Notes

Aliran-Aliran Pendidikan

Kelompok 3 : 1. Muhamad Bagus Arifianto (171011600390)
2. Muhamad Fathurrohman (171011600315)
3. Muhamad Saepuloh (171011600327)
4. Musyarofatul Qudsiyah (171011600311)
5. Temu Asniah Rahayu (171011600391)

Pembahasan : 1. Aliran Empirisme
2. Aliran Nativisme
3. Aliran Naturalisme
4. Alirran Konvergensi
5. Aliran Gerakan Baru

1. Menurut hukum empirisme, pengetahuan dan keterampilan manusia secara total di bentuk oleh pengalaman inderawi dan perlakuan yang diterima anak. Dalam aliran ini, mempunya pendapat yang berlawanan dngan kaum nativisme, mereka berpendapat bahwa dalaam perkembangan anak dewasa itu sama sekali ditentukan oleh lingkungannya / oleh pendidikan & pengalaman yang diterimanya sejak kecil. Dimana ia sangat mementingkan stimulasi eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan.

2. Aliran Nativisme adalah lingkungan sekitar tidak berdaya apa-apa dalam mempengaruhi perkembangan anak alias tidak ada gunanya. Menurut paham ini, dengan tokohnya seorang Filsuf Jerman Schopenhauer (1788-1860) dikatakan bahwa anak-anak yang lahir kedunia sudah memiliki pembawaan atau bakatnya yang akan berkembang menurut arahnya masing-masing. Aliran ini berkeyakinan bahwa manusia yang jahat menjadi jahat dan sebaliknya, yang baik akan menjadi baik. Singkatnya, aliran nativisme menekankan kemampuan dalam diri anak sehingga faktor lingkungan, termasuk faktor pedidikan kurang berpengaruh terhadap pendidikan anak.

3. Aliran Naturalisme, menurut penganut Naturalisme, perkembangan anak harus terhindar dari perilaku pendidikan, karena hal itu berarti dapat menjauhkan anak dari semua hal yang di buat-buat dan dapat membawa mereka kembali ke alam untuk mempertahankan segala hal yang baik itu. Tentu saja kita harus mecermati pesan Thomas Sowell, bahwa “ Kejenuhan berbicara mengenai ‘’pendidikan’’ jauh lebih baik daripada terisolasi dari realitas. Agar tidak terlalu naif mempresepsi pendidikan, pendapat Norman Cousins, bahwa ‘’kegagalan utama pendidikan adalah bahwa ia tidak memopersiapkan orang untuk memahami hal-hal terpenting mengenai nasib manusia.

4. Aliran Konvergensi, seperti yang telah dikemukakan bahwa variasi-variasi itu tercermin antara lain dalam perbedaan pandangan tentang strategi yang tepat untuk memahami perilaku manusia, seperti strategi disposisional/konstitusional, phenomenologis/humanistik, strategi bhvioral, strategi pisikodinamik/pisikops-analiti, dsb. Demikian pula halnya dalam belajar mengajar, variasi pendapat itu telah menyebabkan munculnya berbagai teori belajar dan atau teori/model mengajar. Dari sisi-sisi lain, variasi pendapat itu juga melahirkan berbagai pendapat/gagasan tentang belajar mengajar, seperti peran guru sebagai fasilitor/informator.

5. Aliran Gerakan baru, gerakan baru dalam pendidikan anak harus bersifat subjektif dan objektif. Terdapat beberapa gerakan baru yang sangat berguna untuk pendidikan, yaitu;

1. Pengajaran alam sekitar, gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan sekitarnya. Dengan pengajaran ini guru dapat meragakan secara langsung dan memberikan kesempatan agar anak aktif dan giat.
2. Pengajaran pusat perhatian, anak harus dididik untuk dapat hidup dalam masyarakat dan dipersiapkan dalam masyarakat. Oleh karena itu, anak harus mempunyai pengetahuan terhadap diri sendiri (tentang hasrat dan cita-citanya) dan pengetahuan tentang dunianya (lingkungannya, mengenai kehidupan di masa depannya). Perintis pengajaran ini ialah Jean-Ovide Decroly.
3. Metode Global (Keseluruhan), berdasarkan hasil yang didapat dari observasi dan tes, dapat ditetapkan bahwa anak-anak mengamati dan mengingat secara global (keseluruhan). metode ini dilakukan berdasarkan prinsip psikologi Gestalt.
4. Sekolah kerja, gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari pandangan-pandangaan yang mementingkan pendidikan keterampilan dalam pendidikan. Yang artinya, sekolah memiliki kewajiban menyiapkan warga negara yang baik, yaitu: a. Tiap orang adalah pekerja dalam salah satu lapangan jabatan, dan tiap orang wajib menyumbangkan tenaganya untuk kepentingan negara.
5. Pengajaran proyek, John Dewey menegaskan bahwa sekolah harus menjadi mikrokosmos dari masyarakat. Oleh karena itu, alih-alih sebagai persiapan kehidupan dimasa depan. Hal yang perlu ditekankan adalah pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan untuk memandang dan memecahkan persoalan secara komprehensif.















Daftar Pustaka
Danim, Sudarwan. Oktober 2010. Pengantar Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sukardjo, M & Ukim Komarudin. Februari 2009. Landasan Pendidikan Konsep & Aplikasinya. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Tirtarahardja, Umar & S.L. La Sulo. 2013. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rimeka Cipta.
Elfahmi, Amin Kuneifi. 2016. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Erlangga.