NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io


– Yumiko’s POV
Siang ini aku terduduk di sofa flatku. Sambil meminum segelas kopi dan menonton berita di televisi.
“Korban yang bernama Hisikawa Shu tewas setelah mengkonsumsi beberapa jamuan makanan yang diduga dicampurkan oleh racun. Pihak kepolisian masih menyelidiki siapa tersangka dan apa motif dibalik pembunuhan ini.” Reporter di dalam berita memulai pekerjaanya. Aku tersenyum miring saat mengingat Shu kesakitan disaat menjelang kematiannya. Ah, semoga baj*ngan itu mati dengan tenang- ah tidak. Jangan. Ia harus mati dengan mengenaskan.

Aku senang dia mati. Aku senang dia menderita. Setelah apa yang ia perbuat padaku. Rasakan balasan atas perbuatanmu. Kau pantas mendapatkan balasannya, sialan. Aku menerawang disaat dulu, kami- ya aku dan Shu dulu merupakan sepasang kekasih. Kami dulunya baik-baik saja,terlihat saling mencintain satu sama lain, namum ternyata itu hanya dibenakku saja.Ia sama sekali tidak mencintaiku dan hanya memanfaatkan uangku. Setelah merasa puas dengan uang yang ia rampas dariku, ia pergi dan mencapakkanku. Lelaki brengs*k!
Ya aku tahu, aku begitu bodoh saat itu. Mengikuti setiap kemauannya padahal itu hal yang tidak kusuka. Ah, cinta memang bodoh. Aku benci.
Mungkin jika aku dan Kento tidak bertemu dan menjadi sepasang kekasih, kupastikan aku akan bekerja sebagai pelac*r agar hidupku selalu terjamin.
Tanganku meraih sebuah ponsel keluaran terbaru yang tak jauh dari jangkauanku. Aku membuka aplikasi pengirim pesan, dan mulai mengetik beberapa pesan untuk teman lamaku, Yamazaki Aina.
[ LINE ]
• Hey Aina!
• Aku rindu!!!
• Bagaimana jika kita bertemu? Dinner?
• Atau double date?

Setelah menekan tombol send, aku kembali meneguk kopi yang ku pegang. Tak sampai lima menit, aku sudah mendapat balasan darinya.

[ LINE ]
• Hey!
• Aku juga rindu!!
• Boleh! Double date saja, biar asik haha.
• Aku akan menghubungi Hideki
• Mau bertemu dimana? Dan jam berapa?

Setelah membaca pesannya, aku segera membalasnya dimana dan pukul berapa kita harus bertemu.


***

Disebuah restoran, tampak dua pasangan yang sedang bersenda gurau, sambil memakan hidangan yang ada di depan mereka. Di bawah cahaya rembulan, menambah kesan romantik- sepertinya.
“Bagaimana kau tahu ada tempat seindah ini di Tokyo, Yumiko?” Kagum Aina. Pasalnya mereka saat ini tengah menikmati hidangan di salah satu restoran mewah Tokyo, dengan pemandangan yang tak kalah indah. Menambah kesan fancy.
“Eum begitulah. Restoran ini baru buka minggu lalu, dan ya-“ Jelasnya.
“Pantas saja. Aku begitu sibuk beberapa minggu belakangan, jadi tidak terlalu update akan apa yang terjadi,” Ujar Aina. Ah tidak- pamer mungkin lebih tepatnya.
“Ah kau jangan terlalu sibuk. Refreshing lah sesekali,” Kedua wanita itu larut dalam obrolan, sedangkan dua pria di sebelahnya hanya menyantap hidangan sambil sesekali menanggapi obrolan mereka.
“Ah beruntung aku sudah makan makanan ini. Ini begitu lezat! Mati sekarang pun tak apa, asalkan sudah merasakan lezatnya makanan ini.” Aina berhiperbola.
‘Mati ya? Sesaat lagi kau akan mati, tenang saja~’ Batin seseorang disana sambil menyeringai dalam diam.

Hidangan yang mereka santap sudah habis masuk ke saluran pencernaan masing-masing, mereka pun memutuskan untuk pulang. Hari sudah kian malam.

Setibanya di rumah Aina, gadis itu langsung melingkarkan lengannya di leher Hideki, sesaat setelah pria itu menutup pintu. Lengan Hideki perlahan memeluk pinggang Aina, sedang Aina semakin mendekatkan tubuhnya pada dada bidang Hideki. Kepala gadis itu ia tadahkan, bibir ranumnya mulai menyambut bibir Hideki. Pria itu lantas membalas kecupan Aina. Perlahan Aina menggigit bibir bawah Hideki, memintanya lebih, aksinya disambut hangat oleh Hideki.
Aina mempereat pelukannya, membuat ciumannya semakin dalam, dan intens. Ia lantas melingkarkan kedua kakinya di pinggang pria itu. Hideki lantas menggendong tubuh Aina, lantas menjatuhkanya ke atas permukaan kasur, kembali mendaratkan kecupannya, kini ke leher Aina, mengisapnya, hingga meninggalkan tanda kemerahan disana.
Tapi, tiba-tiba Hideki menghentikkan aksi mereka.
“Ada apa Hide-kun?” Tanya Aina. Hawa itu tidak mau berhenti. Ia sudah terlanjur terbuai dengan aksi sang adam, Hideki hanya menggeleng pelan. Ia merasakan kepalanya begitu pusing. Terasa berat, entah apa yang terjadi, hingga tiba-tiba Hideki menjadi tidak sadarkan diri.



Pagi telah tiba, matahari tampak masih malu-malu untuk memperlihatkan wujudnya. Burung-burung sudah berkicau, ayam sudah berkokok.
Hideki, pria yang semalam pingsan, kini terbangun di atas lantai. Entah mengapa ia bisa bangun di atas lantai, seingatnya semalam, ia tertidur di atas kasur. Indera penglihatannya terbuka perlahan. Netranya mencoba menyesuaikan dengan cahaya matahari yang berhasil menembus gorden jendela. Netranya kembali melihat ke sekeliling. Kedua bola matanya membola dengan sempurna melihat apa yang terjadi.

Aina telah tewas.

Dia berjalan mendekat kearah jasad wanita itu. Ia menggeleng.
‘Tidak, itu bukan Aina. Itu bukan Aina!’ Batinnya mengelak atas kenyataan apa yg ia lihat. Tangan keduanya secara refleks memegang wajahnya. Ia stress. Wanita yang ia cintai sudah tiada. Tunggu- kenapa tangannya penuh darah? Darah siapa? Dan dari mana? Ia belum memegang jasad Aina, ia terlalu takut.
Apa ini darah Aina? Oh tidak. Ia harus segera lari, atau ia akan dituduh sebagai tersangka.
Tanpa berpikir lebih banyak lagi, tungkai sang adam langsung berlari meninggalkan tempat kejadian.

***
[ 24 Oktober ; 09.30 AM ]
‘Drrt’ Getaran sebuah ponsel diiringi dengan ringtone, menggelegar disebuah kamar yang didominasi dengan warna putih. Disana tampak seorang hawa yang masih berpetualang di pulau kapuk.
‘Drrt’ ponsel itu kembali berdering, membuat sang hawa melenguh.
‘Aku baru tidur pukul empat dan sudah diganggu?!’ Sang hawa membatin kesal. Mau tak mau, ia pun bangun dan meraih ponselnya.
“Moshi moshi,” Jawab sang gadis, Mariko.
“Ohayou Mariko-san. Maaf mengganggumu pagi-pagi, bisakah kau datang kesini?” Penelepon langsung memberitahukan maksud tujuannya.
“Ya tak apa. Ada apa?”
“Warga menemukan seorang jasad wanita. Kami membutuhkan bantuanmu untuk menelitinya,”
“Ah souka. Kalau begitu kirimkan alamatnya padaku dan aku akan segera kesana,” Mariko langsung menutup sambungan telepon secara sepihak. Ia berjalan menuju kamar mandi, hendak menyikat gigidan membasuh mukanya. Setelahnya ia mulai berganti baju, dan menyemprotkan parfum. Mengambil kunci mobil, jas kerja, serta koper kecil berisi peralatan kerjanya. Ia segera menancapkan gas, terburu-buru setelah Tora-san mengiriminya alamat.

Mobil tersebut terparkir di depan sebuah rumah. Beberapa warga penasaran akan apa yang terjadi. Namun, mereka tak dapat mendekat. Garis polisi kini mengelilingi rumah tersebut. Mariko segera turun dari mobilnya, dan memasuki rumah itu.
Disana Nampak seorang wanita yang tewas mengenaskan. Darah berceceran dimana-mana. Beberapa orang mungkin akan muntah jika melihat kondisi jasad ini. Bagaimana tidak? Kedua bola mata wanita itu sudah keluar dari tempat asalnya, dan kini terletak tak jauh dari tubuhnya. Mulut korban terbuka lebar, jika dilihat lebih dekat, lidahnya sudah hilang. Lidah itu berada beberapa centi dari tubuh korban, dengan keadaan tercincang. Dada korban juga terbelah, jantungnya tampak terkoyak. Sangat mengenaskan.

Mariko dan pihak kepolisian tampak berbincang satu sama lain. Setelahnya beberapa polisi menggotong mayat wanita itu untuk dibawa ke … agar bisa di otopsi.

Yamazaki Aina – 25 tahun, tewas. Tadi pagi, tepatnya pukul 08.00 salah satu warga memasuki kawasan rumah korban, karena merasa heran mengapa korban belum juga terlihat keluar dari rumah. Warga pun lansung menemukan keadaan korban yang sangat mengenaskan.

[ Kantor Kepolisian, 27 Oktober ]

“Aku tidak membunuhnya!”
“Aoyama Hideki, kau ditetapkan sebagai tersangka atas beberapa bukti yang mengarah padamu.” Tutup kepala kepolisian, Yuudai Tora. Ya, Hideki ditetapkan sebagai tersangka atas beberapa bukti yang mengarah padanya, seperti, korban terakhir terlihat bersama Aoyama Hideki sebelum tewas, pisau yang merupakan media bunuh terdapat sidik jari tersangka, dan cctv menangkap tersangka melarikan diri di hari pembunuhan.
“Apa bukti yang kuberikan, kurang?” Yuudai Tora mempertegas suaranya. Dengan ini diputuskan, Aoyama Hideki akan ditahan sambil menunggu persidangan, dan men-sahkan Aoyama Hideki sebagai tersangka.

– Hideki’s POV
Aku terduduk dalam diam di dalam sel penjara. Merenungi segala perbuatan yang kulakukan. Apakah aku pelakunya? Aku pun masih bertanya-tanya.

- Flashback On–
Aku sedang menikmati secangkir kopi disebuah kafe. Aku tidak tahu bagaimana kabar Aina saat ini. Aku mencoba menutup mata dan menutup telinga. Aku tidak ingin tahu, aku terlalu takut.
“Kau tahu? Seorang yang mempunyai dua kepribadian itu sangat berbahaya!” Seru seorang remaja yang duduk tak jauh dari mejanya.
“Iyakah? Kenapa?”
“Tentu saja! Kau bayangkan saja jika ada dirimu yang lain, namun dalam satu tubuh. Tapi dirimu yang lain itu mengejamkan. Atau bisa saja dia itu pembunuh, psikopat?” Perkataan remaja itu membuatku tersentak. Apakah aku– ? ah tidak mungkin. Tapi- bagamana jika iya?

- Flashbak Off –

Tidak. Ya, tidak. Aku adalah aku. Tidak mungkin ada yang lain.
     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.