Notes

Seorang bayi laki-laki lahir disaat bumi diguyur hujan deras, di awal tahun 1986. Ia diberi nama Gillian oleh sang ibu dan sang ayah yang berkewarganegaraan Korea menyematkan nama belakangnya agar kelak sang anak bisa mengikuti jejak karirnya yang begitu gemilang di dunia hukum.

Saat melahirkan, sang ibu sempat mengalami masalah yang mengakibatkan rahimnya harus diangkat. Itu berarti, Gillian akan menjadi seorang anak tunggal.

Kehidupannya amat berkecukupan. Sang ayah yang bekerja di dua negara membuat perjalanan Seoul-Jakarta sudah menjadi hal yang biasa dan menjadikan Gill seorang yang mudah beradaptasi.

Saat duduk di bangku sekolah menengah, ia mendengar keributan besar antara kedua orang tuanya. Sang ayah memiliki seorang anak laki-laki dari wanita lain. Jo, namanya. Gill tidak ambil pusing perihal itu. Menurutnya, selama hidupnya tidak terusik dan segala keinginannya terpenuhi, tidak alasan baginya untuk marah. Lagipula Gill sudah mempunyai dunianya sendiri.

Lulus sekolah menengah, Gill melanjutkan pendidikannya di Seoul National University. Ya, dia memutuskan untuk tinggal di Seoul karena ia muak dengan perilaku sang ibu yang menuntut Gill untuk selalu sempurna.

Sikap Gill yang acuh pada sang ayah membuat pria itu luluh dan tidak memaksakan ambisinya menjadikan Gill sebagai seorang ahli hukum. Melenceng jauh, Gill mendalami dunia bisnis yang kini membawanya pada karir yang cukup gemilang.

Di usia 25 tahun, Gill terpaksa menikahi seorang gadis karena beberapa alasan, kecuali cinta. Dan pernikahan itu tidak berlangsung lama. Dua tahun setelahnya mereka memutuskan untuk bercerai secara baik-baik.

Semakin matang usianya, Gill merasa membutuhkan seorang yang bisa ia ajak untuk bertukar pikiran. Pendamping hidup tidak ada, dengan orang tua? Gill terlalu malas berhubungan dengan mereka. Hanya ada satu orang yang bisa ia andalkan. Jowoon, adik tirinya yang tidak begitu mengakui keberadaan Gill.