Notes

Plot
• Month Evaluation
• Song: Miracles in December
• By: EXO
• Instrument: Piano

-Start-

Jantung berdegup kecang dan rasa khawatir yang kini di rasakan oleh remaja kelahiran Indonesia 17 tahun yang lalu saat menaiki panggung month evaluation.

"Annyeonghaseo, Adon Lemuel Choi imnida, hari ini saya akan membawakan lagu EXO berjudul Miracles in December, mohon bantuannya" ucapnya seraya membungkukan badan 90° ke arah juri dan teman-teman trainee lainnya yang duduk di bangku audience.


Ruang evaluasi yang tadinya cukup terang menjadi remang-remang dan hanya ada satu pencahayaan yang tepat di atas kepala sang adam.

Mulai terdengar dentingan piano yang menggema di seluruh ruang evalusi, sang adam mulai meangkat micnya perlahan-lahan sambil menunggu intro selesai mengalun.

"Boiji anheun neol chajeuryeogo aesseuda" sang adam mulai menyanyikan lirik pertama lagu dengan nada rendah sambil menutup matanya dan menggenggam micnya dengan kuat.

"deuliji anhneun neol deureulyeo aesseuda" ia kembali melanjutkan menyanyikan lagu tersebut setelah jeda beberapa detik dengan nada yang sama dan memberanikan dirinya membuka matanya.

"Boiji anhdeonge boigo deulliji anhdeonge deullyeo" sang adam mulai menyanyikan lirik yang kedua disertai menaikan nadanya menjadi lebih tinggi dari yang sebelumnya.

"neo nareul ddeonan dwiro naegen eobdeon himi saenggyeosso" sang adam menarik napasnya dengan cepat sebelum melanjutkan nyanyiannya.

"Neol nabakke mollasseodeon igijogin naega yeah~" suara tenor dari sang adam mengalun lembut dan menggema di ruang evaluasi tersebut, pada kata 'yeah~' ia menurunkan sedikit nadanya.

"ne maeumdo mollajwodeon musimhan naega~" nada tenor kembali dikeluarkan dari mulutnya, dengan nada yang sama namun terdengar menyedihkan.

"ireohke deo dallajyeodaneunge najocha midgiji anha" di kata 'dallajyeodaneunge' sang adam kembali menaikan nadanya menjadi tenor dan terus menggenggam kuat mic yang ia gunakan seraya kembali menutup matanya.

"Ne sarangeun ireohke gyesok nal umjikyeojk" sang adam kembali menurunkan nadanya dan digepalkan satu tangannya di depan dada mengekspresikan lagu yang ia nyanyikan.

"Nan saenggakmanhamyeon sesangeul neoro chaeul su isseo" remaja bermaga choi tersebut mulai membuka matanya dan ikut terhanyut kedalam lagu sedih tersebut.

"hmmm~" ia menambahkan dehaman di akhir lirik yang ia nyanyikan.

"nunsongihanaga ne nunmul han bangulinigga" sang adam kembali melanjutkan nyanyiannya dengan mendalami atmosfer dari lagu tersebut.

"Dan han gaji mothaneun geoseun neol naegero oge haneun il" suara merdunya kembali menggema di seluruh ruangan evaluasi, para audience hanya diam menikmati lagu yang dibawakan.

"i chorahan choneunglyeog ijen eobseoeumyeon jogesseo uhhh~"
Suara sang adam menggema di ruangan tersebut dengan nada penyesalan yang merupakan maksud dari lirik lagu tersebut.

"Neol nabakke mollasseodeon igijogin naega" nada tenor dari sang adam mulai terdengar kembali mengisi seluruh ruang evaluasi tersebut.

"ne maeumdo mollajwodeon musimhan naega" ia kembali mengulang nada tenor tersebut dan terhanyut kedalam atmosfer lagu.

"ireohke deo dallajyeodaneunge najocha midgiji anha" Nada tenor kembali mendominasi lagu pada bagian ini, dan sang adam berusaha mengatur nafasnya agar bisa menyanyikan lagu favoritnya sampai selesai.

"Ne sarangeun ireohke gyesok nal umjikyeo" sang adam menurunkan nadanya dari sebelumnya dan membuat tubuhnya menjadi lebih santai.

"Siganeul meomchwo~" sang adam menurunkan kembali nadanya dan mecoba kembali terhanyut kedalam lagu.

"nege doraga~" setelah mengambil nafas pendek ia kembali melanjutkan nyanyiannya dengan nada yang sama dengan yang sebelumnya.

"chueogeul chaegeun~" suara merdunya terus terdengar di seluruh ruang evaluasi bersama dentingan piano.

"Neoui peijireul yeoreo~" nafas pendek kembali ia ambil dan melanjutkan nyanyiannya seakan-akan bahwa ia masih galau karena mengingat kekasihnya di dalam memorinya.

"nan ge ane isseo~" suara lembutnya terus mengalun menemani alunan piano yang masih terus mengema.

"Ow hooo~" tambah sang adam untuk mengikuti melodi piano yang terus berdenting dan menggema di ruangan ini menemainya bernyanyi.

"Boiji anheun neol chajeuryeogo aesseuda" sang adam kembali menurunkan nadanya seperti di awal bernyanyi, nada sedih yang ia keluarkan mengalun lembut di telinga para audience.

"deuliji anhneun neol deureulyeo aesseuda" nada sedih terus keluar dari suaranya hingga nyanyiannya selesai, sedangkan piano masih mengalun lembut namun sedih di ruangan tersebut.

Suara tepuk tangan dari audience memenuhi ruangan tersebut setelah sang adam selesai tampil, sedangkan sang adam hanya tersenyum puas karena bisa berhasil menyelesaikan penampilannya.

-end-