NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

﹝Self plot - For fleur challenge ﹞

@AutumnLFisher -450

"There's something wrong with the book."

Jari-jari Lean menyentuh puluhan buku yang ada di rak perpustakaan, selagi kakinya terus melangkah ke arah kanan.

Manik biru sang dara terfokus ke arah judul yang tertera pada buku-buku, seakan mencari sebuah buku disana.

Selama beberapa saat ia berputar-putar mengelilingi rak-rak buku yang ada di perpustakaan, namun ia belum menemukan buku yang menarik untuk dibaca.

"Venez à moi.......Venez à moi........"

Langkah si pemilik marga Fisher ini terhenti, ketika ia mendengar suara bisikan aneh.

Sang dara menengok ke arah sekitarnya, namun tak ada satupun orang disana. Ya, memang tak ada orang di area rak buku tempat Lean berada sekarang.

"Ummm....adakah orang disana?" ujar gadis muda ini untuk memastikan, selagi netra birunya terus mencari sumber suara.

Tak ada jawaban. Hal tersebut membuat si gadis Slytherin ini terdiam selama beberapa saat.

"Venez à moi.......Venez à moi........"

Suara itu kembali terdengar dan membuat sang dara risih. Ia pun memutuskan untuk mencari sumber suara itu.

Langkahnya ia perlambat, selagi ia mencari dengan teliti.

Jujur saja, Lean sedikit ketakutan sekarang. Hal itu terlihat jelas dari wajahnya yang nampak sedikit pucat.

"Trak...!"

Tanpa adanya guncangan, tiba-tiba sebuah buku berpenampilan unik jatuh dari rak buku.

"Hiakkk....!"

Sang dara cukup terkejut saat itu, hingga ia langsung reflek menengok ke tempat jatuhnya buku.

Buku itu berhasil memikat Lean, begitu beberapa saat dipandang. Ya, kini si pemilik manik biru penasaran dengan isi buku berwarna perak tersebut.

Dengan gengaman erat, putri tunggal dari keluarga Fisher ini pun mengambil buku yang sudah berada di atas ubin.

Tidak ada judul di atas buku itu. Cukup aneh memang, namun enah kenapa Lean tetap berminat untuk membaca isinya.

Dibawanya buku itu digengaman tangan kirinya, selagi ia mencari tempat duduk kosong dan sepi.

Jika tidak tahu, gadis muda ini memang benci keramaian. Jadi jangan bingung, jika ia selalu mencari tempat yang sepi.

Setelah mendapatkan tempat yang gadis muda ini rasa nyaman, ia segera membuka buku tersebut dengan penuh rasa penasaran.

"Sebenarnya, ini buku apa ya?" tanya Lean, kepada dirinya sendiri.

Jari-jari tangannya perlahan membuka buku yang barusan ia temukan, selagi manik birunya menatap tulisan yang ada di dalam buku tersebut.

Aneh sekali, buku itu kosong. Beberapa kali Lean coba membolak-balik buku itu, namun tak ada tulisan yang muncul.

"Hengg...kenapa buku kosong begini, ada di perpustakaan?" ujar sang dara sedikit bingung, namun tentu saja ia tak mendapat jawaban atas pertanyaannya itu.

"Sudahlah, tak berminat untuk membaca lagi." Lanjutnya, lalu menghela nafas pelan.

Ia menutup kembali buku yang membuatnya kecewa barusan, lalu melipat kedua tangannya untuk kemudian ia jadikan tempat bersandar kepalanya di meja.

Selama beberapa saat si pemilik marga Fisher ini memejamkan matanya, sembari memikirkan beberapa hal secara acak.

"Brukk.....!"

Buku dihadapannya mendadak terbuka sendiri, walaupun tak ada angin yang mendorong buku itu terbuka.

'Aneh.'

Ucapan tersebut melintas sekilas di pikiran sang dara.

Lean hanya melirik bingung ke arah buku yang sekarang kembali terbuka. Pikirannya mulai mengarah kesana dan kemari, menebak-nebak soal bagaimana buku tersebut bisa terbuka sendiri.

"Ghyaaaa....!"

Gadis muda tersebut terkejut, begitu muncul cahaya putih dari buku tersebut. Segera mungkin ia bergerak mundur kebelakang, namun usahanya gagal. Ada sesuatu yang membuatnya tertarik untuk mendekat ke arah buku.

Dalam hitungan detik, tubuh jangkung sang dara masuk ke dalam buku asing tersebut.

"Bruk....!"

Tubuh si pemilik surai pirang tersebut, kini berada di ruangan asing. Ruangan tersebut nampak gelap dan berdebu.

"Hatchuuu.....!"

Bersin-bersin tidak dapat di hindari oleh si gadis muda yang memiliki alergi terhadap ruangan berdebu ini. Hidungnya perlahan memerah, seakan dirinya sedang terkena flu berat.

"Gudang? Hachiii...." ucap Lean, selagi ia bangkit berdiri dan melirik ke arah sekitar.

'Aneh, bagaimana bisa aku kemari,' pikirnya, dengan wajah yang nampak bingung.

"Takk....tak....tak....."

Tak selang beberapa lama, seorang nenek tua berwajah kusut dan berpakaian compang-camping datang menghampiriku.

"Nona muda, kau harus menolongku." Ujar nenek tersebut, seraya terus mendekati Lean.

"Siapa kau? Cepat menja...hachiii...."

Perlahan-lahan, tungkai sang dara membawa gadis tersebut mundur dari nenek yang terus mendekatinya.

"Pergi! Aku tidak mau bicara pada orang asing." Bentak si gadis bersurai pirang, seraya memasukkan tangan kanannya ke saku.

Dia memang mencari tongkat sihir miliknya, untuk dengan cepat ia keluarkan.

"Mundur kataku!" ujar si Fisher muda, sambil mengacungkan tongkat sihirnya.

"Kau harus membawaku keluar atau kau yak akan keluar nona. Hahahaha."

Nenek itu mengeluarkan tawanya yang terdengar sangat buruk dan menyakitkan telinga.

"LOH-koh-moh-tor MOR-tis!" lafal Lean dengan cepat, sembari mengerakkan tongkat sihirnya.

"Bruk!"

Kaki nenek tersebut terikat dan jatuh. Ini kesempatan bagus bari Lean untuk kabur.

"Fisher sialan! Kau harus mempertanggung jawabkan perbuatan pendahulumu!" teriak nenek itu dengan suara yang kencang.

Gadis muda ini terkejut dengan teriakan itu. Ia langsung berlari sesegera mungkin, sebelum nenek tua itu berhasil melepaskan dirinya.

Ia berlari dengan cepat, namun langkahnya terhenti begitu melihat nenek tadi sudah berada di hadapannya.

"Ingin cara kasar bukan begitu? Fisher? Ku tak menyangka, betapa bodohnya keturunan terakhir Fisher. Hahahaha." Ujar nenek tersebut, seraya mengacungkan wandnya ke arah si gadis muda.

"KROO-see-oh!" lafal nenek tersebut, melemparkan sebuah kutukan tak termaafkan kepada targetnya.

"Khyaaaaaaa......!"

Tubuh Lean terjatuh ke ubin hanya dalam waktu beberapa detik. Ia terus berteriak untuk menahan rasa sakit luar biasa dalam tubuhnya.

"Sepakat atau mati!"

Nenek tersebut berteriak, selagi tangan kanannya terus memegangi wand yang ia acungkan kepada si Fisher muda.

"Hentikan, kumohon! Hiakkkkk..........!" ujar Lean, selagi ia menahan rasa sakit di tubuhnya.

"Hahahaha....dasar lemah." Ujar Nenek asing itu, melangkah maju perlahan.

Ia menarik kerah jubah milik sang gadis muda, seraya menatap manik birunya.

Lean dapat melihat jelas wajah nenek tua itu. Tunggu! Rasanya luka di wajah itu tidak asing. Sang dara merasa pernah melihat luka di wajah nenek itu.

"Luna Kwazolve."

Si gadis muda seketika menyebutkan sebuah nama. Ia mengingat sesuatu tentang nama itu. Rupanya, wanita itu adalah sosok wanita yang pernah di sebutkan oleh ayahnya untuk Lean hindari.

Tapi, mengapa dia masih hidup? Lean mengingat jika wanita itu harusnya sudah lenyap. Jadi selama ini wanita itu terperangkap rupanya.

"Kau tahu namaku rupanya, bocah! Hahaha. Bagus, berarti kau sadar apa yang telah keluargamu perbuat. Sekarang kau yang harus membebaskan aku!" ujar nenek tua itu, lalu menarik surai pirang sang dara dan membuat kepalanya terjungkir ke belakang.

Setelah puas, ia menarik lengan Lean, lalu mendorong lengan jubahnya gara sedikit ke atas.

"Aku membutuhkan darahmu." Lanjut nenek itu, sembari mengeluarkan sebuah pisau kecil.

Ia memegang erat tangan gadis muda dihadapannya, lalu mengoresnya.

"Lepas! Aku tidak akan membebaskanmu. Kau jahat! Kau membunuh paman! Jika dibebaskan, kau bisa membahayakan keluargaku." Ucap Lean membalas, lalu menarik lengan tangannya.

"Musnah kau!" teriak sang dara, lalu menendang tubuh nenek tua itu agar melepaskannya.

Terima kasih untuk luka itu, Lean kini ingat dengan ucapan ayahnya.

"Ucapkan Me ramène, jika kau bertemu dengannya."

Lean ingat betul ucapan ayahnya dalam bahasa asing, ia tak mengerti artinya dan ia tidak peduli sebenarnya.

"Me ramène." Lafal Lean dengan jelas, membuat tubuhnya kembali ke dimensi yang seharusnya.

"Leannn.....?"

Seorang wanita yang merupakan penjaga perpustakaan membangunkan si Fisher muda saat itu.

"Hengg.....ya?"

Lean terbangun saat itu, ia melirik sekitarnya dalam bingung. Ia tak mengingat kejadian yang terjadi, selain saat ia mencari buku-buku tadi.

"Mengapa aku tertidur disini?" gumam sang dara pelan, sembari menggaruk lehernya.

"Kau baik-baik saja nona?" tanya penjaga perpustakaan itu, selagi manik hijaunya menatap mata Lean.

"Ya madam, aku baik-baik saja." Ujar gadis pemilik marga Fisher ini, lalu mengangguk pelan.

Walupun sang dara lupa dengan kejadian yang telah terjadi, sebenarnya ia merasakan sebuah keganjilan.

Ia mengingat kejadian buku asing yang terjatuh saat ia mencari buku. Karena penasaran, Lean memutuskan untuk mencari buku yang tadi terjatuh ke ubin.

Kedua tungkai sang dara perlahan membantunya bangkit dari tempat duduk, lalu pergi meninggalkan tempat membaca tadi.

"Saya permisi dulu." Ujar gadis muda ini dengan sopan, kepada sang penjaga perpustakaan.

Aneh sekali, buku itu menghilang. Lean tidak dapat menemukannya di area buku-buku tempat ia mencari buku tadi.

"Apa yang tadi itu hanya mimpi?" gumam Lean pelan, sembari menempelkan jari telunjuknya ke bibir.

"Tapi tadi terasa nyata kok." Lanjut gadis muda itu.

Karena ia merupakan tipe gadis yang masa bodo terhadap hal-hal semacam itu, akhirnya ia memutuskan untuk kembali ke asramanya saja.

"Sepertinya aku kurang sehat, jadi memikirkan hal yang aneh-aneh." Ujarnya, lalu berjalan kembali menuju asramanya.
     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.