Notes

"Selamat malam semuanya! Apa kabar? Baik-baik saja? Bagi yang jomblo apakah kalian senang malam ini karena bertemu dengan saya? Bagi yang tidak jomblo saya booking waktu kalian dulu ya, tolong pacarnya dikondisikan jangan cemburu sama saya. Ekhem, maksudnya malam minggu kalian tidak akan sia-sia karena ada kegiatan berfaeda bersama saya malam ini."

"Sebelum kita memulai pelajaran malam ini, saya ada oleh-oleh untuk kalian." [membagikan 7 buah kartu pada murid] "Jangan dicoret-coret ya kartunya, nanti kalian didatengin loh sama arwah yang ada di foto."

"Yap! Jadi apa ada yang tahu kita mau belajar apa hari ini setelah saya beri kartu? Jangan jawab mau membahas oppa ya. Nanti saya baper."

[jeda; memberikan kesempatan pada yang menjawab]

"That's right! Jadi kita akan mempelajari para pengajar PTIH yang bernasib mengenaskan. Yap, mari berdoa sebelum belajar agar nasib kita tidak semengenaskan beliau! Hehe."

[[insert photo]
"Okay, yang mau mencatat boleh, yang tidak juga boleh. Tapi kerugian bukan pada saya, hehe. Okay, yang pertama ada Quirinus Quirrel yang menjadi profesor PTIH pada tahun 1991-1992. Beliau pertama kali bertemu dengan Harry di Leaky Cauldron ketika sedang diantar Hagrid ke Diagon Alley untuk membeli peralatan sekolahnya. Quirrel sehari-hari mengenakan turban dikepalanya, yang diakuinya sebagai hadiah dari pangeran Afrika karena bantuannya mengusir zombie. Jadi bagi yang suka bermain plant vs zombie, mungkin bisa berguru dulu dengannya."
"Pada akhirnya, terungkaplah jati diri Quirrel yang sebenarnya, kalau dia adalah pengikut Voldemort. Dia menjadi inang bagi Voldemort yang saat itu belum mempunyai tubuh. Dia mati karena melepuh ketika mencoba menyentuh (mencekik) Harry atas perintah you-know-who laa. Hmmm kasian kasian kasian."

[insert second photo]
"Korban kedua ada Gilderoy Lockhart yang merupakan penyihir selebriti dengan kadar narsis yang tinggi. Ekhem, mungkin kalian bisa belajar cara narsis yang baik dari arwahnya Lockhart."
"Ia mengajar PTIH pada tahun 1992-1993. Nasib naas yang menimpanya adalah ketika Harry dan Ron mengajaknya untuk memasuki Kamar Rahasia, terungkap bahwa dia adalah seorang penipu. Dia tidak pernah melakukan kegiatan hebat seperti yang ditulis di buku-bukunya. Semua itu merupakan pengalaman penyihir-penyihir lain yang diwawancarai olehnya, kemudian dia menghapus memori mereka. Dia mencoba memantrai Harry dan Ron dengan mantra Obliviate, karena mereka telah mengetahui semua rahasianya. Namun dia melakukan sihir menggunakan tongkat sihir Ron yang telah rusak, dan akhirnya sihirnya malah berbalik pada dirinya. Lockhart akhirnya menjadi salah satu pasien di St Mungo."
"Hikmah dari kisah ini adalah: pastikan tongkat kalian tidak rusak sebelum digunakan."

[insert third photo]
"Okay, ada yang tahu, siapa korban selanjutnya ini?"
"Yap, korban ketiga adalah Remus John Lupin yang mengajar PTIH pada tahun 1993-1994. Dia adalah sahabat James Potter di masa Mauraders dan merupakan seorang Werewolf yang digigit oleh manusia serigala. Ada yang tahu siapa yang telah menggigit Lupin?"
[jeda, answer: Fenrir Greyback.]
"Dia adalah satu-satunya guru PTIH yang berdedikasi dan berhasil di Hogwarts. Terbukti dengan anggapan Harry dkk, jika Lupin adalah guru PTIH terbaik yang pernah ada. Namun sayangnya Snape yang memang sejak awal tidak menyukai Lupin, keceplosan dan mengatakan di depan anak-anak jika Lupin adalah Manusia Serigala. Hal ini menyebabkan Lupin mengundurkan diri sebagai guru, karena para orang tua tidak menginginkan anak mereka diajar oleh Werewolf."
"Seandainya Lupin mirip Song Joongki, saya yakin yang mau diajar bukan hanya muridnya, tapi orangtuanya juga. Ekhem."

[insert photo four]
"Selanjutnya ada Alastor Mad-Eye Moody tapi yang palsu. Moody memiliki penampilan mengerikan, digambarkan seperti dipahat dari kayu oleh orang yang tidak mengerti bentuk manusia yang sesungguhnya. Moody telah kehilangan beberapa bagian tubuhnya, termasuk salah satu matanya dan sebagian hidungnya, ketika sedang bertempur dengan penyihir hitam. Sebagai gantinya ia menggunakan mata gaib yang dapat berputar 360 derajat dan dapat melihat menembus tembok, jubah gaib, bahkan menembus belakang kepalanya sendiri. Hmmmm saya curiga dia bukan manusya."
"Ia mengenal tiga mantra tak termaafkan dari Harry dan teman-temannya. Ada yang ingat apa saja tiga mantra tak termaafkan tersebut?"
[jeda; answer: Crucio, Avada Kedavra, Imperio]
"Pada akhirnya terungkap bahwa Mad-Eye Moody adalah Barty Crouch Jr yang menyamar dengan menggunakan ramuan Polyjuice. Barty Crouch Jr merupakan salah satu pengikut Voldemort. Alastor Mad-Eye Moody yang sesungguhnya disekap oleh Barty Jr dalam sebuah peti ajaib namun tetap dibiarkan hidup karena Barty memerlukan rambutnya sebagai campuran ramuan Polyjuice.
Crouch yang pada saat itu berencana membunuh Harry digagalkan oleh Dumbledore bersama Snape dan McGonnagall. Crouh berakhir dengan kehilangan jiwanya akibat dihisap oleh Dementor sebelum di interogasi oleh Cornelius Fudge."

[insert photo five]
"Lalu yang ada juga Dolores Umbridge yang bernasib mengenaskan juga. Ia digambarkan menyerupai kodok besar dan pucat. Ia bersuara nyaring dan kekanak-kanakan serta gemar memakai pita dan atribut berwarna pink.
Dolores mempunyai kecurigaan tidak mendasar kepada makhluk non-manusia. Dia lah yang menyebabkan orang-orang seperti Lupin kesulitan mendapatkan pekerjaan. Umbridge mengajar PTIH di Hogwarts atas perintah dari Kementrian Sihir. Dia ditunjuk sebagai Inkuisitor Agung Hogwarts yang memberikannya hak untuk mengeluarkan dekrit-dekrit larangan di Hogwarts. Masa-masa Umbridge di sekolah diwarnai dengan kekerasan dan hukuman fisik bagi siswa yang melanggar dekritnya. Hmmm... untung kalian masuk sekolah ini pas beliau sudah tiada."
"Pasca perginya Dumbledore dari Hogwarts, Umbridge diangkat menjadi Kepala Sekolah di Hogwarts.
Dia bertemu kawanan Centaurus di hutan terlarang melalui jebakan Harry dan Hermione. Dia diserang oleh Centaurus yang merasa dihina olehnya. Mungkin jika tidak diselamatkan oleh Dumbledore, ia akan bernasib sama seperti Quirrel. Umbridge akhirnya dirawat di rumah sakit Hogwarts. Seakan tidak cukup kesialannya, ketika dia menyelinap untuk meninggalkan rumah sakit di malam hari, dia bertemu dengan Peeves. Peeves menggunakan kesempatan tersebut untuk mengejarnya dan kemudian memukulinya dengan tongkat dan kaos kaki penuh kapur. Ckckck naas ya."

[insert photo six]
"Kalau sama yang ini kalian pasti sangat tidak asing, iya kan? Yap, ia adalah Severus Snape. Seperti yang kita ketahui, ia membunuh Dumbledore menggunakan mantra Avada Kedavra. Akhirnya Snape melarikan diri ke hutan terlarang bersama Draco Malfoy. Jika kalian bertanya nasib sialnya dimana, ya dia harus membunuh orang yang paling dia hormati lalu kabur dari Hogwarts yang sudah seperti rumahnya sendiri."

[insert last photo]
"Finally! Yang terakhir ada Amycus Carrow yang merupakan Death Eater. Sebenarnya dia bukan pengajar PTIH melainkan Ilmu Hitam saja. Dalam mengajar dia memperbolehkan siswanya untuk menggunakan mantra terlarang, juga tidak segan-segan melemparkan mantra crucio pada siswa yang menurutnya salah. Nasib naasnya adalah ia harus mendekam di Azkaban setelah Voldemort mati."

"Okay! Selesai! Hehehe terlalu panjang ya? Maaf ya, tapi materinya memang panjang. Yang penting berfaedah kan untuk kalian?"

"Jika ada pertanyaan bisa langsung ke ruangan saya saja (re: DM). Terbuka kok untuk kalian."

"Karena kalian mengikuti kelas dengan senang hati, maka ini ada oleh-oleh untuk kalian! Selamat bermalam minggu dan sampai jumpa di kelas berikutnya!"
[insert photo]