NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

Kata orang, masa paling indah itu masa sekolah.
Kata orang, masa paling diingat dalam hidup itu masa sekolah.
Namun, itu kata orang bukan? Apa berlaku juga dengan vampire?
For your information, theater ini bercerita tentang vampire. Bukan, bukan vampire yang akan menggigit kalian. Tapi, segerombolan vampire remaja yang mencoba menuliskan cerita cerita mereka ditanah Montana, Saint Vladimir Academy. Sekolah tua? Ya. Sangat. Sekolah ini melahirkan banyak vampire hebat. Cerita ini mungkin akan membosankan, tapi belajarlah dari cerita ini

Rea (seorang yang masih bimbang)
Netraku masih menatap gerbang tua itu. Langkahku masih ragu. Apakah aku harus berjalan maju, menjadi salah satu siswa di sekolah hebat ini. Atau berbalik dan bersekolah bersama para manusia itu saja. Ah- demi impian. Aku pasti bisa

Charles (D-X128)
Apakah aku akan baik-baik saja di sekolah ini? Seluruh kecemasan yang ada padaku adalah bahwa nantinya aku akan dikucilkan. Dikucilkan, di sekolah hebat ini? Haha. Apakah aku secupu itu?

Archi (D-x648) > alumni
Tidur. Membersihkan rumah. Jalan jalan. Ah- kegiatan alumni apakah se bosan ini? Aku benci dengan kegabutan ini. Haruskah aku kembali ke akademi dan melihat para vampire baru yang sudah mulai datang? Anggap saja cari jodoh, Chi.

Viesa (M-x519)
Aku yakin, bahwa apa yang aku katakan pasti benar, karena aku sudah meyakininya bahwa itu benar. Apapun yang kuputuskan, tidak peduli orang lain melihatku sebagai apa, aku yakin bahwa aku benar. Dan dalam hal itulah aku terus membuat hal-hal yang menurutku benar, karena pandanganku mengenai dunia ini pasti. Mungkinkah semua ini berjalan lancar sesuai dengan perkiraanku?

Hastea (D-x573)
Sesungguhnya, aku bingung dengan masa depanku. Dalam hal ini, sebenarnya tinggal selangkah lagi menuju kelulusanku. Namun, tampaknya aku terlalu sibuk dalam mengurusi semua pekerjaanku. Apakah aku akan lulus dalam akademi ini?

Peach (M-x2112)
Seandainya kemarin aku lulus dalam aksel, aku akan lebih menghemat waktuku, dan perhitunganku akan lancar. Sekarang, aku terjebak di level 2, dimana aku harus mengikuti semua kelas yang ada, dan tampaknya aku memang harus mengikuti segala proses yang ada disini, dan menikmati seluruh kehidupan yang ada. Apakah aku memang akan lulus? Sebenarnya surat pengunduran diri sudah ada dan tinggal menyerahkannya, karena aku harus fokus dalam kehidupan, namun apakah aku harus menyerahkannya?

Diingatkan lagi, cerita ini akan membosankan. Tapi, belajarlah untuk mengerti cerita klasik ini. Cerita yang dikatakan cerita paling indah dalam kehidupan.

Rea.
"Aw.." rintihku saat tak sengaja menatap punggung seseorang yang ada di depanku. "Ma-maaf kak, saya tak sengaja" ucapnya sambil sedikit membungkukkan badan, takut orang di depannya marah

Archi
Kakiku melangkah kembali ke akademi. Ya rasa bosan ini seperti mengelilingiku, menempel tak ingin pergi. Saat aku sampai di sekitar taman akademi, tiba tiba punggungku terasa.. terbentur?
"Oh? Anak baru?" Ucapnya saat berbalik melihat seorang perempuan..polos? Sudah bisa dipastikan dia seorang vaba. "Tak apa,lain kali lihat lihat ya. Kepalamu gapapa?" Spontan kepalaku mengelus kepalanya, niat untuk menggodanya? Hahaha

Rea
Aku terlonjak merasakan tangannya menyentuh kepalaku. Apa sekua vampire disini begitu? Oh tidak- baru beberapa jam aku disini Tuhan. "Ti tidak apa kak. Maaf saya tak melihat kakak tadi" aku berdehem sejenak. Menetralkan emosiku yang tidak karuan, sedikit, "Saya Rea kak. Salam kenal" aku memberanikan diri untuk berkenalan "Saya vaba" ucapku diakhir sambil tersenyum

Archi
"Archi. Alumni" ucapku singkat. Ah- vaba ini lucu sekali. "Vaba ya? Selamat datang. Mau kutemani ke tempat Vaba? Kalau kau mau" tawarku, ya hitung hitung membuang kebosanan yang ada

Rea
"Oh? Boleh kak. Saya masih bingung. Sekolahnya gede hehehe" ucapku samil mengelus tengkukku, menghilangkan canggung yang ada

Viesa
Saat aku berjalan kearah kantor untuk menyerahkan tugas akhir, netraku tak sengaja menemukan kakak- terkenal.. kakak yang sangat booming akan prestasinya
"KAK ARCHI!!" Teriakku sambil sedikit berlari kearahnya "hai kak" cengirku "kok tumben ke akademi? Ada apa nih? Cie cie" ucapku tak sadar dia bersama seseorang

Archi
"Hai viesa" ucapku melihat viesa yang tiba tiba muncul
"Ah- bosan. Biasalah. Terus ketemu dia deh. Kenalan gih" suruhku memperkenalkan Rea

Rea
"Halo kak. Saya Rea. Vaba disini" ucapku sambiil setengah membungkuk

Viesa
Oh- kak archi bersama.. apa? Vaba? Sejak kapan kak archi sebaik itu.
"Oh hai. Aku viesa" ucapku singkat melihat Rea. "Pasti mau ke tempat vaba kan? Ikut dong kak. Hehe" ucapku sambil berjalan mengikuti mereka, tak apa. Hitung hitung bisa bersama kak archi walau sebentar

Akhirnya mereka bertiga menuju tempat penginapan sementara untuk para Vaba.

Charles
"Cantik" gumamku spontan saat melihat Kak Viesa dari kejauhan "Astaga charles ngomong apa" buru buru aku menggelenggkan kepalaku. "Kak viesa" panggilku. Ya- sama seperti sebelumnya, ia tak mendengar. Tak apa, sudah biasa. Mungkin Kak Viesa tidak mendengar. Ya- tidak mendengar.

Archi, Rea dan Viesa akhirnya sampai di tempat penginapan vaba

Viesa
"Hm Kak Archi, aku duluan ya? Mau kasih tugas akhir nih. Mau PKL" ucapku sambil menunjukkan berkas yang kupegang

Archi
"Udah PKL aja. Semangat yo Viesa, setelah ini lulus" ujarku sambil tersenyum dan melambaikan tangan saat Viesa berlalu

Rea
"Ee kak? Sudah sampai ya? Hm aku masuk ya kak" ucapku setelah Kak Viesa berlalu. Ntah aku tak paham mereka tadi mengobrol apa, dan tak ingin tau juga

Archi
"Eh tunggu bentar" ucapku menhana tangan Rea "Aku mau ngomong" aku sedikit berdehem sejenak, ntah- grogi tiba tiba mengelilingiku "Jadi gini, nanti kan ada OC. Tau kan? Hm dan biasanya OC itu harus bawa pasangan. Ga harus sih, tapi afdolnya begitu" Aku berhenti sejenak, dan menatap manik mata Rea "mau ke OC sama aku gak?" Sedetik setelah itu, rasa grogi itu bertambah banyak. Aku pun menusap tengkuk untuk mengurangi rasa grogi itu

Rea
"Eh" ucapanku tertahan saat melihat Kak Archi mulai berbicara. Ntah kenapa sekarang aku seperti berada di dalam ruangan ber es. Tubuhku tiba tiba dingin, grogi? Aku tak tau "YAA" Teriakku spontan. 'Astaga Rea' batinku merutuki apa yg ku katakan tadi. Oke, memang menyenangkan. Diajak oleh alumnus, ke sebuah acara megah dan... dancing. Oh Tuhan, otakku mulai tak bekerja seperti semestinya "maksud saya iya kak. Hehe" kekehku diakhir

Archi
Aku sedikit tertawa geli melihat reaksi Rea. Imut sekali. Aku pun mengacak rambutnya gemas "oke. Nanti aku jemput. Dandan yang cantik" kekehku lalu berjalan kembali pulang.

Waktumu pun berlalu, saat OC tiba.. banyak vampire baru, vampire lama, bahkan guru pun nebgahadiri acara besar yg rutin diadakan itu

Archi
"Sudah. Tampan kan?" Ucapku melihat diri sendiri di pantulan cermin. Aku bersegera menuju penginapan sementara para vaba. Setelah mengetuk pintu, aku sedikit merapikan baju yg aku pakai

Rea
Knock knock
Aku sedikit terlonjak saat ada suara ketukan pintu. 'Oke Rea tenang' gumamku pada diri sendiri lalu segera membuka pintu "Halo kak. Sudah siap. Ayok" ucapku sambil berjalan mendahului Kak Archi

Archi
"Hey pelan pelan. Yuk" ucapku menahan sambil menggandeng tanga n Rea.

Rea dan Archi pun langsung menuju Great Hall, tempat diadakannya OC. Rupanya acara sudah mulai. Rangkaian acara terus berkalan. Hingga akhirnya, Dancing time tiba

Archi
"Mau dansa? Dansa untuk seorang murid baru itu spesial lho" tawarlu sambil mengulurkan tangan

Rea
Aku sedikit tersipu ketika Kak Archi mengulurkan tangannya "Hm.. susah nolak kalau sudah ditawarkan kak. Hehe" ucapku grogi sambil menyambut tangannya.

Archi dan Rea pun berjalan keatas lantai dansa. Melenggak lenggok layaknya pasangan lainnya

Hastea
"Ehh eh. Viesa, liat deh Kak archi. Dia sama siapa sih? Kok ga pernah tau" ucapku sambil menunjuk Kak archi yang sedang.. berdansa?

Viesa
"oh, itu, Rea, vaba. Kalau kamu gak pernah lihat mestinya kamu tahu dong kalau dia vaba", jawabku ketus, sambil minum minuman yang tersedia, kemudian menaruh gelas itu dengan keras. Masih kuperhatikan Rea dan Archi itu, mesra sekali, tampaknya mereka akan jadian.

Hastea
'lah, tumben', pikirku ketika melihat kak Archi yang berdansa. "Bukannya dia gak pernah dansa ya? Kok bisa dah dia dansa, sama vaba pula. . .", sahutku sambil mengelus dagu.

Viesa
'Lah, emang gue pikirin, peduli amat urusan orang lain, tapi ya bener juga sih kata Hastea.', "Kak Viesa!", 'buset siapa, suara kenceng bener', lalu ku menoleh ke arah sumber suara, 'kaya pernah lihat, tapi siapa dah'

Charles
Daritadi sebenarnya aku menunggu seseorang yang belum kunjung datang, tapi karena kulihat kak Viesa sama kak Hastea yang sepertinya akan lulus sebentar lagi, lebih baik kudeketin aja. "Kak Viesa! Eh kak Hastea juga ada, apa kabar kak?", kemudian aku nimbrung bareng kedua kakak ini.

Peach
'Sebenarnya, buat apa coba aku datang kesini?' Saat sadar, tiba-tiba aku udah ada di ruangan dansa. Memang, aku memiliki kesadaran mendadak yang mengganggu. Kuamati sekitar, dan kulihat Kak Archi sedang berdansa dengan seorang vaba, 'tumben', lalu kulihat juga kak Hastea dan kak Viesa yang sedang ngobrol, serta satu orang yang sangat familiar karena sering masuk kelas bareng, 'Charles'.

Narator
Akhirnya keenam murid itu berada dalam satu ruangan. Namun, ketegangan terjadi, dan situasi semakin memanas.

Viesa
'Duh, Charles lagi', gumamku. "Ada apa ya?" tanyaku pada Charles yang sedari dulu selalu mengikutiku dengan nada agak ketus.

Peach
'buset, nadanya kok kayaknya sombong banget dah', pikirku. "Kak, bicaranya bisa gak agak santai dikit gitu, kan. . .", belum selesai aku bicara, tiba-tiba cipratan air kena mukaku.

Charles
'Agresif amat ya nih kak Viesa, apa salahku sih?', sambil menerima air segelas yang dicipratkan ke aku. "Kak, sini deh bentar", aku-pun menarik kak Viesa untuk keluar dari ruangan.

Hastea
"Eh-eh, Viesa?", kemudian aku melihat sekeliling, entah kenapa semua tatapan menghadap ke mereka, seolah mereka adalah tokoh utama dari opening ceremony ini. "kak, lu tau sesuatu gak", tanyaku kepada. . . 'bentar, sejak kapan Kak Archi ada di sampingku?'

Archi
'Aish, seharusnya sedaritadi aku bisa melerai mereka. Kalau begini kan ribet', pikirku. "Aku tahu beberapa hal sih, tapi intinya Viesa emang gak suka Charles, karena masalah praktik mengajarnya. Ya, bukan salah Charlesnya juga sih. . .", jawabku seadanya sambil tetap berdansa dengan Rea.

Rea
"Buset, kak, masih bisa dansa di keadaan begini?", tanyaku heran pada kak Archi. Sepertinya tidak terdengar. "Iya, bisa," 'gila nih si kak Archi'.

Charles
Entah apa yang telah kulakukan, tapi, sepertinya aku harus mengajak kak Viesa untuk menepi. Kemudian kutarik tangan kak Viesa ke pinggir, untuk berbicara dengannya secara pribadi.

Viesa
Setelah emosi sekilas yang kutumpahkan itu, aku heran apa yang ada pada otak anak ini. "Charles, kau sehat?"

Charles
"Kak, aku mau nanya dulu, aku ada salah ya?", sambil melihat sekeliling, tiba-tiba Peach nongol dan menatap aku dan kak Viesa.

Peach
Sebenarnya sih aku udah ada disini daritadi, memperhatikan keduanya. Tapi dengan keahlianku, aku membuat kejadian itu seperti keadaan bahwa aku hanya lewat saja. Meskipun sempat menatap keduanya dengan heran sih, tapi ya gitulah. Sambil berjalan ke arah yang menjauh dari Charles dan kak Viesa, aku sebenarnya sudah tahu beberapa fakta yang penting. Sambil memperhatikan keduanya, aku-pun mencoba memilah apa yang ada dalam kepalaku dan menuliskannya di selembar kertas.

Narator
Kemudian, Peach mencoba mengumpulkan fakta-fakta, berhubung dia memang sangat suka mencari tahu tentang apapun di SVA ini. Tulisannya sendiri berupa catatan. Catatannya itu dituliskan:
1. Kak Viesa suka sama kak Archi
2. Kak Viesa trauma sama Charles
3. Archi mengajak vaba, yaitu Rea untuk berdansa
4. Kak Hastea dan kak Viesa merupakan sahabat
5. Kesimpulan: Kak Viesa benci Rea
Pikiran Peach-pun bergerak cepat, mana yang lebih menguntungkan saat ini, berpihak pada Rea yang masih polos ataukah berpihak pada kak Viesa yang sedari dulu telah memendam rasa.

Peach
'Lebih muda memang kalau aku mengikuti kak Viesa dan kemudian membuat Rea tertekan', pikirku. Maka aku-pun membiarkan Charles untuk menjelaskan ke kak Viesa, dan membiarkan kak Archi berdansa dengan Rea, sambil memperhatikan kak Hastea yang diam-diam mengikuti Charles dari kejauhan.

Viesa
'Charles, mau ngapain sih sebenarnya', pikirku cepat, kemudian dengan cepat menepis tangan Charles, dan kemudian berbalik dan berlari ke arah ruangan dansa, karena takut bahwa kak Archi akan lebih mesra dengan sang vaba itu. 'Nah, masih dansa, saatnya kuserang', pikirku dengan mempertimbangkan beberapa hal, dan menunggu waktu yang tepat.

Rea
'Kak Archi, pintar berdansa juga ternyata, aku terkagum padanya', pikirku sekilas ketika menikmati dansa dengan kak Archi, satu-dua-tiga-empat, satu-dua-tiga-empat, langkah demi langkah yang tidak akan pernah kulupakan dalam hidup ini. "REA!", tiba-tiba suara menggelegar yang memanggil namaku itu terdengar, cukup keras sampai aku terkejut, dan menoleh ke sumber suara.

Archi
"REA!", suara cukup familiar ini, tampaknya sering aku mendengarnya, lalu ku menoleh ke sumber suara, rupanya Viesa. Orang yang sedari dulu terus-menerus mengikutiku, ini bakalan menjadi suatu bencana.

Viesa
Tanpa mempedulikan dansa yang telah mereka lakukan, emosiku menguasaiku, maka aku langsung mengambil segelas air, dan menyirami muka Rea. "Kamu, berani-beraninya dansa dengan kak Archi," belum selesai aku berbicara, suara lain terdengar, "Padahal kak Archi belum pernah dansa dengan siapapun, kamu ini sebenarnya siapa?", rupanya Hastea.

Charles
'Oh, rupanya kak Viesa suka kak Archi, ini bisa jadi kesempatanku untuk membuat kak Archi pergi', pikirku. Agak kejam, memang, tapi demi kak Viesa, aku harus bisa memanfaatkan segala momentum yang ada. "Kak Archi juga, bukannya dari dulu merupakan seseorang yang sama sekali tidak pernah datang Opening Ceremony untuk berdansa?", jangan mempertanyakan aku tahu darimana.

Archi
Otakku berpikir dengan keras, memproses segala hal yang terjadi, dan kemudian sadar bahwa Rea terkena masalah. Kemudian aku terdiam, karena memang apa yang dikatakan mereka benar, dan pikiranku buntu. Aku hanya bisa berdiri dan memperhatikan situasi.

Peach
'Oke, sekarang giliranku', pikirku sambil memperhatikan situasi, untuk membuat penutup yang luar biasa, maka inilah saatku. "Kak Archi, aku tahu bahwa kakak terus menghindari kak Viesa, karena kak Viesa selalu mengikuti kakak kemana-mana, kakak merasa terganggu. Dan kakak seolah-olah terus menghindari kak Viesa, bukan hanya itu, bahkan kakak tidak pernah berkomunikasi dengan kami, para murid yang sempat dekat dengan kakak."

Rea
"Astaga. . .", aku hanya bisa terdiam, setelah mendengar penjelasan panjang lebar yang disampaikan. Aku-pun langsung berlari ke arah kamar sementara yang kutinggali, tanpa mempedulikan apa yang terjadi kemudian. Di pikiranku, hanya terdapat satu hal, bahwa aku tidak mau masuk sekolah ini, begitu kejam murid-muridnya.

Archi
Aku berdiam cukup lama dan memproses semuanya. "DIAM KALIAN," sahutku agak keras. Dan seketika semua pandangan mengarah ke aku. Aku-pun marah, mengucapkan sumpah serapah yang entah darimana asalnya. Melihat bahwa Rea sudah menghilang, maka saat itu pulalah aku beranjak dari tempatku berada, dan pulang. Seketika itu, aku merasa bahwa aku tidak akan pernah sekalipun menginjakkan kakiku pada sekolah ini.

Charles
'Bagus, kak Archi sudah pergi, sekarang tinggal menenangkan kak Viesa, dan kemudian memanfaatkannya untuk menjadikannya milikku.', begitulah pikirku, sambil menarik kak Viesa ke suatu tempat, dan menenangkan kak Viesa. "Sudahlah kak, apa yang bagus dari kak Archi sih? Tampang? Tampang bukan segalanya. Sifatnya pun begitu, penyendiri, seolah dirinya merupakan seorang pahlawan.", ucapku. "Sebenarnya, kak. Aku daridulu ingin supaya kakak tahu, bahwa kak Archi seperti itu", omong kosong macam apa yang kuungkapkan. "Tapi kak, aku telah mempersiapkan sesuatu untuk kakak, lihatlah ke belakang.", dor.

Viesa
'Astaga, Charles, masih bisa aja dia', pikirku yang masih emosi, dan Charles mencoba menenangkanku. Mungkin aku memang harus mencoba mempercayakan hatiku pada orang ini. Maka aku-pun lihat ke belakang, dan DOR! Terlihatlah kembang api bertuliskan "VIESA, WOULD YOU BE MINE?". Akupun meneteskan sedikit air mata, dan menoleh ke Archi. Maka aku-pun memeluk Archi, dan sekilas kebahagiaan ada padaku.

Peach
'Charles, luar biasa sekali dia, memanfaatkan situasi.', pikirku, sambil melihat mereka, dan kemudian melihat sekeliling. Rupanya kak Hastea juga memperhatikan mereka.

Hastea
'Charles, romantis sekali dia, aduhai~', astaga, aku begitu tergila-gila dengan cara Charles menyatakan perasaan, bila aku yang menjadi Viesa-pun, aku akan menimbulkan reaksi yang sama.

Narator
Write a note in this area. It's really easy to share with others. Click here ...
     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.