Notes

Di Afrika juga sering menggunakan ramalan hewan. Misalnya, Zandes Afrika (juga dieja Asande atau Azande), salah satu suku di Afrika tengah, mempraktikkan Myrmomancy, yaitu pengamatan semut yang memakan makanan untuk mengetahui masa depan. Mereka juga menggunakan rayap dan sarangnya untuk meramal. Dogon, suku Afrika barat, memeriksa pola-pola kaki yang ditinggalkan oleh serigala untuk meramal.


Ada juga banyak takhayul kuno yang berhubungan dengan Zoomancy. Di abad pertengahan, diyakini bahwa lolongan anjing yang mirip banshee menyebabkan kematian dan malapetaka. Sebuah kelelawar, merpati atau burung robin yang terbang ke rumah diasumsikan sebagai pertanda buruk, begitu pula jika ada burung camar atau burung gagak yang menghampiri cerobong asap. Jika seekor burung hantu menunjukkan dirinya di bawah sinar matahari, itu menandakan nasib buruk. Jika ada diantara jenis burung tersebut yang menabrak jendela di malam hari, itu adalah pertanda bahwa seorang anggota keluarga akan segera meninggal.

Di era Victoria, diyakini oleh banyak orang bahwa seekor kelinci yang melintasi kota adalah tanda pasti akan adanya kebakaran. Di China, prediksi gempa dengan pengamatan perilaku abnormal hewan telah dipraktekkan sejak zaman purba. Menurut tradisi okultisme, ramalan cuaca juga bisa dikenali dengan pengamatan aktivitas hewani, seperti ikan dan burung.