NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

Episode 2


Cast :
- Kim Jehan : Song Taehyun
- Kim Jieun : Moon Jihyun
- Marvin Lee : Zhang Renshu
- Seo Shin Ae : Han Seunghee



⋆⋆⋆



2027.



Scene 1:

Jieun : Memasuki laboratorium di mana Jehan sedang sibuk bekerja.

Jehan : Ekspresi seriusnya berubah ketika Jieun datang. Dia segera menanyakan beberapa hal pada Jieun, apakah adiknya merasakan perubahan tertentu atau merasa ada yang tidak beres.

Jieun : Merespons bahwa semuanya baik-baik saja. Dia sendiri kemudian membaca jurnal penelitian Jehan dan menyadari ada hal yang belum sempurna dalam penelitian tersebut.

Shin Ae : Memasuki laboratorium membawa beberapa dokumen kemudian berceletuk bahwa Jehan perlu istirahat.

Jehan : Menjawab sekenanya bahwa orang-orang hebat tidak tidur sebelum penemuan mereka selesai.

Jieun : Tidak ingin mendengar keributan seperti yang biasa dilakukan oleh Shin Ae yang cukup bawel, dia memilih untuk meninggalkan keduanya.Sebagai sesama peneliti, dia tahu ada kejanggalan dalam dirinya. Penemuan Jehan.




Scene 2:

Jieun : Saat itu di lab hanya ada Marvin, Jieun enggan masuk dan memutuskan untuk berjalan ke lantai atas.

Marvin : Menyadari kehadiran Jieun dia mengikuti gadis tersebut. Sekaligus kabur dari pekerjaan yang membosankan.

.
.
@cna_jihyun

Tiap hari disibukkan dengan berkas-berkas penelitian lantas membuat Marvin terkurung di dalam sangkar, melewati masa-masa mudanya di dalam ruang pengap tanpa kebebasan yang di elu-elukan banyak kawula seusianya.

Tetapi sebetulnya, ia tak mempermasalahkanㅡterlebih saat matahari di kehidupannya menjadi kawan. Hanya Marvin, orang bodoh yang menukar kebebasan mudanya dengan mengejar gadis favoritnya.

Si pemuda sibuk membaca jurnal berisikan perkembangan penelitiannya bersama anggota tim lain, namun hal tersebut langsung terdistraksi kala menyadari seseorang hendak masuk ke ruanganㅡtapi dia malah tak jadi masuk.

Senyum Marvin mengembang, dia lantas melupakan tumpukan jurnalnya itu dan memilih bangkit dari kursi untuk pergi mengejar orang itu.

Orang itu si mataharinya selama belasan tahun ini, dia … si Kim Jieun.

[@cna_jihyun]
.
.

Jieun : Duduk di lantai 2 tempat beberapa hasil penemuan Jehan disimpan.

Marvin : Berusaha tidak menimbulkan banyak suara seperti penguntit.

.
.
@cna_jihyun

Tap.
Tap.
Tap.

Langkahnya penuh kehati-hatian saat dia berhasil keluar dari laboratorium, berusaha menjadi penguntit profesional yang sering ia saksikan dalam banyak sinema.

Dia juga turut mempertahankan ekspresi wajahnya, enggan cekikikkan yang berakibat dirinya tertangkap basah.

Marvin tak tahu apa motif di balik mengendap-endapnya, padahal ketahuan Jieun pun harusnya bukan masalah besar.

[@cna_jihyun]
.
.

Jieun : Mendengar suara langkah, akhirnya membuka obrolan. Mengatakan bahwa Jehan seharusnya sedikit menyisihkan waktu untuk dirinya sendiri.

Marvin : Sudah tertangkap basah akhirnya muncul dari persembunyian untuk menjawab celoteh Jieun.

.
.
@cna_jihyun

Si pemuda Lee itu hanya menyengir canggung kala dia merasa /sepertinya/ sudah tertangkap basah.

Lantas langkahnya berubah menjadi normal, pun dia menghampiri si gadis yang tengah berceloteh membuka bahan obrolan.

"Yah kau tahu …," dia sedikit menggantungkan ucapannya, "Katanya orang yang gila bekerja lebih memilih mati daripada menganggur." Marvin menggedikkan bahu usai menanggapi.

'Tetapi, setidaknya ia masih memikirkan orang lain. Dirimu, contoh nyatanya.' ㅡyang barusan isi kepala Marvin yang enggan di sampaikan.

[@cna_jihyun]
.
.

Jieun : Berdiri kemudian meraih sebuah rancangan humaroid lain di hadapannya dan menggerak-gerakkan tangan robot tersebut. Menanyakan pada Marvin kenapa dia bergabung dengan tim Jehan.

Marvin : Sedikit berbohong bahwa dia adalah teman lama Jehan dan ingin menolongnya. Padahal sebenarnya Marvin bergabung karena saat kecil dia pernah bertemu Jieun dan menyukainya. (HAHAHAHA NGETIKNYA GELY)

.
.
@cna_jihyun

Pandangan si pemuda tak lepas sedikit pun dari si gadis, memandangi Jieun adalah salah satu aktivitas favoritnyaㅡmeski sering kali harus ia tahan karena takut objeknya akan sadar. Mau di taruh di mana wajah Marvin kalau Jieun tahu?

"Bagaimana aku bisa bergabung dengan tim ini?" ulang Marvin, lalu bergumam sejenak. "Terjadi begitu saja. Kami teman lama lalu Jehan datang meminta pertolongan, tentu teman harus saling membantu 'kan?"

Si pemuda tersenyum tipis, menutupi kegugupannya sehabis mengarang cerita. Marvin sendiri sudah tak dapat menghitung berapa banyak cerita yang ia karang hanya untuk mengobrol dengan Jieun.

Memang ia kenal Jehan sebelum bergabung dengan tim, tapi alasannya bergabung bukanlah itu.

Alasan Marvin adalah Jieun, adiknya Jehan, orang yang tengah berhadapan dengannya ini, gadis yang ia temui sewaktu kecil yang dengan magisnya membuat perut Marvin melilit; merasa banyak kupu-kupu tengah berterbangan di perutnya tiap kali ia mengingat Jieunㅡdan sampai sekarang pun, perasaan itu masihlah sama.

[@cna_jihyun]
.
.

Jieun : Tertawa dan berkomentar agar Marvin seharusnya tidak jatuh dalam lubang yang sama seperti Jehan. Kemudian iseng menggoda Marvin bahwa dia bergabung karena ada dirinya di sana.

Marvin : Hanya membalas sekenanya meski sebenarnya dia senang bisa berbicara dengan Jieun.

.
.
@cna_jihyun

Kaget. Segera Marvin menutupi perilaku 'salah tingkah'nya saat mendengar ucapan Jieun itu dengan memasang ekspresi heran yang di susul tawa.

"Tidak kok," sanggah si pemuda.

"Kau jangan terlalu sering bermain dengan Shin Ae, hormon kepercayaan dirimu jadi menggila kan." tutur Marvin dengan kekehan ringan di sertai gelengan kepala.



< END SCENE 2. >





Scene 3:

Shin Ae : Mengomeli Jehan yang sudah berhari-hari tidak tidur.

Jehan : Langsung memanggil Shin Ae dan berkata dengan serius bahwa Jieun tidak akan bisa bertahan lebih lama.

Shin Ae : Terdiam mendengar jawaban tersebut. Sedikit perasaannya mencelos karena Jehan hanya terus memikirkan adiknya. Dia ingin Jehan sedikit memikirkan dirinya sendiri.

Jehan : Menjelaskan bahwa masa hidup Jieun sudah tidak bisa diperpanjang lagi karena chip yang menyimpan kesadaran digital Jieun akan rusak jika terus dipakai dan ditambah melebihi kapasitas.

Jieun : Diam-diam mendengar obrolan tersebut dari balik pintu.

Marvin : Muncul di belakang Jieun dan menyapa gadist tersebut.

.
.
@cna_jihyun

Melangkah santai menyusuri lorong laboratorium, jemarinya sibuk bermain dengan pulpenㅡjari-jari Marvin terkadang memang tak bisa diam.

Hingga kegiatan itu berakhir kala melihat sosok Jieun di depan ruang kerja Jehan, senyumnya mengembangㅡamat lebar.

Langkah Marvin melebar dan juga menjadi lebih cepat untuk menghampiri Jieun. Marvin memang selalu menjadi lebih bersemangat saat Jieun di depannya, Jieun itu … sudah bagai sumber tenaga Marvin.

"Hey Jieun!" sapa Marvin, "Lihat apa?" tanya Marvin, kepalanya muncul dari sisi kiri bahu Jieunㅡikut penasaran dengan apa yang di intip Jieun.

[@cna_jihyun]
.
.

Jieun : Mengisyaratkan agar Marvin diam dan kembali menguping.

Jehan : Mengatakan bahwa ingatan Jieun harus segera dihapus agar bisa tetap mempertahankan hidupnya.

Shin Ae : Mulai menolak karena itu sama seperti membiarkan Jieun memulai lagi seolah dia tidak pernah mengalami kehidupan.

Jehan : Tetap bersikeras ingin mempertahankan adiknya.

Jieun : Menarik Marvin pergi dari tempat tersebut karena tidak ingin mendengar lebih jauh.




Scene 4 :

Jieun : Meminta pendapat Marvin tentang rencana Jehan.

Marvin : Ragu, namun dia mengatakan bahwa ingin Jieun tetap hidup.

.
.
@cna_jihyun

Selepas dia di tarik oleh Jieun, Marvin hanya menurut untuk ikut pergi tanpa berkata-kata.

Marvin diam, fokusnya pecah: kini mulai memikirkan hal-hal yang tidak ia inginkan. Pemuda itu memang sudah tahu 'masa' Jieun akan habis cepat atau lambat, tapi ia tak tahu kalau masa itu akan datang secepat ini. Marvin itu cukup serakah mengenai Jieunㅡdia tak kenal kata 'cukup' jika itu menyangkut kebersamaannya dengan Jieun.

Untungnya dia masih cukup tanggap saat mendengar Jieun memanggilnya, jelas ia menoleh, "Menurutku?" Marvin kaget mendengarnya.

"Aku … ingin kau tetap hidup." jawab si pemuda seraya membuang muka.

[@cna_jihyun]
.
.

Jieun : Menjelaskan bahwa dia tidak membenci kehidupan tambahan yang diusahakan oleh Jehan. Tapi dia tidak ingin kehilangan kenangan berharga selama bersama Marvin dan lainnya.

***

Jehan : Semalaman memikirkan tentang apa yang harus dilakukan, akhirnya hari itu dia membicarakan perihal rencananya pada Jieun.

Jieun : Mengatakan bahwa dia sudah tahu tentang rencana Jehan.

Jehan : Berpikir kalau akan lebih mudah karena tidak perlu menjelaskan terlalu banyak. Berkata bahwa itu semua untuk kebaikan.

Jieun : Menolak usulan dari Jehan karena tidak ingin kehilangan kenangan yang sudah tersimpan selama ini.

Jehan : Berusaha persuasi pada Jieun agar mau mendengarkannya.

Jieun : Kembali menolak dengan tegas dan meninggalkan ruangan.




Scene 5:

Shin Ae : Merasa bersimpati pada Jehan. Dia mendekati Jehan yang tampak murung.

Jehan : Ternyata menangis karena merasa dia gagal melakukan hal yang seharusnya dia selesaikan sebaik mungkin.

Shin Ae : Berusaha menenangkan Jehan. Mengatakan bahwa dia sudah bekerja lebih baik dari siapa pun, akan tetapi keputusan akhir tetap ada pada Jieun yang memiliki kehidupan.

***

Jieun : Seperti biasa duduk memandangi benda-benda penemuan Jehan.

Marvin : Datang dengan langkah yang tidak bersemangat.

.
.
@cna_jihyun

Tahu kan kalau Jieun adalah sumber tenaganya Marvin? Tahu Jieun akan 'redup', tentu juga meredupkan semangat Marvin.

Tapi percayalah, keputusan Jieun tak lantas serta merta membuat Marvin menghindari si gadis. Dia tahu kalau dia bertingkah gegabah, yang ada dirinya lah yang terluka.

Tahu akan kehilangan Jieun lagi saja membuat hatinya terluka, bagaimana bisa ia menjauhi gadis itu? Marvin pada akhirnya tetap mencoba bersikap biasa saja.

Kali ini dia kembali mendatangi ruangan tempatnya biasa mengobrol bersama Jieun, Marvin tiba-tiba jadi sering kemari tanpa alasan pasti.

Dan pada kedatangannya kali ini dia di pertemukan dengan Jieun yang betah sekali memandangi penemuan-penemuan Jehan. Namun, kehadiran Jieun tak lantas membuat dirinya semangat seperti biasa.

[@cna_jihyun]
.
.

Jieun : Mengatakan pada Marvin bahwa dia bangga dan sangat menyayangi semua orang di sekitarnya yang sudah bekerja keras untuknya.

Marvin : Kembali menanyakan apakah Jieun yakin dengan keputusannya.

.
.
@cna_jihyun

Sifat egois dan perasaan tak rela menguasai si pemuda, kata-kata menyentuh dari Jieun tak dapat menerobos hati Marvin. Dia masih tak rela, masih tak ingin Jieun pergi.

Marvin hanya membuang wajah saat Jieun mengatakan semuanya. Dia terus mendengarkan tanpa memberikan respon berarti, berbanding terbalik dengan hatinya yang hendak mengatakan banyak hal. Akhirnya dia bersuara selepas Jieun menyelesaikan kata-katanya.

"Kau yakin dengan keputusanmu, Jieun-ah?" terdengar nada tak rela dari sana. Tetapi mungkin akan Jieun anggap biasa saja karena yang lainnya juga sama tak rela seperti dirinya.

[@cna_jihyun]
.
.

Jieun : Mengangguk pasti dan berpesan agar nantinya Marvin akan menyimpan chip yang menyimpan ingatannya.



Scene 6 :

Jehan : Memasangkan beberapa peralatan pada tubuh Jieun untuk menonaktifkan tubuh human android tersebut.

Jieun : Berpesan pada Jehan agar tidak perlu bersedih. Kemudian berterimakasih pada kakaknya.

Jehan : Berusaha menahan emosinya dan menyalakan seluruh peralatan untuk kemudian menonaktifkan tubuh Jieun.

Shin Ae : Menggenggam lengan Jehan karena Jehan tampak tidak kuasa lagi menopang tubuhnya sembari melihat proses untuk menonaktifkan robot Jieun.

Marvin : Menjelaskan keheninggan yang terjadi setelah proses tersebut selesai. Jelasin Marvin sedih juga boleh. ( Huhuhu aq mati. T_T )



Hening melanda seisi ruangan kala tubuh android milik Jieun benar-benar matiㅡberhenti beroperasi.

Dia menatap nanar 'jasad' itu, meski tahu Jieun akan berakhir di nonaktifkan, secuil keengganan tetap hinggap di dalam relung batin. Anggap Marvin egois, tapi dia masih menaruh harap Jieun kembali dan mendengarkan sejuta alasan yang akan Marvin berikan mengenai mengapa Jieun harus tinggal.

Asal Jieun tahu,

Meski Jieun kehilangan memori pun, Marvin akan tetap berada di sampingnya.

Meski Jieun melupakan segalanya, Marvin akan menciptakan memori baru lagi bersama Jieun.

Meski Jieun berubah, setidaknya, perasaannya akan tetap sama untuk Jieun.

Marvin melirik Jehan, beribu-ribu kali lebih hancur darinya. Juga Shin Ae, yang begitu pedih melihat Jehan berada pada titik terendahnya.

Dia menundukㅡSi pengecut bodoh ini menyesali beberapa kata yang ia tahan di pertemuan terakhirnya bersama Jieun. Takdir berkata lain, sampai akhir pun Marvin tak bisa mengatakan isi hatinya pada Jieun.

< End Episode 2. >
     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.