NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

Gian melompat ke depan menyerang Pelahap Maut pertama yang masuk ke dalam ruangan. “Petrificus totalus!” teriaknya sambil mengarahkan tongkatnya tepat pada musuh. “Kena!”

Kemudian Gian berteriak pada Rye, “Lindungi Luna!” Rye mengangguk tanda mengerti.

Rye menyiapkan Vine di tangan kanannya. Ia berjaga di depan Luna. “Kak Luna, tolong bacakan apa yang kau temukan.”

Luna menuruti kata Rye, “זה משהו שאתה צריך לזכור.”

“Protego!” Rye berseru, melontarkan mantra pelindung. “Err Kak…? Tak bisakah Kakak menggunakan Bahasa Inggris saja…?”

“Oh kau benar,” Luna baru menyadarinya. “Ini adalah sesuatu yang harus diingat. Ucapkan dengan seluruh perasaan dan pikiran kuat… Mantra ini akan berhasil sesuai dengan keinginan kuat sang pemantra…”

“Expelliarmus!” Rye berseru, melucuti tongkat sihir musuh.

Kak Gian dengan cekatan langsung mengambil kesempatan itu untuk menyerang, “Stupefy!”

“Lanjutkan Kak!” seru Gian sambil tetap berjaga.

Luna mengangguk, “Ini adalah mantra kuno yang akan bekerja jika kalian menggunakan Teleportkey khusus dengan beberapa benda dengan esensi dari kalian...” Luna berhenti sejenak. “Apakah ada benda seperti itu?”

Rye terkesiap, “Vas bunga! Kami telempar ke masa lalu karena aku memecahkan sebuah vas bunga!”

Luna masih membaca, “Mantra itu harus diucapkan saat suatu kejadian merubah keadaan menjadi sesuatu yang lebih baik. Aku tidak begitu mengerti bagian ini.”

‘Kematian Sang Pangeran Kegelapan,’ gumam Rye dalam hati.

Luna mengerti lalu melanjutkan, “Kalian berdua harus mengingat mantra ini. Ini cukup panjang, dan aku rasa kalian harus mengucapkannya dalam Bahasa Hebrew.”

Rye menelan ludah, “K-kami akan mencoba mengingatnya.”

“Baiklah,” Luna memulai. “הזמן הוא אינסופי. הזמן הוא בלתי מוגבל. קח את מהותנו בחזרה. להחזיר אותנו אל הזמן שאנחנו אמורים להיות. Time is infinite. Time is unlimited. Take our essence back. Bring us back to the time we are supposed to be.” Luna melanjutkan, “Mantra kuno yang harus kalian ucapkan setelah mengucapkan itu adalah Converto temporerum. Aku akan menuliskan untuk kalian. Tolong tahan sebentar.”

Luna mulai mencatata dengan cepat. Rye dan Gian berusaha menahan serangan beberapa Pelahap Maut yang masuk ke dalam Perpustakaan Dumbledore. Dari jendela mereka dapat melihat asap-asap berterbangan di udara tanda bahwa Pelahap Maut berhasil menembus pertahanan magis yang menyelubungi Hogwarts.

“Selesai!” Luna menarik lengan Rye keluar ruangan, diikuti Gian di belakang. Mereka bertiga berlari menuruni tangga menara menuju aula. Beberapa Pelahap Maut menghadang di sepanjang jalan. Luna dan Gian bertugas untuk menyerang, Rye melindungi mereka dengan beberapa mantra defensif yang sebelumnya sudah ia pelajari selama beberapa waktu.

Sesampainya di bawah mereka bertemu Neville dan Ginny yang sudah kembali dari Clock Tower Courtyard, serta Ron dan Hermione yang telah tiba dari Ruang Rahasia sejak tadi. Namun Ron tampak tidak baik-baik saja.

“Aku senang melihat kalian selamat,” Hermione menghambur memeluk Rye dan Luna. “Aku dan Ron sudah menghancurkan Piala Helga Hufflepuff.”

“Hermione,” panggil Luna. “Ada apa dengan Ron?”

Hermione terdiam sejenak, air mukanya tampak sedih. “Fred… Fred sudah tiada…”

Ketiga orang yang baru datang itu kaget setengah mati. Rye menyadari, walau mereka berdua datang dari masa depan, mereka tak dapat merubah takdir yang sudah terjadi. “Aku turut menyesal, Kak…” gumam Rye pelan.

Ron yang masih histeris berteriak ke arah Gian, “Kau…. Kau yang datang dari masa depan pasti sudah tahu bahwa ini akan terjadi kan? Mengapa tak kau hentikan ini semua?”

Gian yang geram berteriak pada Ron, “Ini bukan sesuatu yang dapat ku kendalikan, kau tahu?”

Rye menghampiri Kak Gian. Ia menepuk-nepuk pundaknya pelan. “Kak, tenanglah. Jangan lupa bernafas...”

Harry baru saja tiba setelah membantu Profesor McGonagall. Ia memeluk Ron erat. “Aku minta maaf Ron. Aku sungguh menyesal.”

Ron memeluk Harry kembali. “Sudahlah, Kawan. Mari kita lanjutkan perjuangan Fred. Kita harus mengalahkan Voldemort untuk Fred dan orang-orang yang sudah berjuang untuk ini semua.”

“Harry, sepertinya kau harus melihat pikiran Voldemort,” Hermione menyarankan.

“Itu tidak perlu Kak,” sahut Rye. “Voldemort ada di Shrieking Shack sekarang. Saat Profesor Snape tiba di sana, dia…” Rye menghela nafas berat. “Dia akan membunuh Profesor Snape yang berusaha menyelamatkanmu dengan mengelabuhi Voldemort, Kak Harry.”

Harry menyiratkan raut muka tak percaya. Mereka tidak mengerti bagaimana Profesor Snape sebenarnya. “Tidak apa, Kak Harry. Kau akan tahu saat kau tiba di sana.”

“Kalau begitu kami bertiga akan pergi ke sana,” ujar Ron. Trio itu langsung bergegas menuju Whomping Willow yang merupakan pintu masuk menuju Shrieking Shack.

Gian berbicara kepada semua yang berkumpul, “Aku harap kalian tidak kaget mendengarkan ini, tapi inilah yang akan terjadi nanti.”

***

Langit mendung tampak menyelimuti Kastil Hogwarts dan Hogsmeade. Fajar sudah tiba. Malam penuh ketegangan mereka semua lewati dengan penuh tumpah darah dan perjuangan. Pelahap Maut sudah menarik diri satu jam yang lalu atas perintah tuannya, memberikan seluruh warga Hogwarts untuk membersihkan pejuang Hogwarts yang gugur. Hampir setengah wilayah Hogwarts hancur berkeping-keping akibat ulah Pelahap Maut. Tak sedikit murid dan profesor yang terluka akibat perang dini hari.

Harry menghilang setelah melihat memori Profesor Snape. Ron dan Ginny masih berduka atas kematian saudaranya. Meskipun mereka sudah tahu apa yang akan terjadi namun tetap saja Hermione, Neville, Gian dan Rye mengkhawatirkan keselamatan Harry.

“Bagaimana kalau Harry benar-benar tidak selamat? Bagaimana kalau Harry…” Hermione yang biasanya sangat berani terlihat sangat terguncang. Luna berusaha menenangkannya.

“Kita berdoa saja agar Harry tetap selamat,” ujar Rye pelan.

Sesaat kemudian terdengar suara gemuruh langkah kaki yang semakin keras. Mereka keluar dari aula yang dijadikan tempat penampungan sementara. Tampak Rubeus Hagrid membawa sesuatu di atas kedua lengannya, berjalan di samping seseorang yang secara magis membesarkan suaranya.

“Harry Potter sudah mati. Dia terbunuh saat dia melarikan diri, mencoba menyelamatkan dirinya sendiri saat Anda berjuang untuknya. Kami membawa tubuhnya sebagai bukti bahwa pahlawan Anda telah hilang. Pertarungan dimenangkan oleh kami. Anda telah kehilangan setengah dari pejuang Anda. Pelahap Maut saya melebihi jumlah Anda. Tidak harus ada perang lagi. Siapa pun yang terus melawan, pria, wanita atau anak, akan dibunuh, juga setiap anggota keluarga mereka. Keluar dari kastil sekarang. Keluarga Anda akan hidup dan dimaafkan, dan Anda akan bergabung dengan saya di dunia baru yang akan kita bangun bersama.”

Pengumuman itu terdengar sangat jelas di telinga mereka semua yang masih hidup. Ron dan Hermione serta Profesor McGonagall berteriak histeris bahwa itu tidak benar.

Mereka semua melihat Hagrid meletakkan tubuh Harry Potter di antara kedua kubu. Rye memberi Neville tanda. Tanpa gentar Neville maju mendekati Harry.

“Oh, Neville-ku. Neville Longbottom-ku,” sapa Bellatrix Lestrange mengambil satu langkah ke depan. “Kemarilah sayangku. Mari kita semua membangun dunia bersama Tuanku. Jangan menjadi seperti orang tuamu.”

“Kau salah, Voldemort! Harry bukan orang yang akan melarikan diri. Kau, dan pasukanmu itu, telah membunuhnya, membunuh teman-teman kami demi sesuatu yang tak ada artinya.”

Kata-kata Neville jelas menyinggung perasaan Voldemort. Dengan disaksikan semua orang, Voldemort membuat Neville tak dapat bergerak dengan mantranya. Kemudian menerbangkan Topi Penyeleksi dan meletakkannya di atas kepala Neville, lalu membakarnya.

“Ini adalah contoh dari Anda yang takt ahu berterimakasih,” ucap Voldemort keras. “Tak ada lagi 4 asrama. Hanya aka nada satu asrama, yaitu Slytherin.”

Neville masih belum bisa bergerak, wajahnya tampak panik karena api yang menyala di atas kepalanya. Namun detik berikutnya, seseorang melepaskan mantra itu dari tubuhnya. Dengan kecepatan kilat, Neville mengarahkan pedang Godric Griffindor ke arah Nagini, menebasnya menjadi dua, menghancurkan horcrux terakhir Voldemort. Dengan itu, perang kembali terpecah.

Tubuh Harry yang tiba-tiba hilang bersembunyi dibalik Jubah Tak Terlihat, melindungi teman-temannya dari serangan Pelahap Maut.
Semua orang yang masih hidup, termasuk para peri rumah dan makhuk magis lain juga ikut berperang. Bellatrix Lestrange gugur di tangan Molly Weasley yang berapi-api karena kehilangan anaknya. Banyak dari tangan kanan Voldemort mati berguguran dalam perang itu.

Harry, yang akhirnya menguak kedoknya di balik jubah itu menyerang Voldemort dengan Expelliarmus, sedangkan Voldemort menyerukan kutukan terlarang Avada Kedavra.

“Kak Gian! Kakak di mana?” Rye yang terpisah dari Gian sejak tadi berusaha mencari-cari keberadaan gadis itu. Namun ia tak menyangka bahwa seniornya terbaring lemah dengan dahi berdarah yang sepertinya terbentur batu.

“Kak Gian! Kak Gian bangun Kak. Kita harus pulang! Bertahanlah Kak!” Rye yang panik menangis cukup keras.

“Rye…” rintih Gian pelan. Ia memberikan sebuah liontin berisi fotonya dengan pacarnya. “Ini benda berharga milikku. Cepat ucapkan mantranya…”

Rye yang tampak panik berusaha menampakkan wajahnya yang kuat. “Kau juga harus mengucapkannya bersamaku Kak…”

Rye mengeluarkan isi dari kantong yang berisi pecahan vas bunga itu. Rye melepas pita biru yang mengikat rambutnya. Mereka berdua kemudian memulai ritualnya, berusaha mengingat mantra yang harus dirapal.

“הזמן הוא אינסופי. הזמן הוא בלתי מוגבל. קח את מהותנו בחזרה. להחזיר אותנו אל הזמן שאנחנו אמורים להיות. Converto temporerum!”

***

“Kak? Kakak?”

Seorang menepuk pundaknya pelan berkali-kali. Gadis itu terkesiap dan menggenggam erat lengan orang yang membangunkannya. Raut mukanya menegang seperti orang yang habis kesurupan.

“Sekarang tanggal berapa? Katakan padaku sekarang tanggal berapa?”

Yang ditanya gelagapan karena takut, “Err… a-anu…. Sekarang tanggal… 15 Oktober 2017, Kak…”

“Kau yakin? Apa kau benar-benar yakin?” Pertanyaan memaksa itu hanya dijawab dengan sebuah anggukan. “Lalu di mana ini?”

Gadis bernama El itu menjawab dengan terbata-bata, “I-ini di perpustakaan Kak...”

Gadis itu bernapas lega, “Akhirnya aku kembali…” Ia berseru pelan, disambut dengan raut muka bingung salah satu staff perpustakaan yang melihatnya.

“Kembali dari mana Kak…? Kakak kan sejak tadi tidur di situ.”

Gadis itu, Rye, ternganga kaget menatap si gadis perpustakaan itu. “A-apa katamu…?”

“K-kakak tertidur saat membaca buku itu,” El menunjuk sebuah buka yang terbuka di atas meja, yang sepertinya dijadikan sebagai alas tidur Rye.

Dengan penasaran Rye membalik buku itu untuk melihat sampulnya, “Battle of Hogwarts : The Untold Story of Hufflepuff Heroes.”

Rye mengalihkan pandangannya pada sebuah benda yang ada di depannya. “Vas bunga itu!” seru Rye.

Segera ia mengambil vas bunga itu, menggoyangkannya sebentar, mendengar bunyi gemerincing dari dalam. Rye memasukkan tangannya ke dalam vas bunga itu, mengambil sesuatu yang ada di dalamnya, liontin dan pita berwarna biru.

Rye diam terpaku, “Kau…. Kau yakin aku sungguh tertidur di sini…?”

El mengangguk, “I-iya… Dari bagian resepsionis aku bisa melihatmu.”
“Aneh…” Rye menggumam. Ia bangkit, meninggalkan vas bunga dan buku itu di meja sembari membawa dua benda yang ia temukan dari dalam vas bunga.

Rye berjalan limpung menuju pintu keluar perpustakaan sebelum berpapasan dengan seseorang yang berdiri di depan bagian resepsionis.

“Kak Gian?”

Seniornya menoleh ke arahnya, “Oh hai Rye! Sedang apa?”

Rye menggeleng pelan kemudian menyadari sesuatu, “Kepala kakak kenapa?”

Gian menyentuh perban yang ada di kepalanya. “Oh ini! Luka karena jatuh pas latihan Quidditch. Aku baru siuman dari Rumah Sakit Wing. Dapat mimpi aneh, sih,” jelasnya Gian. ”Lalu aku menyadari barangku ada yang hilang dari saku. Kau tahu? Bagian lost-and-found kan ada di perpustakaan ini. Jadi aku mau tanya.”

Rye masih mengingat semua rentetan kejadian itu dengan jelas di kepalanya. “Apa Kakak mencari ini…?” Rye mengangkat liontin di tangannya.

Gian menyambarnya begitu saja. “Di mana kau menemukannya?”

Rye tertawa renyah, “Aku menemukannya di dalam vas bunga itu.” Rye menunjuk vas bunga berornamen bunga dari mejanya tadi. “Aneh kan?”

Terkadang ini semua bukan hanya kebetulan semata.

-THE END-

— End Plot Day 6. [ @AH_FleurQuest ]
Hufflepuff's Team • Dumbledore's Army.
( @evcrytimc and @sprxtefanta )
     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.