Notes

Terkadang, tidak semua barang bisa kau dapatkan kembali. Ponsel yang hilang bisa saja kembali, apalagi orang yang hilang dan hewan yang hilang. Nyawa saja juga bisa kembali, kok.

Namun, percayalah: ada satu hal penting yang tidak akan bisa kembali-- dan aku sangat menginginkannya untuk kembali.

Pemikiran ini membuatku kembali kepada sebuah pesta yang harus dihadiri oleh para mantan peserta acara reality show , yang sempat menghebohkan sejagad Korea Selatan dan tak terkecuali, dunia.

Iya aku melongkapi Asia, maafkan oke?

Pada hari itu, aku juga mendapat undangannya. Hal yang kusadari adalah, mereka hanya mengundang orang-orang rangking 20 sampai 1. Aneh, bukannya pesertanya ada 101? Kalau memang ini pesta untuk mantan peserta, bukannya seharusnya dihadiri oleh semua peserta?

Aku tidak tahu. Sepertinya PD-nim benar-benar hanya memikirkan top 20, bahkan Yongguk dan Hyunbin saja nasibnya sangat miris karena perubahan aturan dari 22 menjadi 20.

Menggunakan baju yang cukup rapih, aku langsung bergegas menuju pesta yang ada. Pestanya diadakan di sebuah hotel cukup dekat dengan tempat pelatihan kita dulu, jadi aku sangat ingat jalan kesana.

"Minhyun!"
Aku menatap kebelakang, melihat sosok yang kukenal. Ah, 6 tahun bersama dengan anak ini bagaimana mungkin aku tidak kenal?
"Hai, Dongho" ujarku dengan nada sesopan mungkin. "Apa kau menghadiri acara itu juga?"
Dongho mengangguk. Ia terlihat lebih rapih dari biasanya-- mungkin ini adalah efek tidak bersamaku dan lebih lama dengan Minki sang fashionista.
"Kau terlihat lebih rapih."
"Begitukah?" tanya Dongho sambil menatap outer jacket dan kemeja yang ia pakai. "Terima kasih, Hyunnie"
Kalau Dongho tidak langsung lari dan menghampiri Jonghyun, aku bisa saja sudah menghajar dirinya tadi.

Sesampainya ditempat pesta, aku benar-benar menikmati waktu pesta itu: kita semua berkumpul, mengingat-ingat momen yang mengharukan, menyebalkan, menyedihkan, dan juga memorable dari segala rangkaian acara reality show itu. Memang, acara itu menimbulkan banyak citra buruk dan juga rumor bagi beberapa peserta, namun hal itu juga membuat kami semua menyatu sebagai teman-teman.

Ada satu hal yang baru aku sadari: Saat waktu menunjukkan pukul 11 malam, mereka semua yang dibawah umur langsung diantar ke kamar masing-masing. Aku menyadarinya saat melihat BaeJin, Guanlin dan Jihoon diantar oleh Jisung dan Jaehwan keluar dari tempat. Yang tersisa hanyalah kita semua yang diatas umur: Daniel, Dongho, aku, Jisung, Jaehwan, Woojin, Sungwoon, Minki, Jonghyun, Seongwoo, Sewoon, Youngmin...
Dan sesuatu menjadi makin aneh saat Jisung kembali membawakan banyak sekali botol-botol berwarna. Aku tidak tahu apa yang terjadi, namun Daniel dan Seongwoo langsung memberikanku dua gelas sekaligus dan aku harus meminumnya (sebenarnya tidak hanya aku, namun semuanya). Akhirnya, kami semua meminum cairan dari botol tersebut.
Kami terus minum, minum
dan minum, dan...
....
Entahlah. Hal yang kuingat adalah, samar-samar aku melihat Minki dan Jonghyun sudah berpelukan disofa, sementara Youngmin melakukan apa yang biasa orang sebut kabedon kepada Sewoon. Daniel sudah melepas bajunya dan membawa Seongwoo pergi entah kemana, dan aku sendiri.... Ah...
Yang kuingat hanyalah beberapa suara aneh seperti desahan, dan aku sendiri berada dalam dekapan Dongho, merasa aneh karena sepertinya aku berada dipangkuanya.
Dan....
Dan...
Dan yang aku tahu, semuanya menjadi blur seperti kamera yang tidak fokus. Semuanya kemudian menjadi gelap, dan sebuah sinar menyinari.

Hari sudah pagi. syukurlah.

Aku terbangun, menyadari bahwa aku sudah berada diatas lantai. Kemejaku terbuka total, dan celanaku entah kemana. Aku mencoba merapihkan rambutku, namun aku menyadari ada sebuah cairan aneh yang menganggu dirambutku. Cairan itu tidak hanya dirambutku, namun di bibir, dada, perut, bahkan selangkangan.

..........

Kemudian aku baru menyadari sesuatu. Aku benar, benar baru menyadarinya.
Aku telah kehilangan sesuatu yang tidak bisa aku dapatkan kembali.

Aku langsung lari menuju kamar mandi, membersihkan badanku. Dongho sendiri terbangun 30 menit setelah aku bangun, dan ia terheran melihat diriku yang sudah rapih.
"M-minhyun..." ujarnya "... Kemarin--"
Aku mendekatinya, langsung menarik kemeja biru yang ia kenakan. Tatapan amarah aku lontarkan kepadanya.

"Kembalikan keperawananku, sialan."