Notes

Tugas Rap
Karya Min Hyunwoo

Rapper yang digemari: Suga, Junhyung, Tablo
Alasan menggemari rapper: Jika dilihat, ketiganya memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Saya menyukai bagaimana mereka menulis lagu dari pengalaman mereka sendiri atau berdasarkan komentar di web dan buku yang dibaca. Bahasa dan kata yang digunakan juga tidak membosankan, membuat saya belajar banyak dari mereka.

Lagu yang digemari: Suga (Agust D) - Agust D, Suga (Agust D) - The Last, Epik High - Born Hater, BTS - Ddaeng
Alasan menyukai lagu: Saya sangat menyukai lagu dengan penuh arti dan saya juga sangat menyukai dissing. Seperti beberapa lagu di atas, ada The Last yang dinyanyikan oleh Suga, lirik yang ditulis oleh rapper itu berdasarkan pengalaman dan ceritanya sendiri. Cukup menyakitkan namun ia berhasil menggambarkan dengan indah dan dramatis. Juga ada Born Hater dan Ddaeng. Kedua lagu itu didedikasikan untuk hater masing-masing rapper. Liriknya cukup berat namun juga cukup ringan. Kedua lagu dinyanyikan oleh beberapa rapper berbeda sehingga mampu menampilkan ciri dari setiap rapper, membuat lagunya tidak membosankan untuk terus didengar.

--

Hyunwoo berdiri di depan kamera. Untuk kedua kalinya ia merekam dirinya sendiri. Namun kali ini bukan vocal, bukan perkenalan diri atau untuk evaluasi. Hyunwoo akan merekam dirinya melakukan sesuatu yang disukai dan digemarinya.

Rap. Walau sesungguhnya ini adalah tugas karena ia tidak hadir di kelas dikarenakan sakit.

Setelah memastikan kameranya mulai merekam, Hyunwoo berjalan menuju laptopnya.

“A to the G to the S T D.” Ujarnya dengan nada terendah dan ketukan khas lagu milik Suga itu sebelum jarinya menekan keyboard ‘space’. Tak lama dentungan drum terdengar, menandakan intro dari lagu yang akan dibawakannya sudah dimulai.

Hyunwoo melangkahkan kakinya ke tempat semula, di tengah-tengah ruangan dan kamera yang merekam setiap gerak-geriknya dengan sempurna.

Kedua kakinya terus bergerak, memutari tempat tersebut seiring dengan intro lagu yang terus berbunyi. Tak lama ia menghentikan langkahnya, badannya menghadap ke kanan.

“Turn up! Turn up!” Seru pemuda itu sambil mengadahkan kepalanya ke belakang, membuat ia sedikit kehilangan keseimbangan. Setelah itu ia menatap ke depan seraya mengibaskan rambutnya ke belakang.

Seringaian terlihat di wajah pria berusia dua puluh empat tahun tersebut. Jempol tangan kanannya mencolek sudut bibir kanan.

“They call me new thang!” Hyunwoo kembali berseru, namun kini ia sedikit memanjangkan nada di bagian ‘thang’.

“Shinbyeong watda jimeul badeo.” Suara baritonnya kembali terdengar. Ia memberi jeda sedikit seraya kembali berseringai sebelum bait selanjutnya. “whole world, concert, kkwae meokineun Ashiana.” Pemuda itu memberi sedikit tekanan pada kata ‘whole’ dan ‘con’ pada ‘concert’. Ia juga mengakhiri kalimatnya dengan samar, hingga tidak terdengar seperti ‘Ashiana’ namun ‘Ashian’.

“You could be my new thang.” Suara MR terdengar dengan nada yang sama dengan yang dilafalkan Hyunwoo tadi. “Geunmutaeman hyeongdeul gwaneun dalreo.” Hyunwoo masuk dengan suaranya yang sedikit memekik di bagian ‘geummutaeman’. Ia kembali menyamarkan kata ‘eun’ di bagian ‘gwaneun’.

Kuasanya terangkat dan bergerak mengikuti tempo. Jari kelingking dan manisnya dilipat dan jari tengahnya melengkung ke dalam. Dan dengan itu, ia kembali mengeluarkan suaranya.

“Yumyeongine hageuksang damn
ssen nomman deombyeo.” Sang puan menekan kalimat ‘damn’ seiring dengan tangannya yang mengibas di depan sekali. Hyunwoo dengan cepat mengambil napasnya. “Eotteon ineun naega i jaril swibge anjatdago hae.” Ia menekuk lututnya, mengambil posisi seolah-olah sedang duduk sambil mengangguk beberapa kali.

“Fuck you nan seonggonggwa georiga meon hyeongdeul sai nunetgashine.” Suaranya kembali memekik di bagian ‘fuck you’ dan sengaja ia cepatkan, karena kata itu termasuk kata kasar, Hyunwoo membuatnya terdengar seperti terkena sensor. Pada bagian itu pula, pemuda itu menunjuk ke arah kamera dengan posisi yang sudah tegak berdiri.

“Soljiki ssaihanuweol jjokpalryeo ije illyeone 50manjang pareo.” Hyunwoo mengepal tangannya sebentar dan menegakan jarinya satu persatu pada bagian ‘nuweol’, ‘palryeo’, ‘ilyeone’ dan ‘pareo’. Membuatnya seakan sedang menghitung rhyme. “K-pop iran kategori nal damgieneun saijeuga dalreo.”

“Geurae apseo!” Hyunwoo kembali berseru, sepertinya ia akan menghabiskan suaranya hari ini. “Gago shipttamyeon first class.” Pemuda bermarga Min ini meninggikan suaranya pada bagian ‘first class’ sembari menunjuk ke atas.

“Yeyakaebwa, my seat is business, neon igonomi pyeongsaeng nae dwiji.” Hyunwoo mempercepat lafalnya di bagian ‘yeyakaebwa’ dan ‘igonomi’ namun masih terdengar jelas. “Kissing my ass!” Lagi, pemuda itu berseru. “Daeum mokpyoneun bilbodeu.” Salah satu sudut bibirnya terangkat seiring dengan tangannya yang menunjuk ke belakang di akhir kalimat.

“Brazil to new york,” Tangan kirinya menunjuk ke arah kanan pada bagian ‘Brazil’ dan bergerak menunjuk ke kiri pada bagian ‘New York’. “kkwae swil teum eomneun nae passport!” Ia menarik baju di dadanya dengan jari telunjuk dan ibu jari pada bagian ‘kkwae’. Tubuhnya membungkuk di akhir kalimat dan dengan cepat kembali tegak.

“A to the G to U to the S T D!” Salah satu kakinya meloncat pelan sedangkan kaki yang lain terangkat sedikit. “I’m D boy! Because i’m from D!” Pada bagian ‘boy’ suara Hyunwoo sedikit terangkat. Ia juga melafalkan ‘from’ dengan logat Koreanya menjadi ‘feurom’. Tangan kirinya menepuk dada pada bagian ‘i’m’ di kalimat kedua kemudian ia melemparkan tangannya kebawah.

“Nan michinnom biteu wiye runachik, raebeuro hongkongeul bonaeneun, my tongue technology.” Ia melengkungkan tubuhnya ke depan dan membanting kepala beberapa kali layak seorang rocker. Tangan kirinya bertumpu pada paha kiri.

Ia kemudian membanting tubuhnya ke belakang, namun keseimbangannya tetap terjaga. “A to the G to the S T D!” Hyunwoo menyerukan kalimat yang sama sebanyak tiga kali, ia juga tidak diam di tempat. Langkahnya terus berjalan mengelilingi ruangan, namun masih bisa terlihat di depan kamera. Lagi, ia berhenti di tengah dengan posisi menghadap ke kiri.

“Hongkongeul bonaeneun, my tongue technology.” Wajahnya ia hadapkan ke arah kamera dan mengakhiri penampilannya dengan senyuman miring.

Hyunwoo diam untuk lima detik sebelum akhirnya membalikan tubuhnya menghadap kamera dan membungkuk.