Notes

@sugxrpeach ㅡ 3MS/545


1. Bangsa babylonia menggambarkan alam semesta ini merupakan kubah tertutup, dengan bumi sebagai lantainya. Di sekeliling bumi dianggap terdapat jurang yang tergenang air. Di seberang air terdapat gunung tinggi penyangga langit. Para ahli pada zaman itu telah mengetahui panjang tahun yaitu 365. mereka dapat memprediksi gerhana matahari dan bulan. hasil terjemahan teori bangsa Babilonia baru-baru ini menjelaskan bahwa posisi dan pergerakan dari bintang dan planet dihitung berdasarkan persamaan yang kompleks dari peradaban Bangsa Sumeria. Bangsa babylonia tidak memiliki pemahaman tentang teori dasar.


4. Latar belakang keadaan tetap

menurut teori ini alam semesta tidak ada awalnya dan tidak akan berakhir. Alam semesta selalu sama. Teori ini dilatarbelakangi karen menurut Bondi, Gold dan Hoyle Materi secara terus-menerus datang berbentuk atom-atom hidrogen dalam angkasa yang membentuk galaksi lama yang bergerak menjauh. Teori ini berdasarkan prinsip kosmologi yang menyatakan bahwa alam semesta akan selalu sama. teori ini didukung oleh kenyataan bahwa galaksi baru mempunyai jumlah yang sebanding dengan galaksi lama. Jadi, teori ini beranggapan bahwa alam semesta itu tak terhingga besranya dan tak terhingga tuanya.



5. Teori Bigbang

Alam semesta berasal dari gumpalan superatom yang berbentuk bola api kecil dengan ukuran sangat kecil. Saking kecilnya, bola itu hampir tak berbentuk dan lebih dipandang sebagai titik dengan volume nol. Gumpalan ini memiliki massa jenis yang luar biasa tinggi dengan suhu sekitar 1 trilyun derajat celcius. Gumpalan superatom ini nantinya meledak dan memuntahkan seluruh isi dari alam semesta. Kemudian, ukuran bola api kecil tersebut bertambah. Setelah itu, ukuran superatom terus bertambah dengan sangat cepat hingga terjadi peristiwa yang dikenal dengan dimulainya ruang dan wantu, kemudian terjadi ledakan dahsyat yang dikenal dengan nama teori bigbang. Big Bang melepaskan sejumlah energi ke alam semesta yang kelak membentuk seluruh materi alam semesta. Atom hidrogen terbentuk bersamaan saat energi dari Bing Bang meluas keluar. Seiring dengan bertambahnya luas, atom hidrogen tersebut terus bertambah banyak berkumpul membentuk debu dan awan hidrogen atau nebula. Awan hidrogen tersebut makin lama makin padat dengan temperatur jutaan derajat celcius. Awan hidrogen inilah yang menjadi bahan pembentuk bintang-bintang di alam semesta. Setelah terbentuk banyak bintang, bintang -bintang berkumpul membentuk kelompok yang kemudian disebut galaksi. Dari galaksi kemudian dikenal dengan tata surya, jagat raya mempunyai bermilyar-milyar tata surya, salah satunya tata surya yang kita tinggali sekarang ini galaksi bimasakti.