Notes

ㅤ ㅤWaktu telah menunjukkan pukul 12 tepat, namun tak satu pribadi familiar pun mampu ditangkap oleh ekor netra. Buktinya seluruh kursi masih tersusun rapi pada meja berbentuk huruf U yang menghadap sebuah layar polos dalam bilik yang biasa memfasilitasi pertemuan-pertemuan bisnis. Pada titik terendah meja yang didesain atas permohonan khusus tersebut merupakan pimpinan dari pertemuan yangㅡmenurutnyaㅡsudah harus dimulai.

ㅤ ㅤAdalah Choi Sora; puan yang sudah cukup lama menjabat sebagai pejabat eksekutif tertinggi dari salah satu perusahaan yang bergerak di bidang usaha akomodasi penyedia pelayanan jasa penginapan dan fasilitas lainnya bagi turis domestik maupun internasional, pula salah satu pemegang saham utama di Alpha Groupㅡkonglomerasi yang dikelola oleh keluarga besarnya. Tidak dipungkiri lagi merupakan pribadi yang sangat tegas perihal jadwal. Aneh baginya menemukan ruang pertemuan kosong melompong sekurang-kurangnya 15 menit sebelum pertemuan dimulai.

Alih-alih menunjukkan bahwasanya ia tidak menerima perlakuan memalukan seperti ituㅡalias terlambatㅡsirahnya menggeser pandangan, kini menatap tajam sekretaris yang sudah sedari tadi diam-diam meneguk ludah. Dengan kaki disilangkan dan lengan dilipat di hadap dada, sang puan membuka mulut 'tuk membiarkan pertanyaan yang sudah semenjak beberapa sekon silam menggelayut di ujung lidah membubung ke udara. Lagi-lagi sekretarisnya meneguk ludah dengan bersusah payah, lantas menjawab dengan nada bergetarㅡbilamana ditilik secara sangat seksamaㅡsesuai pertanyaan. Barangkali juga meninggalkan harap-harap cemas pada penghujung kalimat, dimana titik dibubuhkan dengan penuh hati-hati, akan diamuk setelah ini. Sora, pada sisi lain, hanya menghela napas panjang kemudian meraih batang hidung dan memijatnya pelan kala mengetahui kebenaran dari segala asumsi yang bermunculan dalam kepala. Sembari itu sempat pula sang puan menceramahi barang satu-dua masalah perihal fokus sekretarisnya akhir-akhir ini agar kejadian serupa tidak terulang kembali di masa yang akan datang.