Notes

1. Nama : Arthur Williams Ignatio Varnhagen
2. Username : excaliose94
3. Sekolah : DurmstrangInRP
4. Rata2 durasi online: dari jam 12 siang hingga 12 malam
5. Faceclaim : Oh Sehun dan Ulzzang
6. Plot : as Ghibran

"Jangan!" protes seorang lelaki ketika ia di bully oleh teman - teman di sekolahnya.

Ia tak tahu mengapa dirinya selalu menjadi sasaran untuk di bully, apakah ia terlihat lemah, atau memang karena ia diam saja tanpa melawan.

Ghibran, nama seorang anak yang selalu di bully ini.

Ia di bawa oleh para pembully ke dalam ruang bawah tanah dan dibiarkan mendekam disana seharian.

"keluarkan aku!!!" protesnya lagi setelah dikunci di ruang bawah tanah. "ini sudah tidak lucu lagi! ayoo keluarkan aku!!"

namun dari luar tak ada satupun jawaban.

Ghibran pun hanya bisa terdiam, ia sudah biasa seperti ini. Namun ketika hari mulai gelap, ia merasa ada sesuatu yang aneh di tempat biasa ia di kurung.

Di ruang bawah tanah itu, ia merasa ada seseorang yang mengawasinya.

"siapa?" tanya nya berharap ada bantuan.

Namun tak ada jawaban. Ghibran pun terdiam sejenak, sembari mengedarkan pandangannya ke seisi ruang bawah tanah itu.

Dan mendadak pandangannya terpaku pada lemari tua yang rusak. Ia melihat sebuah kepala tanpa tubuh dibalik lemari tua tersebut, yang seolah sedang memperhatikannya.

Sontak Ghibran terbujur lamas, ia menyenderkan badannya di pintu ruang bawah tanah, berharap siapapun mau mengeluarkannya dari sana.

"si...siapa kau?!" ujarnya sedikit bergetar.

Ia menunggu jawaban, namun tak ada jawaban dari makhluk itu. Hingga mendadak makhluk itu dengan cepat mendekatinya, dan membuat Ghibran tak sadarkan diri.





== As Pak Nyoman ==


Pak Nyoman, itu nama seorang penjaga sekolah yang telah mengetahui seluk beluk dan sejarah sekolah ini.

Ia sering melihat dan mendengar penampakan - penampakan di sekolah ini ketika berpatroli malam. Karena telah terbiasa, ia pun hanya mengabaikan makhluk makhkuk tersebut.

Hingga suatu malam menjelang pagi, Pak Nyoman mendengar suara teriakan minta tolong ketika sedang berpatroli untuk mengecek keadaan sekolah. Awalnya, Pak Nyoman takut karena jarang ada yang meminta tolong dan ia mengira terjadi sebuah pembunuhan atau penyerangan di sekolah.

Namun karena penasaran, Pak Nyoman pun mengecek sumber suara teriakan minta tolong tersebut yang ternyata berasal dari ruang bawah tanah.

Ia menemukan seorang murid tergeletak karena dikurung di ruang bawah tanah. Sekilas ia melihat sesosok kepala tanpa tubuh yang memang adalah penghuni ruangan tersebut, dan sesegera mungkin Pak Nyoman menggendong anak tadi ke Ruang Kesehatan Sekolah.

"Ya ampun~ kenapa aku harus bertemu dengan yang paling berbahaya di sekolah ini..." ujarnya mengusap keringat di dahinya setelag berlarian sembari menggendong seorang anak.





== As Pras ==


"Hei, kamu tak apa?" tanya seorang lelaki kepada temannya yang terlihat pucat.

Anak lelaki ini kerap disapa sebagai Pras, ia adalah anak Indigo, atau sebutan bagi seseorang yang memiliki kemampuanmu untuk melihat sesuatu yang 'tak kasat mata'.

"Ghibran, kamu tidak kenapa - kenapa kan?" tanya nya pada seorang anak yang selalu di bully dan kemarin dikurung dalam ruang bawah tanah.

Ia pun mendengarkan cerita dari Ghibran mengenai pengalamannya semalam yang pingsan karena melihat sesosok kepala tanpa tubuh di ruang bawah tanah.

Pras, mengangguk pelan ketika cerita dari temannya telah selesai.

"apakah kau mau menunjukkan tempat itu padaku, saat sepulang sekolah?" ujar Pras.

Ghibran yang masih ketakutan awalnya tak mau, hingga Pras berhasil merayunya dan akhirnya Ghibran mengiyakan permintaan Pras.

Sesaat sepulang sekolah, mereka pun langsung ke ruang bawah tanah. Pras ingin mengungkapkan siapa dibalik sosok kepala tersebut, apakah itu ulah iseng temannya atau memang terdapat makhluk halus disana.

Sesampainya di ruang bawah tanah, ia melihat ada seorang anak mengenakan pakaian serba hitam dengan wig di tangannya.

"Oh, jadi rupanya kamu..." ujar Pras kini mengetahui siapa orang di balik 'sosok kepala' tersebut. Anak tersebut pun menceritakan mengapa ia melakukan hal itu, dan ternyata karena ia disuruh oleh para pembully dan ia di ancam jika tak mau melakukannya ia akan menjadi sasaran bully selanjutnya.

Namun anak itu bercerita jika ia ada di lemari sebelahnya.

"Tunggu sebentar," Pras memasuki ruang bawah tanah itu dan mendapati ada sepasang lemari tua yang rusak. "Apakah kau mendekati Ghibran semalam dengan berpura - pura menjadi 'sosok kepala' itu?"

Anak tersebut hanya menggelengkan kepala, dan mengatakan ia ketiduran semalam.

Dan akhirnya Pras menyadari, dengan menggunakan kemampuan Indigo nya, ia mengetahui jika tempat ini dulunya adalah ruang penjara untuk mengeksekusi para tahanan.

Sesesok kepala tanpa tubuh itu adalah salah satu tahanan yang kepalanya di tebas menggunakan samurai saat zaman penjajahan dulu.

"Hoi, sedang apa kalian disitu?" Pras, Ghibran dan anak tadi mendengar suara dari penjaga sekolah mereka, Pak Nyoman.

"menjauh dari sana, disitu berbahaya..." ujar Pak Nyoman.

Ketiga anak tersebut pun mendekati Pak Nyoman dan bertanya apakah beliau tau tentang sejarah 'sosok kepala' tersebut.

Dan, Pak Nyoman menceritakan jika sosok itu adalah makhluk paling berbahaya di sekolah ini.

"Begini..." Pak Nyoman memulai ceritanya. "Suatu hari saat zaman penjajahan Jepang, sekolah ini adalah tempat kumuh buatan Jepang untuk menyiksa warga pribumi. Dan kala itu ada seorang warga pribumi yang mempelajari ilmu calon arang, atau leak yang membuatnya menjadi sakti mandraguna..."

Pak Nyoman berhenti sebentar sembari memegang sapu dengan kedua tangannya sebagai tumpuan.

"Jepang mengetahui hal itu, mereka pun memanggil orang pintar untuk menghilangkan kesaktian sang warga pribumi. Kemudian berhasil, dan pribumi itu langsung di eksekusi dan di penjara di ruang bawah tanah itu... Untuk berjaga - jaga jika ia tak bisa mati dan membahayakan Jepang."

Pak Nyoman sedikit bergidik.

"Karena dendamnya yang sangat kuat, dan kesaktiannya yang masih melekat dalam jiwa jahatnya, warga pribumi itu pun menjadi leak, dan itu sangat berbahaya. Jadi kalian jangan kesana lagi, mengerti?!"

Pras, Ghibran dan anak tadi pun mengangguk, kini mereka dapat menguak 'sosok kepala' tersebut dan memahami sejarah di masa lampau.