Notes

[ @WM_Yuta93 ]

"Arang?"

Kening Sungwoo berkerut heran, tetapi dengan segera ia menganggukkan kepala untuk menyetujui permintaan Sejong. "Oke, akan aku periksa," jawab sang pemuda, lantas berbalik lah badannya menghadap bufet rendah yang berada di bawah televisi untuk mengambil lampu senter.

Setelah alat bantu penerang berada dalam genggaman tangan, Sunwoo menoleh ke arah gadis berambut pendek yang tadi menjadi lawan bicaranya. "Saeran, ayo." Ajakan tersebut diiringi sedikit hentakan kepala, sebagai penanda bahwa kedua insan –Sunwoo dan Saeran– harus segera bergegas keluar untuk memeriksa arang.

"Heee ... aku?! Tidak mau!" Dwinetra Saeran mendelik, tangan sang puan pun menyilang –membentuk huruf X– yakni tanda bahwa dia menolak.

Mendapati keterkejutan Saeran, Sunwoo kembali memposisikan diri tepat di hadapan gadis itu. "Tidak boleh menolak," tuturnya dengan gelengan kepala, diiringi pergerakan lengan yang kini mengalungi pundak Saeran, "anggap saja ini hukuman atas nilai merahmu." Dwinetra penyandang marga Gyeong itu dipenuhi pancaran kejahilan, begitupun dengan senyuman yang terukir di paras.

Sebelum mendapatkan aksi berontak dari Saeran, Sunwoo lantas melangkahkan kaki dan mulai berjalan dan sekaligus menuntun Saeran untuk mengikutinya. Satu per satu anak tangga dituruni, sehingga kini langkah muda-mudi itu tengah menuju gudang di bagian luar bangunan tempat tinggal mereka.

[ @WM__Kyungri99 ]