Notes![what is notes.io? What is notes.io?](/theme/images/whatisnotesio.png)
![]() ![]() Notes - notes.io |
Aku tidak tahu. Tapi malam ini aku sangat merindukannya. Aku merindukan balasan-balasannya pada setiap rayuanku. Pada setiap deretan kata yang kurangkai dan kuusahakan selalu indah dibaca.
A wish is floating.
From a fainted soul.
It’s too late to cry.
It’s too late to mourn.
But I can’t help this sulky feeling.
It’s arouses me so.
Dan dia tidak menjawab. Hanya aku menatap layar selularku. Berharap gambar amplop akan datang. Tapi itu cuma angan yang akhirnya cuma jadi angan. Mungkin kuikuti saja malam yang memanggil terus kegalauan itu. Agar sudi mampir menemaniku.
Dalam kata-kata, dan permainan kata-kata aku tenggelam. Dan semakin merasa sendu. Aku mungkin tidak pernah berkesan di dirinya. Seperti dia berkesan di diriku.
******
‘Apakah yang kamu rasakan?’
‘Aku tidak tahu…’
‘Masa kau tidak pernah tahu apa yang kamu rasakan?’
‘Aku tidak tahu…aku benar-benar tidak tahu.’
Mungkin aku terlalu memaksa, pikirku dalam hati. kubiarkan dia menyeruput vanilla shake yang dihias indah dalam gelas tinggi. Lengkap dengan topping krim bersalut aroma mint. Biasanya atau menurutnya, dia adalah orang yang ekspresif. Tapi malam ini aku hanya bisa mendengar kebisuan yang monoton.
Aku mau bilang padanya kalau dia sudah sangat mengganggu pikiran dan emosiku. Tapi semua itu kutahan. Atas nama kesantunan. Aku hanya bisa merasakan kebingungannya, yang mau tidak mau, menular padaku.
Dalam heningnya sebenarnya ia mengatakan semua itu, walau kadang kuberharap ia tidak bermaksud apa-apa. Tapi apa aku harus menebak semua keheningan ini. Dan tenggelam dalam teka-teki sendiri. Mungkin aku harus menemukan juga cara seperti dia. Mengatakan semua dengan tidak berkata apa-apa.
‘Damned! You’re killing me!’
Akhirnya itu yang keluar dari mulutku. Aku sudah tidak tahan. Dan tidak mampu lagi menebak apa yang dia maksud dengan berkata; ‘Aku tidak tahu…’
Dia beranjak dari sofa tempat dia duduk. Tanganku mencekal tangannya.
‘Maafkan aku. Tolong jangan pergi.’
Dia kembali duduk.
‘Mungkin ada yang harus diluruskan di sini. Aku hanya tidak ingin kamu menganggapku memanfaatkan situasimu. Dan aku juga tidak ingin sampai ada orang yang menganggapmu memanfaatkan situasiku. Apalagi orang itu aku.’
Dia berkata dengan berusaha tenang. Tapi aku tahu kalau dia juga merasakan gelisah yang sama. Sama-sama dalam labirin yang selalu menyesatkan. Dan dalam cara tertentu, aku merasa kami tidak sedang saling bergandengan tangan. Menghadapi kesesatan itu sendiri-sendiri.
Seandainya saja dia mengabaikan kesantunan itu. Dan berkata lebih banyak lagi. Lebih dari sekadar; ‘Aku tidak tahu.’ Mungkin aku juga bisa mengabaikan hal yang sangat menggangu itu. Dan berkata; ‘Sesungguhnya, aku suka caramu menyapaku, aku suka caramu memperlakukan aku, aku suka caramu memandangku, dan yang jelas, aku cinta padamu.’
Tapi atas nama kesantunan bedebah itu, kami kembali hanya bisa terdiam. Dan tenggelam dalam pikiran masing-masing.
Andai saja kami bisa bicara dengan telepati. Aku tahu dia telah berkata banyak untukku di dalam hati. Tapi telinga ini tak mendengar. Walau tetap hati ini berdebar. Dan jiwaku selalu bergetar. Saat dia di dekatku.
Mungkin kubuat saja sebuah CD mixtape berisi lagu-lagu yang bisa bercerita banyak, tentang perasaanku padanya. Kami membayar tagihan di kafe itu, lalu beranjak pulang.
*****
Aku tidak tahan untuk tidak mengirim pesan singkat lagi untuk dia. Walau aku tahu dia tidak mungkin membalas.
Aku merindukanmu…
Atas nama malam dan gemawan yang menyembunyikan wajah bulan.
Aku merindukanmu…
Bersama kemilau gemintang yang berkedip hanya untukmu.
Tak berbalas. Tapi aku tetap bersikeras.
Aku mendengarmu, dari seberang sana…
Aku merasakanmu…
Tetap tak berbalas. Mungkin saatnya aku menyerah. Tolonglah, aku butuh sepatah kata darinya. Dia pernah bilang yang dia rasakan lebih dari sekadar kata. Tapi sungguh, sekarang benar-benar ingin kata itu. Baik dalam bentuk suara, pesan singkat, email, lirik, puisi, syair, atau apapun.
Sialan!
Aku benar-benar merindukannya.
Setidaknya, katakan sesuatu untukku.
Malam ini saja…
* Sebuah judul lagu dari band New Wave: Tuxedo Moon, lagu ini juga di daur-ulang oleh Marc Collins and Friends dalam proyek: Nouvelle Vague
![]() |
Notes is a web-based application for online taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000+ notes created and continuing...
With notes.io;
- * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
- * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
- * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
- * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
- * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.
Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.
Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!
Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )
Free: Notes.io works for 14 years and has been free since the day it was started.
You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;
Email: [email protected]
Twitter: http://twitter.com/notesio
Instagram: http://instagram.com/notes.io
Facebook: http://facebook.com/notesio
Regards;
Notes.io Team