Notes

Tisa tersenyum sekilas sebelum beralih untuk menyalakan musik dari ponselnya yang akan mengiringi rekaman tugas mereka. Setelah tombol 'play' ditekan, Tisa berlari kecil mengambil posisi berlainan hadap dengan Dajeong; menyilangkan tangan mereka berdua ke atas.
Alunan nada dari tuts-tuts piano mulai membumbung dalam ruangan, membuat Tisa mulai bergerak menurunkan tangannya sebatas pinggul lantas mengulur sedikit daksinanya guna menciptakan genggaman erat nun tertahan antara dirinya dan Dajeong. Kemudian, tubuhnya diputar menghadap Dajeong; mengurangi tegangan genggaman di antara mereka sebelum lantas tautan itu terlepas sejurus dengan kehendak sang empunya—Tisa—memboyong kuasa kanannya ke sisi kiri dan dilambai ke depan dan belakang dengan gemulainya.
Tangan yang direntang ke atas dibawa berputar oleh sang dara sejenak lantas bergaya layaknya seorang 'ballerina' yang mengembangkan kedua tangannya dari atas dengan sebelah tungkainya yang terbuka. Usai dengan bagian itu, Tisa menyilangkan kedua tangannya di depan dada dan kemudian dia bawa berlari kecil mengganti posisinya ke sisi kanan—bertukar tempat dengan Dajeong.
Hening. Tak ada lagi yang gadis bernama lahir Beby Tsandrina Pendar Kentara itu lakukan sampai kemudian sebuah dentuman menghentak raganya untuk bergerak. Tepat saat bunyi 'dung-tak' tertangkap rungunya, Tisa merentangkan kedua tangannya mengikuti dentuman musik; sejurus dengan kedua tungkainya yang disusul dengan gerakan mendorong sebelah tangan dan kakinya ke depan. Dentuman kedua bertajuk 'dung-dung-tak' menjadi tanda bagi Tisa menggerakkan kedua lengannya yang telah dilipat tepat di depan bagian dadanya, lalu lantas saja sebuah hentakkan siku tercipta di sana sepersekian detik sebelum Tisa melempar kedua tangan ke bagian kanan atas serta membuka sebelah tungkainya dengan sedikit mencondongkan tubuhnya juga.
Badannya beralih dari tempat semula dia singgah kemudian ditahan sejenak saat kuasa kanannya direntang ke atas sementara tungkai kirinya maju ke depan dengan lutut yang sedikit ditekuk. Diputar kuasa yang terulur itu sembari kuasa kanannya mengambil langkah penyeimbangan dengan si kiri. Kedua tubuh yang terpisah kembali dihadapkan guna menautkan kuasa mereka; menjadi penumpu sebelum masing-masing dari mereka mendorong tubuh ke depan dan dilanjutkan dengan sebuah lompatan kecil dan kembali bertukar posisi satu dengan lainnya.
Masih berpacu dengan dentuman lagu, Tisa sempat melakukan gerakan menggeser tangan kanannya yang terlipat ke damping ke arah kanan bersamaan dengan gerakan tumitnya yang turut bergeser sekilas. Sebuah uluran tangan ke atas dengan penuh 'power' menjadi awalan sebelum lirik mulai dikumandangkan penyanyi lagu tersebut.


🎶 "Nuguegena hanbeonjjeum~ Ssodajideon yeoreumbi-cheoreom~"
Tisa menarik ke arah dalam satu persatu lengannya yang terulur ke samping lantas berhenti sejenak dengan posisi sebelah kuasa di pinggang sementara yang satu terbuka ke arah tubuhnya condong (ke bagian kanan). Kembali digayuh ke atas kedua belah lengannya dengan perlahan nun gemulai lantas dibawa berputar setelahnya.

🎶 "Gabjakseure dagawasseottdeon, sarangi ittgettjyo~"
Sebuah lompatan kecil dilakonkan kalau menghantar tangannya untuk bersilang di depan torso dara berdarah Indonesia-Korea itu. Pun, lompatan yang sama menjadi penghantar tubuhnya saat mengambil haluan ke kiri. Dibentang kembali ke dua tangannya di sisi kanan dan kiri bawah tubuhnya sembari kuasanya digayuh ke depan, tak luput dia bawa tubuhnya berpindah posisi maju ke hadapan Dajeong; mengulur sebelah daksinanya ke atas.

🎶 "Bissorie jamdo mot jal mankeum~ Geuttaen niga naegen geuraettjyo~"
Ditarik kuasa yang terulur seiring tubuhnya yang bergerak merendah, bersimpuh dengan sebelah lututnya saja yang menjadi penyangga. Lantas, kedua tangannya Tisa letakkan di samping kepalanya kemudian digerakkan senada dengan gerak tubuh dan musik yang didengarnya. Netranya menatap lekat refleksi dirinya di depan cermin besar di hadapan, dan nampak sekali ekspresi datar sang puan karena pikirannya berkelut dengan bayang-bayang gerakan yang dia hafal. Tubuhnya bangkit dari posisi itu, tarsalnya diseret ke belakang diikuti dengan gerakan tangannya yang seakan menunjuk seseorang saat kata 'niga naegen guraettjyo' terlantun. Dengan lutut yang ditekuk sedikit dan tangan yang bergerak ke dalam—ke arah bahunya—Tisa kembali bergeser ke sisi kanan untuk melanjutkan gerakan selanjutnya.

🎶 "Heulknae-eumeul meogeumeun naui gamjeongi."
Tangan Tisa bergerak dari bawah ke atas disusul dengan menggiring kuasa kanannya itu ke sisi kanan atas dengan sebelah kaki yang turut terbuka sebelum kemudian kedua tangannya terbuka dan disatukan tepat di tengah tulang dadanya; membawa tubuh bagian atasnya ke kanan dan kiri dengan kaki yang terbuka satu demi satu.
🎶 "Ssodanaedeusi tteollyeo-oneyo~"
Tubuhnya membungkuk, mendorong tangannya ke bawah. Kedua tungkainya yang terbuka ke samping berlanjut pads gerakan mendorong tangannya ke atas yang sekon berikutnya dibawa turun kembali ke samping tubuhnya senada dengan tungkainya yang maju ke depan sebelum badannya berputar dan diteruskan dengan gerakan tangan ke arah bahu dan lutut yang ditekuk sedikit