitu lama? Dan mengapa kau tiba-tiba kembali?”
“Mengapa aku harus kembali?” Levin balik bertanya sambil menatap Oblonsky dengan mata bercahaya. “Tak bisakah kau menebaknya sendiri?”
“Kau jatuh cinta pada Kitty,” kata Oblonsky tersenyum.
“Benar,” kata Levin. “Aku meninggalkan Moskow karena takut tidak lagi memiliki kesempatan dengannya. Aku tak bisa berhenti memikirkannya jadi kuputuskan untuk kembali dan memintanya agar mau menikah denganku. Apa menurutmu dia akan menerimaku?”
“Tentu saja,” jawab Oblonsky cepat, “Dolly juga berpendapat demikian. Dia sangat yakin kalau Kitty juga mencintaimu.”
“Benarkah?” teriak Levin. “Menyenangkan sekali!”
“Hanya ada satu hal yang ingin kukatakan padamu. Apakah kau tahu Tuan muda Vronsky?”
“Tidak.” Jawab Levin. “Kenapa aku harus mengenalnya?”
“Karena dia adalah salah satu pesaingmu. Dia muncul di Moskow tepat setelah kau pergi. Dia seorang anggota barisan berkuda dari Petersburg, sangat kaya, tampan, dan cerdas. Ia juga memiliki banyak relasi yang berpengaruh. Ibunda Kitty sangat menyukainya, namun aku sangat yakin Kitty akan memilihmu daripasa Vronsky. Jangan tunda lagi. Pergi secepatnya dan mintalah dia agar mau menikahimu, dan semoga sukses!”

***
Banyak orang diharapkan datang ke kediaman Shcherbatskaya malam itu. Levin tiba di sana lebih awal dari tamu yang lain, berharap akan berkesempatan berbicara berdua dengan Kitty.
Orang tua Kitty mempunyai pendapat yang berbeda tentang Levin. Pangeran Shcherbatskaya berpendapat bahwa Levin akan menjadi suami yang cocok untuk putrinya. Namun Putri Shcherbatskaya berpikir kalau Levin tidak cukup bagus untuk Kitty. Dia tidak mengerti pemikiran Levin yang aneh serta kecanggungannya dalam bermasyarakat. Ketika Levin meninggalkan Moskow dan pergi ke daerah asalnya, ia merasa gembira.
Dan ia lebih senang lagi tatkala Vronsky muncul dalam persaingan. Vronsky memenuhi semua keinginannya sebagai pasangan yang tepat untuk Kitty. Vronsky kaya, pandai, menarik, dan memiliki karier yang mengagumkan sebelum ia bergabung di angkatan perang dan pengadilan. Pria itu memberikan banyak perhatian untuk Kitty, berdansa bersamanya di pesta, dan selalu berkunjung ke rumah. Jadi, ia yakin bahwa Vronsky memiliki perhatian yang serius terhadap Kitty. Namun pria itu belum juga melamar putrinya, dan hal inilah yang membuatnya semakin khawatir dari hari ke hari.
Setengah tujuh malam, pelayan Shcherbatskaya memanggil Levin. Kitty merasa khawatir sekaligus sedih dan takut. Dia tahu kenapa Levin datang lebih awal, dan tahu bahwa dia akan menyakiti perasaannya. Kitty sangat menyukai Levin, yang telah dikenalnya sejak kecil, namun ia hanya menganggap pria itu sebagai teman, bukan sebagai calon suami. Ia merasakan sesuatu yang berbeda dengan Vronsky. Dengan Vronsky, Kitty bisa membayangkan sebuah masa depan yang penuh dengan kebahagiaan, sementara dengan Levin, masa depannya sepertinya akan berkabut dan tidak pasti.
Levin memasuki rumah, melihat Kitty dengan mata yang bercahaya.
“Aku berharap bisa menemuimu sendirian,” kata Levin. “Aku datang untuk berkata......jadilah istriku!” Ia mengatakannya seolah tak menyadari apa yang baru saja dikatakannya.
Kitty menarik napas panjang, tanpa melihatnya. Hatinya bergetar penuh kebahagiaan. Dia tidak pernah membayangkan akan merasakan emosi yang demikian kuatnya terhadap kata cinta yang diucapkan. Seketika itu ia ingat Vronsky, ia melihat keputusasaan di wajah Levin dengan matanya yang bening dan penuh kejujuran.
“Tidak, itu tidak bisa terjadi. Maafkan aku,” jawabnya pelan.
Untuk sekian waktu, Levin terdiam. Lalu ia berkata pelan, “Aku tahu. Tentu saja, itu tidak bisa terjadi.”
Dia berbalik untuk pergi, namun saat itu Putri Shcherbatskaya memasuki ruangan. Saat ia melihat wajah putus asa Levin, ia langsung menebak apa yang baru saja terjadi dan seketika itu juga merasakan kelegaan yang luar biasa.
“Terima kasih Tuhan, Kitty telah menolaknya,” kata sang Putri.
Tamu-tamu lain mulai berdatangan, di antara mereka terdapat seorang pria yang sangat tampan dan menarik, dengan rambut hitam dan mengenakan seragam.
“Mari kuperkenalkan,” kata Sang Putri pada Levin. “Constantine Dmitrich Levin, Count Alexei Vronsky.”
Vronsky bersalaman dengan Levin dan tersenyum hangat.
“Aku berharap bisa bertemu dengan Anda lebih awal,” katanya dengan nada sangat ramah, “namun Anda terlanjur meninggalkan Moskow, dan memilih untuk hidup di desa.”
Levin tertegun memandang Kitty. Dia menyaksikan bagaimana seluruh wajah gadis itu memerah ketika ia melihat Vronsky, dia menyadari bahwa Kitty mencintai Vronsky dan ia sudah tidak memiliki kesempatan lagi untuk mengusiknya. Levin berpamitan sesopan mungkin, dan kesan terakhirnya adalah kebahagiaan Kitty, dengan wajah yang tersenyum saat ia berbincang dengan Vronsky.

***
Setelah meninggalkan kediamam Shcherbatskaya, Levin memutuskan untuk mengunjungi kakaknya, Nikolai. Nikolai tinggal di sebuah hotel kecil. Beberapa tahun lalu, ia hidup dalam suasana religius yang cukup kuat, namun ia telah berubah sekarang. Dia hampir selalu mabuk, dan selalu mendapat kesulitan dengan aparat karena keanehan dan keliaran tabiatnya. Levin menyayangi Nikolai dan ingin membantunya melebihi apa pun.
Dia tidak melihat kakaknya semenjak tiga tahun yang lalu dan sangat terkejut dengan perubahan tabiatnya tersebut. Kakaknya menderita karena banyak minum alkohol, dia sangat kurus dan batuk parah terus-menerus. Wajahnya sangat pucat, dengan mata besar yang memandang liar dan menakutkan. Dia menyambut Levin dengan raut kegembiraan sebelum wajahnya yang sebenarnya kembali, dan ia juga memperkenalkan seorang wanita yang berdiri di pintu masuk.
“Ini adalah pendamping hidupku, Maria. Dia bekerja sebagai pelacur ketika aku bertemu dengannya, dan sekarang dialah yang menjagaku. Aku mencintai dan menghormatinya, dan semua orang yang mengenalku harus mencintai dan menghormatinya pula. Dia bagaikan seorang istri bagiku.”
Maria membawakan makan malam untuk Nikolai dan Levin, dan Nikolai mulai bertanya tentang keluarga mereka di desa, di mana Levin masih tinggal. Namun saat ia melihat betapa kurus tubuh kakaknya serta betapa pucat wajahnya, ia merasa sangat prihatin.
Sebelum ia pergi, Levin berkata pada Maria, “Tolong kabari aku jika kau membutuhkanku. Cobalah bujuk dia untuk mau datang dan tinggal denganku.”
Hari berikutnya, Levin meninggalkan Moskow dan kembali ke desa

***
     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.