Notes

━ Wynegard Street II No.12 RJ's Agency Apartement Lt.5.

Sang rembulan telah menampakkan wujudnya. Mengantikan mentari yang telah seharian penuh bersemayam di singgah sananya. Begitu terang dan cantik. Salah seorang persona di bumi sangat menyukai penampakan alam itu. Sangat menyukainya. Dia adalah gadis yang belum lama lulus dari sekolah menengah atas dan genap berusia 20 tahun.

Park Arin, namanya. Gadis berusia 20 tahun itu melangkahkan kedua tungkainya memasuki sebuah lift. Kemudian jemarinya menekan angka 5 pada tombol lift. Mulutnya mengumamkan sebuah lagu. Lagu yang terus-terus terputar di kepalanya.

Ya, begitulah Arin. Jika sedang menyukai satu lagu, maka ia akan menghabiskan waktu bosannya dengan mendengarkan lagu tersebut secara berulang dan berakhir lirik lagu akan terus terngiang di kepalanya.

Bosan dan gelisah tepatnya untuk menggambarkan perasaan gadis itu sekarang ini. Meskipun kini panggilan atas namanya telah menyuruhnya untuk memasuki ruang audisi rasa gugup itu tidak juga hilang meski berbagai pikiran perihal hal negatif telah dibuang jauh-jauh oleh gadis itu.

Ting!

Denting lift membuat gadis itu membawa tubuhnya keluar dari dalam mesin kotak tersebut. Tidak sampai disitu, kembali ia melangkahkan kakinya. Hingga sebuah pintu berlapiskan kaca membuat otot tangannya bekerja untuk mendorong pintu tersebut.

Dua persona menymbut kedatangannya dengan wajah datar. Meski begitu Arin tetap melengkungkan senyumannya. Kemudian menundukkan kepalanya dengan tubuh yang ikut membungkuk.

"Hello. Nama saya Park Arin. Saya berasal dari Busan." Arin memperkenalkan dirinya.

"Baiklah, tunjukkan bakatmu."

Arin menarik napasnya panjang dan membuangnya dengan pelan. Jauh dari pendengaran manusia, batinnya memberikan semangat untuk dirinya sendiri.

Ibu, doakan semoga aku berhasil.

🎥 ㅡ Start.

Raganya menghadap ke belakang, membelakangi dua persona yang dapat diyakini mempunyai hak penuh atas penilaian penampilannya.

Hingga dentuman musik Bitch Better Have My Money menyeruak dari pengeras ruangan. Membuat kepalanya yang semula-mula menunduk kini terangkat. Gadis bersurai pirang itu mulai menggerakkan raganya kala larik menyapa rungunya.

Don't act like you forgot. < https://twitter.com/WS_Arin/status/835134644559323136/video/1 >

Membalikkan tubuhnya dengan tegas. Menyebabkan surai pirangnya terkibas. Obsidiannya menatap sejurus ke lensa yang merekamnya. Kedua tangannya membentuk sebuah pistol yang diacungkan dengan tegas di atas kepalanya. Kemudian membungkukkan tubuhnya dengan kaki yang terbuka selebar bahu.

I call the shots, shots, shots.

Kembali menghempaskan tubuhnya ke samping, lalu berdiri tegap, dan kembali menundukkan kepalanya; masih sama dengan kedua kaki yang tertekuk dan tubuh yang membungkuk. Tangannya melakukan gerakan menembak selaras mengikuti ketukan musik. Tentu tembakan itu teracung ke depan. Dengan tangan kiri yang di tekuk dan kanannya teracung lurus ke depan. Membidik sasarannya.

Like brrap, brrap, brrap.

Membungkukkan lagi tubuhnya dengan kekuatan. Tarian yang dibawa olehnya begitu cepat yang sangat membutuhkan kekuatan penuh untuk menjelaskan apa yang sedang digerakan. Bahkan ekspresi wajah Arin tidak tersenyum kala kembali menegapkan tubuhnya dan menghempaskan tangannya ke sisi kiri. Bersamaan dengan itu tubuhnya bergeser ke sisi kanan.

Y'all should know me well enough. < https://twitter.com/WS_Arin/status/835134888164507648/video/1 >

Dengan angkuh berjalan pelan ke depan sambil mengacungkan telunjuknya ke arah dirinya. Menggambarkan maksud lirik lagu yang baru saja terdengar. Gerakan selanjutnya adalah, dia melompat sambil berpindah tempat dari sisi kanan ke bagian sisi kiri. Si gadis pun tersenyum miring.

Bitch better have my money! < https://twitter.com/WS_Arin/status/835145147968999425/video/1 >

Melodi lagu pun berubah menjadi putus-putus bak seorang DJ sedang memainkan lagu tersebut. Kedua tangan Arin menggantung ke arah kanan. Melakukan gerakan hand-move. Lalu terayun ke bagian kiri dengan kedua telunjuk teracung. Gerakan patah-patah yang dibuatnya tentu selaras dengan ketukan musik serta larik. Terakhir dari gerakan hand-move itu, dia menghempaskan tangannya ke masing-masing sisi tubuhnya. Sekon selanjutnya, kanannya terangkat kemudian menepuk kirinya. Pun saat itu juga melodi lagu berubah menjadi cepat dan berangsur-angsur.

Bitch better have my money! < https://twitter.com/WS_Arin/status/835148117158711297/video/1 >

Sang gadis memutar-mutar lengan kanannya. Sedangkan kakinya sibuk melompat-lompat kecil sambil membawa tubuhnya berpindah formasi. Raut wajahnya menjadi serius, menatap sejurus ke wajah salah satu jurinya. Empat kali gerakan putaran pada lengannya yang tampak memukau tadi, kini kedua tangannya dihempaskan jauh di atas kepalanya.

Melompat lagi, membawa tubuhnya menghadap ke kanan. Dengan telapak tangan yang saling bertumpu, Arin mencondongkan tubuhnya yang menyebabkan posisinya sedikit menungging. Kembali gadis itu melompat-lompat, mundur ke belakang diikuti dengan tangannya yang saling bertepuk.

Usai empat lompatan mundur, Arin lalu menghentikan lompatannya dan menggoyangkan pinggulnya; berputar-putar.

Bitch better have my money. < https://twitter.com/WS_Arin/status/835149751586729985/video/1 >

Selanjutnya, gerakannya begitu cepat dan sulit. Tangannya terhempas ke kanan dan ke kiri mengikuti melodi dan juga kemana tubuhnya berpindah tempat.

Don't act like you forgot! <https://twitter.com/WS_Arin/status/835149999411355649/video/1 >

Sampai kedua tangannya terentang ke kanan dan kiri, detik itu juga lagu berhenti sekejap. Lalu Arin menghempaskan kirinya ke pinggang bagian kanannya sambil mengacungkan tangannya ke atas dengan tegas. Lengkungan kurva terlukis di wajahnya kemudian. Kembali ia menghabur pada formasi selanjutnya.

Kini level tarian berubah sedikit sulit. Berikut pergerakan yang dibuat oleh gadis itu; kakinya terbuka selebar bahu, dadanya bergerak terbuka-tertutup seiring dengan tangannya saling berlawanan dengan gerak tubuhnya. < https://twitter.com/WS_Arin/status/835151445045329920/video/1 >

Arin melakukan gerakan pada pasangan virtualnya. Ya, seharusnya gerakan itu ditarikan bersama-sama. Tarian ini dia pelajari bersama-sama dengan teman satu club tarinya. Belum puas tampil bersama kawan clubnya, Arin mencoba audisi yang diperuntukkan seniman berbakat. Mungkinkah salah satunya gadis itu?

Kemudian berjalan ke posisi lain, < https://twitter.com/WS_Arin/status/835151619104788480/video/1 > lalu menekuk kakinya dan bergantian menampakkan wajahnya dari sisi kanan dulu kemudian kiri. Arin sangat menyukai bagian selanjutnya.

Ketika kembali melodi lagu berubah, ketika itu Arin memindahkan posisinya kembali ke tengah. Menatap juri yang sedari tadi tidak menunjukkan ekspresi apapun.

Arin melakukan gerakan wave pada tubuhnya, tentu selaras dengan hitungan musik. < https://twitter.com/WS_Arin/status/835156994394750979/video/1 > Begitu rapi. Lalu berganti, gadis itu kini menggoyangkan pinggulnya ke kanan dan kiri. Tangan kanannya pelan bergerak menuruni kepalanya.

Dan berganti lagi saat lirik 'your lips' terdengar. Kini tubuhnya bergerak ke kanan dan ke kiri yang semakin lama semakin membawa tubuhnya ke belakang. Sekon kemudian, menarik tubuhnya kembali berdiri tegap.

Saat itu melodius tembakan terdengar. Menandakan gadis itu tiba di penghujung lagu. Saat tembakan ketiga, dengan tegas gadis itu meluruskan lengan kanannya ke arah bawah sedangkan kirinya tertekuk; bagai memegang sniper. Kemudian dihempaskan di belakang kepalanya.

Membawa tubuhnya seperti menggambarkan lingkaran, < https://twitter.com/WS_Arin/status/835157146199191552/video/1 > dan saat lirik kembali terdengar, yang dibuat selanjutnya oleh Arin adalah memasang pose akhirnya. Dengan kanannya yang berada di pinggang dan saat akhir lagu terdengar; ting, saat itu Arin mengangkat dagu miliknya serta obsidiannya menelik sejurus lensa yang merekamnya dengan tajam. Memperlihatkan wajahnya yang telah dipenuhi oleh cucuran keringat. Deru napasnya yang tersengal-sengal dapat gadis itu atasi dengan menarik sekali napas panjang lalu membuangnya dengan sekali tekanan. Lensa yang merekamnya pun mati dalam hitungan tiga detik.

🎥 ㅡ End.

Tiga detik setelah peformanya selesai juri memberikan tepukan tangan pelan. Lantas senyuman langsung terpatri di wajahnya.

Ibu, apa aku melakukan yang terbaik?

Batinnya berucap pada seseorang yang jauh disana.

"Baiklah, kamu boleh meninggalkan tempat ini. Kami akan mengumunkannya. Semoga berhasil, Park Arin."

Ucap salah satu juri yang berjenis kelamin pria. Arin lalu membungkukkan tubuhnya dan mengucapkan terimakasih. Setelah itu sang gadis meninggalkan ruangan audisi.

Setelah raganya sepenuhnya berada di luar ruang audisi, saat itu Arin menetralkan perasaannya yang campur aduk. Ada panik, gelisah, senang, tidak jelas. Setidaknya, gadis itu telah menampilkan tampilan terbaiknya.