Notes

Studio tampak gelap, cahaya seolah hanya diberikan oleh layar besar yang menampilkan pemandangan hujan di malam hari. pic.twitter.com/bl5kjpH46R

Seakan memecah hening, suara petikan gitar mulai terdengar di penjuru studio. Tak lama, suara bass yang sedikit serak mulai diperdengarkan oleh Leo. "Geu mareun du dariro eodiga...." Ia berjalan dari sisi panggung menuju sebuah sofa yang tersedia. pic.twitter.com/tNpKh7qbCl

"Neugdaedeuli geodneun bat sog jangmiya.
Sajaga doelge, sajaga doelge, sajaga doelge, geogjeonghaji ma...." Lantunan suaranya terdengar cukup parau, Leo menggerakkan tangannya untuk menekankan ucapan 'tidak perlu khawatir' pada lirik lagu. "I noraen neoe daehan nae temasong, sancheoreom byeonhaji anhneun nae mam sog. I got you baby, I got you baby, I got you baby, I got you babe...." Pria yang menggunakan coat berwarna putih ini pun mendudukkan diri di sofa.

"Neoreul jikyeojulge, amudo eobseul ddae...." Leo sedikit menambahkan power di suaranya, berusaha memberikan emosi agar pesan pada lirik tersampaikan dengan benar. "Hangsang isseojulge, amudo eobseul ddae...."

Ia membetulkan letak tangan yang menggenggam mikrofon, memposisikan ibu jari dan telunjuknya melingkar di puncak agar menghasilkan suara yang lebih dalam. "Manheun jimseungdeul saieseo nan neoreul guhaeya hae." pic.twitter.com/IjDDHVsv89 Akhirnya, slow rap yang sudah lama tidak terdengar kembali terlantun dari belah bibir Leo. Suara beratnya mendukung lagu, membuat kesan kuat lebih melekat.

"Ddaeron beolredeuldo buteo neoreul hyanghae guae hane. Niga gyaene apeseo usneun moseubeul sangsanghaji jaggu. Ggeugeon neoui iliraseo naneun banhanghaji anha. Neoneun oseul beosgo," ia memberikan sedikit jeda untuk menarik napas. "Gyaenen neoreul manjyeo. gaggeum abbabbeolsaramdeul apeseodo danghwang anhgo. Choeseoneul dahagessji naega ihaehaeya doenya, jibani munjeramyeon naega ihaehaeya doelgga?" Kalimat tanya itu menggantung, Leo membuka lebar lengannya yang tidak menggenggam mikrofon. Berlakon seolah bertanya 'Apa aku harus memahami itu?'.

Emosi yang terpendam akibat perasaan ingin melindungi namun tidak dipercaya mulai menyelimuti Leo. Volume suaranya meninggi, powernya sedikit bertambah sehingga suaranya semakin keras terdengar. "Eojeneun na bamsaedorog uleosseo. Halmali eobseoseo oneuleun eolmana beoleossnyago naneun muleosseo, neoneun usgo issjiman nuneun bueoisseo. Naega meogeul geos jom saolge ildaneun nuweoisseo. Neoga momeul paneun geon gaseumi jjijeojildeushae!" Leo menepuk-nepuk dadanya, menarik sedikit pakaiannya lalu dihempas kembali; menunjukkan rasa sakit seperti dicabik. "Geunde eojjeol su eobsji nae jigab jjijeojindeushae. Urin bici eobseo sumanheun neongkul sai naega sajaga doel tenigga uri jogeumman chamja...." pic.twitter.com/vuP5f1mKjV

Leo menyandarkan tubuhnya di sofa, membiarkan suaranya yang sudah terekam di MR yang diperdengarkan. 'Neoreul jikyeojulge amudo eobseul ddae.' Sedikit mengerang, Leo menundukkan kepala dan ikut melantunkan bridge. pic.twitter.com/z2ICjOHwYw "Gangsang isseojulge amudo eobseul ddae, ne yeope isseulge...."

Lagi, ia kembali membiarkan instrument pendukung yang diperdengarkan. Seraya memejam mata, Leo menarik napas dalam. "Oh! Ssauneun nali manhajyeossji. Ya! Naega eolmana manhi badajweossni?" pic.twitter.com/z2ICjOHwYw

Pembawaannya tidak lagi tenang, Leo mencurahkan emosinya melalui lirik rap yang sedang ia bawakan. "Naega wae neoreul gamdanghago salaya dwae? Naega wae neoui sangcheodeuleul da alaya hae?!" pic.twitter.com/bIIXtTyl13 Ia bangkit berdiri, berjalan menuju sisi tengah panggung. Memperdengarkan fast rap dengan teknik pernapasan perut. pic.twitter.com/kcTkQN7XZR "Ijen ihaehaneun cheog useojuneun geosdo jigyeoweo, nado ssibal neocheoreom os beosgo jeobdae hago beolmyeon. Neoneun nae gibun algga geugeon ddo silhji?"

Sembari menuruni tangga, ia berdiam sejenak untuk merentangkan setengah tangan. Di saat itulah suara halus dari MR kembali terdengar, 'Jikyeojulge geogjeonghajima'.

/Don’t worry, I’ll take care of you/